Mohon tunggu...
Dwi Aprilytanti Handayani
Dwi Aprilytanti Handayani Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Jawa Timur

Alumni Danone Digital Academy 2021. Ibu rumah tangga anak 2, penulis konten freelance, blogger, merintis usaha kecil-kecilan, hobi menulis dan membaca Bisa dihubungi untuk kerjasama di bidang kepenulisan di dwi.aprily@yahoo.co.id atau dwi.aprily@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ida Bagus Mandhara Brasika, Pemrakarsa Bank Sampah Berbasis Digital di Pulau Dewata

7 September 2023   10:23 Diperbarui: 7 September 2023   10:34 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ida Bagus Mandhara Brasika, sumber gambar Youtube Bale Bengong

Ancaman perubahan iklim semakin berdampak dahsyat pada dunia. Suhu bumi yang kian meningkat tajam, lapisan es di kutub mencair, permukaan air laut meninggi dan bencana banjir kian meraja lela. Pemanasan global menjadi ancaman nyata dan membahayakan kehidupan manusia.

Pemanasan global terjadi karena meningkatnya kadar karbon di atmosfer bumi. Kadar karbondioksida yang terus meningkat ini antara lain disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan sampah-sampah plastik/anorganik. Keberadaan limbah organik telah lama menjadi momok bagi dunia. Sulit terurai di dalam tanah, dan jika dibakar akan menghasilkan karbon dioksida dan metana yang menyebabkan efek rumah kaca dan berdampak langsung pada pemanasan global.

  

Griya Luhu, Mitra Bank Sampah dalam Mengurangi Masalah

Keprihatinan terhadap ancaman perubahan iklim dan pemanasan global mendorong Ida Bagus Mandhara Brasika untuk membuat aplikasi bank sampah digital yang dinamai Griya Luhu. Luhu dalam bahasa Bali berarti sampah. Sebagai provinsi yang pendapatan utamanya dari sektor wisata, sampah merupakan masalah besar bagi Provinsi Bali. Di satu sisi kehadiran wisatawan diharapkan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat dan pemerintah daerah, di sisi lain kunjungan wisatawan yang berbondong-bondong tentu juga menyebabkan kian menumpuknya sampah anorganik. Ida Bagus Mandhara Brasika mendirikan Griya Luhu agar masyarakat lebih peduli untuk berperan dalam penanggulangan sampah. Griya Luhu bekerja secara digital untuk mendorong masyarakat memilah sampah yang merupakan hasil dari aktivitas sehari-hari. Sampah yang telah dipilah tersebut kemudian di bawa ke bank sampah terdekat untuk ditimbang dan dikonversi menjadi tabungan bank sampah dalam bentuk rupiah.

Ide menyetor sampah anorganik ke bank sampah untuk diolah kembali telah menjadi kegiatan masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Namun pengumpulan sampah ini menghadapi kendala karena sebagian orang merasa enggan mengantri di bank sampah. Griya Luhu menguraikan permasalahan dan mempermudah nasabah bank sampah melalui cara digital. Sampah yang dikumpulkan nasabah akan diberikan barcode khas masing-masing pemiliknya. Dengan demikian nasabah bank sampah tidak perlu mengantri di bank sampah, ketika sampah yang disetornya masuk ke timbangan dan ditaksir harganya maka uang pembayaran atas sampah yang dikumpulkan bisa langsung masuk ke rekening bank yang tercatat dalam Griya Luhu Apps. 

Griya Luhu Apps membantu petugas Bank Sampah, sumber : youtube Griya Luhu
Griya Luhu Apps membantu petugas Bank Sampah, sumber : youtube Griya Luhu

Diharapkan dengan kemudahan menjadi nasabah bank sampah melalui bantuan aplikasi, masyarakat terdorong untuk lebih peduli dan berubah mindsetnya, Nara menyebutnya sebagai "behaviour changes" yaitu  berubah dari  semula ogah menjadi rajin memilah dan menyetorkan ke bank sampah karena bisa mendapatkan penghasilan berupa saldo rupiah.

Aplikasi Griya Luhu juga diakui pengelola bank sampah mempermudah tugas mereka, sebab dengan kemudahan pengelolaan data secara administratif menyebabkan masyarakat lebih tertarik menjadi nasabah bank sampah. Saldo tabungan di bank sampah pun bisa diakses kapan saja, dimana saja. 

Barcode khusus di Aplikasi Griya Luhu, Sumber : Youtube Griya Luhu
Barcode khusus di Aplikasi Griya Luhu, Sumber : Youtube Griya Luhu

Mengenal Sosok Ida Bagus Mandhara Brasika Lebih Dekat

Siapa Ida Bagus Mandhara Brasika yang berada di balik kesuksesan aplikasi Griya Luhu? Ida Bagus Mandhara Brasika atau yang akrab dipanggil Nara adalah seorang dosen program studi ilmu kelautan dari Universitas Udayana, Bali. Nara menekuni bidang perubahan iklim dan mengemban amanah sebagai Koordinator Unit Pengelola Informasi, Kerjasama dan Program International (UPIKS)

Sosok yang menyelesaikan pendidikan sarjana di ITB dan meraih gelar master di Imperial College London ini dikenal sebagai mentor dalam bidang green economy. Sebagai seorang ecopreneur atau wirausaha yang peduli terhadap lingkungan dan kelestarian lingkungan, Nara serius memperkenalkan dan mengelola Griya Luhu hingga berkembang dengan pesat. Bermula dari wilayah operasional di sekitar Gianyar di tahun 2017, operasional Griya Luhu kini mencakup lebih dari 15.000 rumah tangga lintas kabupaten di pulau dewata, bahkan lintas provinsi di luar Bali.

Markas Griya Luhu,  sumber gambar Youtube Bale Bengong
Markas Griya Luhu,  sumber gambar Youtube Bale Bengong

Nara mengakui bahwa awalnya memperkenalkan aplikasi Griya Luhu bukanlah hal yang mudah. "Duh kelihatannya susah, ah kayaknya ngga bisa, ribet banget" begitu anggapan masyarakat ketika pertama kali diperkenalkan dengan aplikasi Griya Luhu dalam memilah dan menyetorkan ke bank sampah. Namun dengan edukasi, pelatihan dan pendampingan yang diberikan secara konsisten, Griya Luhu berhasil menarik masyarakat untuk menjadi bank sampah hingga kini berkembang luas dan melayani 300 unit bank sampah di 50-an desa dan mencakup lebih dari 15.000 rumah tangga.

Berkat sepak terjangnya dalam memperhatikan kelestarian lingkungan secara konsisten, Nara menerima berbagai penghargaan. Pada tahun 2018, Nara diminta membantu pemerintah untuk membuat larangan plastik pertama di Bali yaitu peraturan: Pergub No.97 tahun 2018. Pada tahun yang sama Nara juga menerima penghargaan Professional Fellow bidang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan dari Departemen Luar Negeri AS dan Tokoh Muda Paling Inspiratif Kabupaten Gianyar. Sebagai Dosen ASN, Nara juga menerima penghargaan The Future Leader dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) Penghargaan ini diberikan kepada ASN yang menduduki Jabatan Administrasi atau Jabatan Fungsional di seluruh Indonesia yang telah memberikan kontribusi nyata kepada organisasi ataupun masyarakat secara luas. Nara juga menerima penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards (SIA) 2021 karena dinilai konsisten dalam berkarya demi masyarakat.

Berbagai penghargaan yang diterimanya tidak membuat Ida Bagus Mandhara Brasika berhenti berkarya. Ia berharap penggunaan aplikasi Griya Luhu pada sepuluh tahun yang akan datang bisa mencapai jangkauan wilayah yang lebih luas hingga Asia dan dunia internasional sehingga mampu mengurangi permasalahan sampah secara global. Ida Bagus Mandhara Brasika menjawab sebuah pertanyaan di sebuah wawancara, bahwa cita-cita Griya Luhu bukanlah menjadi kaya raya, justru ia bercita-cita suatu saat nanti Griya Luhu mengalami "bangkrut" yaitu bangkrut karena masyarakat benar-benar tidak menyampah dan kelestarian lingkungan tetap terjaga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun