Persiapan dana infaq dan sedekah di bulan Ramadan sebaiknya diupayakan jauh hari. Keuntungannya adalah  di bulan Ramadan tidak terlalu merasa berat. Selain itu, tujuan yang baik dengan niat baik telah tercatat mendapatkan pahala. Andai usia tidak sampai pada bulan Ramadan, insyaallah niat kita menabung untuk keperluan amal dan sedekah di bulan Ramadan tetap mendapatkan pahala kebaikan.
2. Memasak sendiri
Berbuka puasa bersama keluarga di restoran memang sangat menyenangkan tetapi juga membutuhkan anggaran yang besar. Usahakan memasak sendiri dan berbuka bersama di rumah. Boleh kok praktek menu-menu khas restoran untuk dinikmati bersama keluarga di rumah saat berbuka puasa. Andai ingin istirahat dan tidak memasak barang sehari, utamakan membeli dagangan tetangga dan niatkan untuk bersedekah. Di Bazaar Ramadan perumahan kami misalnya ada penjual makanan yang berposisi sebagai orang tua tunggal, ada yang sedang bersusah payah membiayai anaknya kuliah. Maka jika sedang tidak sempat memasak atau bosan dengan menu masakan sendiri, saya biasa mengutamakan membeli masakan mereka yang berjualan di Bazaar Ramadan.
3. Bijak berbelanja
Bijak dan perhitungkan benar saat berbelanja agar lebih hemat dan tepat sasaran. Berbelanja cara cerdas itu misalnya : belnaja buah lokal yang sedang musim agar tidak menguras anggaran, memanfaatkan promo produk di swalayan sehingga bisa menghemat beberapa ribu rupiah.Â
4. Tidak lapar mata, ingatlah yang sedang susah
Salah satu kekurangan mayoritas warga muslim ketika bulan puasa adalah kurang bisa mengendalikan nafsu belanja dan cenderung lapar mata ketika membeli takjil. Didorong rasa lapar dan dahaga kebanyakan orang ketika berpuasa sudah merencanakan membeli takjil ini dan itu, namun ketika datang saat berbuka hanya beberapa saja yang dimakan dan bersisa. Saya pribadi sering mengingatkan anak-anak agar tidak lapar mata saat beli takjil. Alhamdulillah puasa tahun ini mereka semakin bijak dalam berbelanja. "Nggak usah banyak-banyak beli kuenya, ingat anak-anak Gaza sudah lama berpuasa tanpa tahu kapan berbuka, banyak kan yang meninggal karena kurang gizi gara-gara agresi zionis Yahudi" Begitu cara saya mengingatkan mereka. Anggaran untuk takjil pun bisa disisihkan untuk menyumbang Palestina karena kebetulan di masjid perumahan ada penggalangan dana dalam safari dakwah untuk Palestina.Â
Kami juga tak segan mengonsumsi sisa takjil di hari berikutnya. Tentu makanan yang masih layak dimakan lagi seperti roti atau cake "Mama aku hari ini takjilnya apa ?" tanya anakku, "Itu Terang Bulan kemarin masih sisa separuh box kan, sini Mama hangatkan pakai magic com" jawabku. Jadilah ia makan takjil dengan Terang Bulan hangat sisa semalam dengan cita rasa yang tetap, sedangkan saya seperti biasa cukup dengan takjil sebiji kurma.
5. Mengupayakan penghasilan tambahan
Di bukan Ramadan yang paling sering jajan adalah anak-anak. Itulah mengapa saya tak lelah mengingatkan agar mereka belajar berhemat dan tidak malu untuk mencoba mencari uang jajan tambahan. Caranya? saya menyarankan agar anak-anak mau mengumpulkan dan menjual barang-barang bekas yang ada di rumah. Gelas plastik bekas minuman, kardus sabun dari toko kelontong kecil-kecilan kami, bahkan rekan kerja ayahnya juga turut menyimpan botol-botol bekas air mineral di kantor untuk diberikan kepada anak-anak secara cuma-cuma.