Mohon tunggu...
Dwi Elyono
Dwi Elyono Mohon Tunggu... Dosen - Pencari

Penerjemah bhs Inggris bhs Indonesia/bhs Jawa; peneliti independen dlm kajian penerjemahan, kajian Jawa, dan semantik budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(Satu Lagi) Kelebihan Orang Indonesia Dibanding Orang Australia

16 Juni 2017   01:05 Diperbarui: 25 Agustus 2017   22:14 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo Pak Tjipta, mohon ijin nambahin ya. Ada lagi satu kelebihan orang Indonesia dibanding orang Indonesia. Pernah seorang Indonesia bekerja sebagai tukang kebun di Canberra di rumah seorang nenek bernama Elizabeth berusia 84 tahun. Saking tingginya (di mata dia) upah perjamnya sebagai tukang kebun, ia berteriak dalam hati, "Oh my god!" Tapi jelas tetap dikerjakan juga tugas-tugas berkebunnya.

Sampai pada minggu kesekian, ia tidak kuat lagi menahan hati karena upah yang terlalu tinggi itu, maka dikeluarkanlah uneg-unegnya, "Elizabeth, tolong diturunkan upah saya, upah saya terlalu tinggi, saya tidak tega Elizabeth membayar saya setinggi itu untuk pekerjaan seringan ini."

"Oh my god!" teriak nenek Elizabeth. "Upahmu itu sudah upah paling murah di Canberra. Umumnya tukang kebun dibayar 25 sampai 30 dolar sejam, kamu cuma 20 dolar."

"Kalau gitu, Elizabeth, tolong panjangkan jam kerja saya tapi upah tetap," pinta sang tukang kebun.

"My goodness! No, no, no, because it is not fair." teriak si nenek.

Maka pulanglah tukang kebun Indonesia dengan tangan hampa gagal mendapatkan penurunan upah.

Suatu hari lainnya selepas menyelesaikan pekerjaan berkebun, seperti biasa tukang kebun Indonesia berbincang barang lima sepuluh menit dengan si nenek. Tapi kali ini Elizabeth penyakit pikunnya kumat, maka bertanyalah ia, "Berapa ya biasanya aku bayar kamu untuk sekali datang?"

"40 dolar, nek, satu jam 20 dolar."

"Ah tidak mungkin. Nggak mungkin setinggi itu." sambil menerawang melihat awan.

Kemudian ndelewerlah si nenek ngonyang ngalor ngidul membahas semua hal mulai dari bintang di langit sampai kangguru di gunung di belakang rumahnya, sampai kemudian menutup pertemuan dengan mengatakan, "Okay, thank you very much for the fantastic job you have done. See you next week, okay?

"Okay, Elizabeth. Thank you very very much too."

Maka pulanglah tukang kebun Indonesia dengan tangan betul-betul hampa karena tidak dibayar satu dolarpun.

Itulah satu lagi kelebihan orang Indonesia dibanding orang Australia, yaitu suka dibayar murah, bahkan tidak dibayarpun happy-happy saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun