Mohon tunggu...
Dwi Yani
Dwi Yani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurusan Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

saya orang yang suka mencoba hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Childfree", Anak Bukan Masalah tapi Amanah

17 Oktober 2022   23:36 Diperbarui: 17 Oktober 2022   23:39 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari hasil penelitian hadis tersebut, didalam agama islam kita dianjurkan untuk memiliki anak dan memperbanyak keturunan. Selain itu, menikah juga merupakan perantara untuk mlahirkan anak-anak yang sholeh,  jika tidak ada pernikahan maka tidak akan ada anak yang sholeh. 

Dalam membangun bahtera rumah tangga yang diridhai oleh allah maka kita harus memperbaiki niat terlebih dahulu jangan sampai kita salah niat dalam menjalankannya. Kemudian dalam mendidik anak kita juga harus menanamkan nilai agama agar anak tersebut tahu mana perbuatan yang baik mana yang buruk dan anak tersebut juga akan tahu apa-apa saja perintah dari sang maha pencipta. 

Jika kita lihat dari sudut pandang pemerintah maka childfree ini akan sangat sangat berpengaruh pada masalah sosial, ekonomi dan demografi negara, karena digadang-gadang indonesia akan mengalami bonus demografi dimana penduduk usia produktif lebih tinggi daripada penduduk usia non-produktif. Apabila keputusan childfree banyak diambil oleh pasangan suami istri makan akan mempengaruhi bonus demografi dan laju pertumbuhan, serta jika pertumbuhan penduduk rendah maka akan menjadi beban negara.

Ada juga yang berpendapat bahwa penduduk di indonesia sekarang sudah sangat banyak dan tidak ingin menambah populasi lagi dan pasutri juga bisa mengadopsi anak dari panti atau yayasan. Memang penduduk indonesia sangat banyak tapi kita masih bisa hidup dan menghirup udara ditengah padatnya populasi ini dan pemerintah juga sudah sejak lama mencanangkan program KB untuk mengatur jumlah kelahiran dan populasi penduduk.  Sebenarnya bukan wilayah atau penduduk yang harus dikurangi tetapi hati yang harus dilapangkan, bukan ego yang harus selalu diagungkan dan dijunjung tinggi.

Lalu untuk masalah anak yang bisa diadopsi, memang hal seperti itu bisa dilakukan tetapi momen-momen sorang ibu itu yang tidak akan kita dapatkan, sensani mengandung, ngidam, melahirkan, melihat anak tumbuh dan berkembang mulai dari belajar tengkurap, berjalan dan memanggil kita dengan sebutan "ibu". 

Dimana momen itu akan kita dapatkan sebagai orang tua yang sebenarnya. Disaat kita tua, anaklah yang akan menjaga dan merawat kita kalau mereka tidak ada maka kesepianlah yang akan kita jalani setiap harinya tanpa ada teman untuk sekedar bercerita dan mengenang masa lalu yang pernah dijalani dan menjadi kisah yang sangat indah dikemudian hari. 

Memang sekarang kita tidak meraskannya tapi ketika kita sudah mulai menua, disitulah kita baru menyadari bahwa keputusan yang diambil di masa lalu adalah sebuah kesalahan yang tidak akan pernah bisa kembali diulang.

Manusia memiliki takdir dan rezekinya masing-masing begitu juga seorang anak pasti juga memiliki rezekinya tersendiri jadi jangan khawatir akan kesulitan finansial, memang terkadang manusia memang diuji terlebih dahulu sebelum diberi kenikmatan yang datang entah dari mana asalnya. Kehidupan masih sangat panjang tapi kita sudah berpikir terlalu jauh akan masa depan yang belum pasti akan terjadi sesuai dengan ekspektasi dan mereka lupa bahwa masih ada yang maha kuasa untuk mengatur kehidupan mereka kedepannya akan berakhir dengan bahagia atau berakhir dengan kesengsaraan dan kesendirian. 

Seorang anak bukan perusak kebahagiaan kedua orang tuanya dan bukan pula menambah bebannya, anak adalah amanah dari sang pencipta, penyemangat bagi orangtuanya yang baru pulang kerja, penghibur orang tuanya dikala terpuruk akan keadaan yang tiba dan pelengkap didalam keluarga yang bahagia. 

Memang ada sebagian pasangan suami istri yang bahagia hanya tinggal berdua, melakukan semuanya berdua sampai lupa bahwa mereka membutuhkan seorang anak untuk merawat mereka di hari tua. 

Ada yang mengatakan bahwa kita tidak perlu anak, kita bisa menabung untuk persiapan hari tua, lalu apa gunanya sanga maha pemilik segalanya jika kita sudah merencanakan sesuatu tanpa ingat bahwa kedepannya ada banyak masalah yang tiba-tiba akan diterima dan kita sebagai manusia yang masih banyak memiliki dosa sudah berani merancang masa depan yang belum pasti akan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun