Kemajuan teknologi berimbas pada cara berkomunikasi. Jika beberapa dekade lalu komunikasi hanya melalui percakapan langsung atau jika jarak jauh dilakukan dengan bantuan telepon atau surat menyurat, di zaman digital komunikasi jarak jauh bisa dilakukan dengan chit chat di media sosial. Apalagi pilihan platform media sosial sangat beragam: whatsapp, facebook, instagram, X atau twitter, tiktok, discord, line dan berbagai platform lain memudahkan orang  bersilaturahim dengan kawan lama atau bertemu dengan teman baru. Media sosial juga memberi kesempatan untuk lebih mudah mengakses kabar-kabar terkini mulai dari berita regional hingga internasional, cerita-cerita melegenda hingga hal-hal yang sedang viral.Â
Mudahnya berkomunikasi dan mengakses informasi melalui media sosial memiliki dampak baik dan buruk. Dampak baiknya dengan membuka dan scrolling media sosial kita bisa memperkaya diri dengan pengetahuan dan tidak ketinggalan zaman tentang perkembangan terbaru di dunia. Kabar tentang Palestina misalnya, ketika sebagian besar media di eropa dan amerika memilih menutupi kebenaran dan lebih condong membela si penjajah zionis Israel, influencer Palestina mengabarkan fakta tentang pembantaian yang Israel lakukan terhadap bangsa Palestina. Dengan mengetahui kebenaran melalui media sosial, kita bisa membantu perjuangan Palestina dengan berbagai cara, menghimpun doa, mensupport perjuangan Palestina merdeka dengan meneruskan kabar terakhir agar mendunia dan megintensifkan doa.Â
Dampak buruk media sosial adalah karena keasyikan scrolling tak terasa banyak waktu terbuang untuk mencari tahu gosip-gosip artis terbaru. Misalnya sibuk mencari kabar terbaru drama Ryu Jun Yeol Vs Hyeri Vs Han So Hee . KEPO kenapa Hyeri bisa putus sama Ryu Jun Yeol, apakah benar Han So Hee jadi orang ketiga di antara mereka dan berbagai hal-hal yang sebenarnya tidak penting untuk dilakukan dan menyia-nyiakan waktu berharga di bulan Ramadan.
Agar Ramadan tidak berlalu sia-sia karena waktu terbuang gara-gara media sosial, maka sebaiknya dampak negatif media sosial diantisipasi dengan "berpuasa" yang bisa dilakukan melalui berbagai cara antara lain:
1. Lebih sering membaca buku
Kurangi pegang gadget, lebih sering mengisi waktu dengan membaca buku. Buku yang mengasyikkan untuk dibaca akan membuat lupa gadget dan membuat pembaca terkesima serta berusaha untuk segera tamat membaca. Jika ingin mengurangi scrolling media sosial coba deh pilih buku sebagai teman utama saat Ramadan
2. Sibukkan diri dengan berbagai jenis ibadah
Namanya aja bulan Ramadan, bulan penuh ampunan, bulan pahala dilipatgandakan, kalau nggak diisi dengan memperbanyak ibadah kan sayang. Pasang target tinggi untuk ibadah harian. Misalnya sehari mentargetkan khatam tilawah dua juz Al Qur'an, sholat dhuha minimal empat rokaat, sholat tahajud minimal delapan rokaat, tarawih di masjid dan sebagainya. Semakin banyak waktu dan tenaga terkuras untuk beribadah maka dengan sendirinya ketergantungan pada gadget akan berkurang. Tanamkan selalu pengingat bahwa kematian datang tanpa permisi, belum tentu tahun depan bertemu bulan Ramadan lagi.
3. Memacu kreativitas dengan kompetisi
Bagi konten kreator, penulis yang ingin konsisten berkarya silahkan memacau kreativitas dengan mengikuti berbagai kompetisi. Kompetisi Ramadan Bercerita seperti di Kompasiana ini cukup menyita waktu, tenaga, pikiran dan perhatian. Sebab berbagai tantangan harian butuh konsentrasi penuh dan kreativitas agar bisa dituntaskan dengan baik. Semakin banyak kompetisi yang diikuti semakin berkurang waktu untuk scrolling media sosial. Paling-paling buka laptop buat masuk ke microsite Kompasiana, buka YouTube dan Instagram buat setor video memenuhi tantangan harian Ramadan Bercerita
4. Batasi hal-hal yang dicari saat membuka media sosial
Udah pada sadar kan jika yang muncul di beranda media sosial dan halaman terdepan google search adalah hasil personifikasi? Apa yang sering kita cari maka hal-hal serupa akan muncul di beranda. Misalnya sering googling resep masakan, yakin deh di google discover di ponsel bakalan dominan menampilkan artikel tentang resep dari berbagai website. Batasi hal-hal yang ingin dicari di internet jika tak ingin terpapar dampak negatif media sosial sehingga banyak waktu terbuang.Â
Sekalinya mencari tahu tentang gosip artis, duh bakalan muncul berbagai link tentang si artis di google discover dan menambah rasa ingin tahu untuk membaca. Begitu juga saat membuka platform berbasis video. Yang muncul di beranda akan didominasi potongan video tentang hal-hal yang kita cqrai dengan sengaja. Jika ingin menghibur diri dengan membuka media sosial coba deh pilih mengunjungi akun-akun para ulama dan ustadz. Misal nih sekalinya nonton potongan video Ustadz Adi Hidayat di instagram, dan kasih reaksi like komen maka beranda kita akan dipenuhi konten dari ustadz lain seperti Ustadz Abdul Somad, Ustadz Salim A Fillah, Ustadz Felix Siauw dan lain-lain. Jadinya meski scrolling media sosial setidaknya untuk mendengarkan ceramah dan motivasi hidup yang berharga.
Mungkin masih banyak cara yang bisa diterapkan demi menghalau dampak negatif media sosial. Sebenarnya kendalinya ada pada diri sendiri agar bisa menyaring yang baik dari yang buruk sehingga saat Ramadan tidak membuang waktu sia-sia gara-gara terjerumus dalam godaan dunia maya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H