Mohon tunggu...
Dwi Aprilytanti Handayani
Dwi Aprilytanti Handayani Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Jawa Timur

Alumni Danone Digital Academy 2021. Ibu rumah tangga anak 2, penulis konten freelance, blogger, merintis usaha kecil-kecilan, hobi menulis dan membaca Bisa dihubungi untuk kerjasama di bidang kepenulisan di dwi.aprily@yahoo.co.id atau dwi.aprily@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Wahai Perempuan! Singsingkan Lengan Baju, Mari Menuju NZE 2060

18 Juni 2024   17:11 Diperbarui: 21 Juni 2024   09:17 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peran Perempuan Mewujudkan NZE 2060. Dokpri

Hari masih gelap. Namun tungku berbahan bakar ranting kering dari pohon mangga di depan rumah sudah menyala. Ibu memasak nasi dalam dandang di atas tungku dan menggoreng lauk untuk sarapan di kompor minyak tanah di dapur.

Setelah nasi matang, sisa air untuk memasak nasi digunakan untuk air hangat buat kami mandi. "lumayan, hemat minyak tanah" kata ibu. Lauk dan nasi untuk sarapan siap di waktu yang tepat, kami pun bersekolah dengan bersemangat.

Perempuan, Tradisi dan Energi

Kenangan masa kecil itu menjadi sumber motivasi, bahwa ibu merupakan sosok yang sangat berpengaruh dalam pemanfaatan energi agar tidak terbuang percuma sehingga berdampak pula pada kondisi finansial keluarga. Hal ini tidak terlepas dari posisi perempuan atau sosok ibu dalam tradisi nusantara dalam kehidupan bermasyarakat.

"Matikan lampu kalau tidak digunakan" "Ayo makannya dihabiskan, jangan buang-buang rezeki" "Keluar kamar mandi air dimatikan" "Nggak usah beli baju baru ya, baju tahun kemarin masih bagus karena jarang dipakai" Berbagai teguran, petuah, nasehat, perintah untuk berhemat termasuk penghematan energi selalu datang dari sosok ibu sebagai pemengaruh (selain ayah) dalam rumah tangga.

Kecerewetan ibu mungkin tidak terlepas dari anggapan bahwa perempuan tidak jauh-jauh dari dapur -- kasur - sumur. Ibu, paling bertanggung jawab dengan urusan dapur. Perempuan sebagai istri merupakan pendamping bagi suami. Ibu bertanggung jawab dalam kebutuhan pakaian yang layak dan bersih bagi seluruh anggota keluarga.

Padahal melalui pesan-pesan yang terkesan cerewet itu tersimpan pesan yang lebih mulia : hemat energi, upayakan nol emisi, berbuatlah hal-hal mendasar untuk mencintai lingkungan. Betapa tidak! selalu menghabiskan makanan membantu food lost dan food waste sehingga mengurangi kadar gas metana dari sampah makanan. Membeli baju baru menunggu jika yang lama sudah tidak muat atau aus berarti mengurangi jejak karbon sebab proses produksi baju hingga distribusi menghasilkan emisi yang tinggi. Nasehat "kuno" ibu untuk bijak dalam beraktivitas kini menjadi motivasi bagi perempuan mewujudkan net zero emisi.


Sekilas Tentang Net Zero Emission 2060

Isu perubahan iklim semakin nyata dampaknya. Suhu bumi kian panas, bencana alam berupa banjir, angin topan semakin sering terjadi, kekurangan air bersih dan gagal panen menjadi ancaman yang patut diwaspadai. Jika gejala perubahan iklim tidak segera diatasi, bencana lebih besar akan menanti.

Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi dampak perubahan iklim, salah satunya adalah program Net Zero Emission yang dicanangkan berbagai negara. Net Zero Emission atau emisi nol bersih merupakan kondisi di mana jejak karbon yang bersumber dari aktivitas manusia tidak melebihi jumlah emisi yang diserap bumi. Hutan dan laut selama ini menyerap emisi karbon. Dengan demikian atmosfer tidak penuh oleh emisi yang menyebabkan efek rumah kaca sebagai pemicu pemanasan global.

Keseriusan negara-negara di dunia dalam mewujudkan emisi bersih dituangkan dalam Conference of Parties (COP) di Glasgow. Kesepakatan yang disebut Conference of the Parties (COP26 Glasgow) menyepakati untuk membatasi peningkatan suhu permukaan bumi tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius. Setidaknya 146 dari 195 perwakilan negara di dunia termasuk salah satunya Indonesia berkomitmen pada pencapaian Net Zero Emisi (NZE) Pemerintah Indonesia mentargetkan Net Zero Emisi pada tahun 2060 (NZE 2060) bahkan jika mampu akan dipercepat.

Bagaimana cara mencapai Net Zero Emission? beberapa langkah berikut bisa mendukung terwujudnya emisi bersih:

  • Menanam pohon

Pepohonan akan membantu menyerap emisi karbon dan hasil fotosintesis menghasilkan oksigen bagi kehidupan

  • Mengurangi penggunaan transportasi pribadi dan beralih ke transportasi umum
  • Mengurangi sampah makanan

Sampah dan sisa makanan yang menumpuk memproduksi gas metana yang bisa menyebabkan polusi udara

  • Menghemat listrik

Sebagian besar pembangkit tenaga listrik di dunia dan Indonesia masih menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya. Menghemat listrik sama halnya dengan membantu mengurangi emisi dari pembangkit tenaga listrik.

  • Beralih ke Energi Baru Terbarukan

Energi Baru Terbarukan (EBT) adalah energi yang bersumber dari alam dan sifatnya bisa diperbarui seperti panas matahari, biogas, panas bumi dan air. Berbeda dengan bahan bakar fosil seperti minyak bumi yang keberadaannya sangat terbatas, dan jika habis tidak bisa diperbaharui serta emisinya menyumbang polusi, EBT bersifat lebih ramah lingkungan

Peran Serta Perempuan dalam Mewujudkan NZE 2060

Mewujudkan NZE 2060 idealnya adalah tugas segenap komponen bangsa, baik itu pemerintah, pelaku industri maupun masyarakat pada umumnya. Perempuan sebagai bagian dari komponen bangsa memegang peran penting dalam rumah tangga untuk menghemat energi hingga beralih ke EBT demi mencapai NZE 2060.

Bagaimana perempuan bisa berperan dalam pencapaian NZE 2060? Beberapa cara berikut bisa dilakukan:

1. Memanfaatkan EBT dalam aktivitas rumah tangga

Pekerjaan mencuci, memasak dan menyetrika merupakan tiga kegiatan utama rumah tangga yang membutuhkan energi paling besar. Jika ibu rumah tangga menggunakan peralatan hemat energi dan memanfaatkan EBT artinya telah membantu pencapaian NZE 2060.

Beberapa contoh upaya perempuan dalam pemanfaatan EBT di Indonesia adalah :

  • Pemanfaatan biogas di Desa Cabbeng Bone, Sulawesi Selatan sejak tahun 2013. 

Menurut warga, cukup dengan kotoran dari dua ternak sapi mereka bisa memanfaatkannya menjadi biogas dan bisa digunakan sebagai bahan bakar memasak hingga 8 jam. (Merdekacom) Ampas hasil proses biogas juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kandang.

  • Pemanfaatan biogas di Desa Meduwo Kediri

Salah satu penggagas pemanfaatan biogas di Desa Meduwo Kediri adalah wanita yang berprofesi sebagai peternak sapi. Uma Rindy Pangestu mengaku memanfaatkan biogas menggunakan peralatan yang dibeli dengan harga 4 juta setelah disubsidi pemerintah dari harga normal 7 juta.

Uma Rindy Pangestu, pelopor pemanfaatan EBT Biogas, sumber foto : Radar Kediri
Uma Rindy Pangestu, pelopor pemanfaatan EBT Biogas, sumber foto : Radar Kediri

Berkat pemanfaatan biogas, masyarakat Desa Meduwo yang rata-rata berprofesi sebagai peternak tidak hanya mendapatkan sumber EBT namun juga mampu menekan polusi lingkungan karena kotoran hewan dapat diolah kembali menjadi sumber energi tanpa mencemari sungai dan lingkungan sekitarnya. (Radar Kediri)

  • Pemanfaatan EBT Mikrohidro di Sumber Kapong, Tiris Kabupaten Probolinggo

Sekitar 200 keluarga yang tinggal di dusun di lereng pegunungan Argopuro ini telah memanfaatkan sumber air menjadi energi listrik selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Terdapat tiga Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro yang digunakan untuk mengkonversi aliran air sungai menjadi tenaga listrik.

EBT Mikrohidro di Sumber Kapong, Tiris Probolinggo Sumber : Probolinggokab.go.id
EBT Mikrohidro di Sumber Kapong, Tiris Probolinggo Sumber : Probolinggokab.go.id

Muhammad Rasyid sebagai pionir EBT Mikrohidro di Sumber Kapong mengaku bahwa ia dengan dukungan Suryani sang istri membangun instalasi EBT ini secara swadaya dengan menjual hewan ternak serta perhiasan istri tercinta. Kini EBT Mikrohidro tersebut mampu melayani pelanggan lintas desa dan menetapkan iuran perbulan sekitar 70.000 rupiah per bulan yang bisa dibayar secara fleksibel bahkan boleh dibayar dengan hasil bumi sehingga tidak memberatkan masyarakat.

2. Memberikan perhatian khusus bagi perempuan yang memiliki kepedulian dan kemampuan dalam pemanfaatan EBT

Seyogyanya pemerintah memberikan bantuan dan dukungan pada tokoh-tokoh masyarakat terutama kaum perempuan yang dipandang memiliki andil besar dalam pemanfaatan EBT beserta sepak terjang mengedukasi masyarakat. Perhatian ini bisa berupa pendampingan, pelatihan, pembiayaan maupun keterbukaan bagi perempuan untuk mendapatkan pendidikan tinggi di bidang kelistrikan dan pemanfaatan EBT.

3. Mengoptimalkan peran LSM Perempuan untuk edukasi masalah EBT

Idealnya edukasi mengenai pemanfaatan EBT di tingkat rumah tangga terus digalakkan melalui berbagai program LSM berkoordinasi dengan pemerintah. Oxfam Indonesia sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai hasil konfederasi internasional mampu berkiprah dalam mengedukasi pentingnya pemanfaatan EBT di keluarga. Sejalan dengan visi Oxfam untuk mendukung gerakan global yang mampu menciptakan solusi untuk mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan, Oxfam memotivasi masyarakat untuk lebih peduli dengan isu perubahan iklim. Melalui media sosial instagram Oxfam Indonesia dan situs kolaborasi iklim, Oxfam yang telah aktif memperjuangkan kesetaraan dan memerangi kemiskinan di Indonesia sejak tahun 1957 gencar menyuarakan pentingnya kepedulian masyarakat pada umumnya dan perempuan khususnya terhadap kelestarian lingkungan. Tak jarang aksi-aksi nyatanya yang menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan menyita perhatian

Oxfam Peduli Lingkungan, Sumber : IG Oxfam Indonesia
Oxfam Peduli Lingkungan, Sumber : IG Oxfam Indonesia

Oxfam juga secara teratur mengadakan webinar, IG Live tentang keterkaitan perempuan dengan penanganan perubahan iklim, sistem pangan berkelanjutan, pemanfaatan EBT. Metode edukasi ini diharapkan membantu perempuan mengedukasi keluarga dan mendukung terwujudnya transisi energi adil dari penggunaan sumber energi fosil menjadi EBT tanpa membebani masyarakat.

4. Mengoptimalkan peran PKK dalam edukasi penghematan energi dan pemanfaatan EBT

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang merupakan perkumpulan ibu-ibu rumah tangga mulai di tingkat RT bisa menjadi corong pemerintah dalam memotivasi perempuan memanfaatkan EBT. Berharap setiap RT bisa mendapat pendampingan untuk memaksimalkan potensi energi terbarukan di sekitarnya. Misalnya bantuan peralatan biogas bagi RT yang sebagian warganya memiliki hewan ternak, bantuan instrumen pembangkit listrik bagi wilayah yang memiliki sumber air mengalir maupun panel surya agar bisa dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan PKK dan digunakan oleh masyarakat sekitar.

Sekilas Tentang Transisi Energi Adil

Transisi energi adil pada dasarnya adalah prinsip keadilan pada proses transisi tersebut. Dalam artian transisi energi tersebut tidak menimbulkan kesenjangan sosial pada masyarakat, tidak menimbulkan masalah baru terutama dalam hal kelestarian lingkungan, tidak menimbulkan pertikaian di tengah masyarakat maupun melemahkan perekonomian. Sebagai contoh, membanjirnya motor listrik yang diharapkan memanfaatkan EBT yaitu tenaga listrik sebagai pengganti bahan bakar fosil, pihak berwenang (dalam hal ini pemerintah) harus juga mempertimbangkan faktor keselamatan di jalan dengan tidak mengizinkan anak-anak kecil mengendarainya. Harus juga diperhitungkan jika penggunaan EBT dioptimalkan, biaya operasionalnya tidak membebani masyarakat kelas menengah ke bawah. Transisi energi adil memberikan perhatian khusus seharusnya tidak mematikan perekonomian terutama bagi kaum terpinggirkan. misalnya perlu dipikirkan solusi bagi para pengrajin, penjual makanan yang menggunakan gas bersubsidi dalam kegiatan ekonomi jika EBT dioptimalkan.

Pemanfaatan EBT sebagai salah satu langkah mewujudkan Net Zero Emission 2060 membutuhkan peran perempuan sebagai kunci utama pemengaruh dalam rumah tangga. Gelar penguasa Kasur -- Dapur -- Sumur sudah saatnya berubah dari stigma "merendahkan" menjadi jargon yang lebih tinggi derajatnya berkaitan dengan pemanfaatan energi dalam rumah tangga menuju NZE 2060 dalam isu mengatasi dampak perubahan iklim.

Daftar Pustaka :

1. Instagram Oxfam Indonesia

2. kolaborasiiklim.id

3.  Probolinggokab.go.id

4. Merdeka.com

5. Radar kediri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun