ABSTRAK
Candisari adalah sebuah desa yang ada di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah Indonesia. Menurut data yang diperoleh dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan mulai 26 Januari-26 Februari 2021, masyarakat Desa Candisari masih belum menerapkan protokol kesehatan seperti tidak menggunakan handsanitizer saat bepergian. Dari permasalahan tersebut dibuatlah handsanitizer dengan bahan yang mudah di dapatkan seperti lidah buaya. Selain itu penanaman lidah buaya juga mudah untuk dibudidayakan. Pendekatan yang digunakan adalah mengajak warga untuk membuat handsanitizer. Pendekatan ini dilakukan agar warga dapat dengan mudah membuat handsanitizer dengan bahan yang mudah didapatkan. Hasil dari program ini bahwa warga merasa termotivasi dan membangkitkan semangat warga agar selalu menjaga kesehatan tubuh.
Kata kunci : produk, handsanitizer, candisari
LATAR BELAKANG
Candisari adalah sebuah desa yang ada di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah Indonesia. Desa Candisari terletak di ujung Kecamatan Purwodadi dengan batas sebelah Utara yaitu Desa Cingkrong Kecamatan Purwodadi, batas sebelah Selatan Desa Sugihan Kecamatan Toroh, batas sebelah Timur Desa Genuksuran Kecamatan Purwodadi dan batas sebelah Barat Desa Pengkol Kecamatan Penawangan. Desa candisari memiliki jumlah penduduk laki-laki sebanyak 239.000 jiwa sedangkan perempuan sebanyak 248.000 jiwa. Desa Candisari saat ini dipimpin oleh Kepala Desa yang bernama Bapak Eko Sutjipto, S.H,M.H dan dibantu oleh seorang Sekretaris Desa yaitu Ibu Andri Astuti. Sebagian besar mata pencaharian penduduk sebagai petani, sebagian lagi sebagai pencari nafkah di kota besar / buruh sebagian lagi sebagai pedagang.
Gambar 1. Peta Desa Candisari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan
Ditengah masa sulit pandemi Coronavirus Desease 2019 (COVID19) hampir semua sektor terdampak termasuk kesehatan. Selama pandemi banyak orang-orang yang kurang memperhatikan protokol kesehatan. Jika tidak menerapkan protokol kesehatan maka tubuh akan dengan mudah terkena virus. Menurut data yang diperoleh dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan mulai 26 Januari-26 Februari 2021, masyarakat Desa Candisari masih belum menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dengan baik dan jika keluar rumah tidak memakai handsanitizer. Selama pandemi sekolah menerapkan metode belajar dari rumah hal ini menyebabkan tidak adanya aktivitas di sekolah sehingga anak-anak bisa bermain di rumah. Namun anak-anak juga masih belum menggunakan masker dengan baik. Kadang ada juga anak yang mengikuti bimbingan belajar tidak memakai masker padahal selama bimbingan belajar anak tersebut berinteraksi dengan teman nya yang lain. Dan jika ke pusat perbelanjaan masih ada yang tidak mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer.
Di desa Candisari setiap rumah sudah disiapkan tempat cuci tangan namun masih belum menggunakan masker dan menggunakan handsanitizer jika bepergian. Penjual yang ada di sekitar juga tidak menggunakan masker dengan baik. Padahal penggunaan masker sangat penting bagi kesehatan tubuh di masa pandemi seperti ini.Â
Berdasarkan latar belakang diatas solusi yang bisa diambil yaitu menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan handsanitizer saat bepergian. Dan handsanitizer dapat dibuat sendiri dengan harga yang murah dan mudah membuatnya. Jadi orang-orang tidak ada alasan lagi untuk menggunakan handsanitizer dengan baik.
METODE
Sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat Desa Candisari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah Indonesia. Mereka merupakan ibu rumah tangga, orang lanjut usia dan anak-anak. Pendekatan yang digunakan adalah mengunjungi langsung ke rumah warga dan mengajak anak-anak untuk membuat handsanitizer dengan bahan yang mudah di dapatkan. Pendekatan ini dilakukan agar warga juga dapat mengetahui cara pembuatan handsanitizer dengan mudah. Tahapan dalam kegiatan KKN dilakukan dengan (1) identifikasi kebutuhan masyarakat, (2) perancangan, (3) pembuatan. Pertama tahapan identifikasi kebutuhan masyarakat wawancara dan observasi langsung kepada warga sekitar. Kedua tahapan perancangan dilakukan dengan diskusi. Ketiga pembuatan dilakukan dengan cara praktek secara langsung bersama anak-anak.