Mohon tunggu...
Dwi Agus Susanto
Dwi Agus Susanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru SD

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kritik

2 September 2018   11:48 Diperbarui: 2 September 2018   12:07 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

tidak melulu harus berisik

mengkritik perlu trik, teknik dan taktik

perlu diracik bermain dengan cantik

bila perlu sedikit menggelitik

atau dengan berbisik

agar kritikan tidak ditampik

kita tidak dianggap sirik

yang membuat orang lain jadi bergidik

mengkritik menunjukkan kita bersimpatik

jangan bikin orang jadi panik

nanti malah jadi intrik

lalu meluas menjadi konflik

kritik itu baik

agar kita lebih menarik

menjadi insan yang laik

menjadi pribadi yang karismatik

mengkritik jangan munafik

buruk katakan buruk, baik katakan baik

tapi dengan kata-kata yang mendidik

jangan sampai yang dikritik jadi tercabik

kritik bagaikan mozaik

tempel sana sini jadi apik

juga bagaikan musik

tambahkan lirik jadi asyik

atau batu akik yang antik

dengan warna yang eksotik

juga hujan yang gemericik

menghapus sisa-sisa paceklik

kritik membuatmu tampil bak wanita cantik

anggun dengan sedikit kosmetik

bibir merah diusap lipstik

dalam balutan batik dan tunik

jika ada yang antikritik

mungkin dia kurang piknik

karena bukan lagi bocah cilik

yang masih suka main plastik

suruh dia ke kampung untuk mudik

kasih makan saja itik-itik

atau antar dia ke dokter untuk disuntik

sembuhkan dari penyakit antikritik yang sudah kronik

sedikit larik-larik disusun bagai manik-manik

di kertas yang cuma secarik

sambil menunggu istri balik

di bawah sinar mentari yang terik

ditemani teh tarik

sambil mendengarkan musik

juga kawannya pemantik

daripada lelah fisik

menunggu pedagang keripik

yang tak berhenti bolak-balik

mengharap datangnya hujan rintik

membasahi susunan keramik

dari kertas secarik lalu diketik

jadi catatan kecil yang apik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun