Mohon tunggu...
Dwi Aprilytanti Handayani
Dwi Aprilytanti Handayani Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Jawa Timur

Alumni Danone Digital Academy 2021. Ibu rumah tangga anak 2, penulis konten freelance, blogger, merintis usaha kecil-kecilan, hobi menulis dan membaca Bisa dihubungi untuk kerjasama di bidang kepenulisan di dwi.aprily@yahoo.co.id atau dwi.aprily@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Saya Perempuan Indonesia, Berkarya Mengolah Kata

12 April 2021   13:22 Diperbarui: 14 April 2021   10:19 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya perempuan, saya bangga dan bersyukur menjadikan menulis sebagai hobi sekaligus sumber pendapatan. Saya menulis konten artikel berdasarkan pesanan untuk website tertentu. Penulis lepas tanpa gaji bulanan. Sejak memutuskan mengundurkan dari dunia kerja kantoran, saya mencari nafkah dari jalan serabutan. Kalau dipikir hidup ini lucu sekali. Beberapa tahun lalu, usai lulus kuliah saya tak kunjung mendapat pekerjaan mapan dan mengisi waktu dengan bekerja serabutan. Bekerja sebagai pekerja serabutan dengan gaji 150 ribu rupiah di tambak ikan hingga kulit gosong kecoklatan, menjadi guru privat anak SD, merekatkan double tap ke plastik dan dibayar tiga puluh rupiah perlembar (tiga puluh rupiah, jadi jika sudah menyelesaikan seribu lembar barulah saya mendapat upah tiga puluh ribu rupiah) Hingga saatnya ketika saya mendapat pekerjaan sebagai pegawai administrasi di sebuah perusahaan pelayaran. Sempat berpindah kerja tiga kali, genap 10 tahun lebih beberapa bulan berkarir saya melepas kemapanan dan kembali bekerja di jalan serabutan.

Jangan ditanya berapa besar penghasilan saya sebagai penulis lepas. Terkadang ada pemasukan, terkadang hampa, bagai kaum rebahan. Tapi saya mencintai dunia menulis. Dengan menulis, opini, argumentasi, catatan perjalanan dan kehidupan dapat tertuang dengan bebas sesuai keinginan. Blog pribadi saya tak hanya menjadi curahan isi hati, tetapi beberapa kali menjadi jalan sumber rezeki. Kompasiana saya ini, memberi saya kesempatan menjadi pemenang lomba menulis dan hadiahnya mengisi rekening, suatu hal yang patut disyukuri.

Saya mungkin belum sekaliber Kartini, perempuan dari Jepara yang kumpulan tulisannya mampu memikat Tuan Abendanon di mancanegara. Tetapi tulisan saya pasti mampu memberikan sumbangsih kepada dunia. Inspirasi tentang sharing parenting, catatan kajian-kajian Islam, tips mengelola keuangan, info-info ringan berkaitan dengan keluarga dan kehidupan pada umumnya bisa ditemukan di blog saya braveandbehave.blogspot.co.id Minimal, jika belum bisa mengubah dunia, kita bisa mengubah diri sendiri dan keluarga untuk menjadi lebih baik lagi.

Enak nggak sih bekerja sebagai penulis lepas? Mau dijawab kabar baik atau buruknya nih? Sepertinya kabar buruknya sudah saya tulis di paragraf kedua. Yaitu penghasilan pekerja lepas juga ikut lepas-lepas alias nggak bisa dipastikan. Kalau lagi kemarau panjang harus pinter-pinter mengatur siasat untuk bisa bertahan. Itu sebabnya saya juga berwirausaha membuat dan menjual bawang goreng. Jadi di sela mengerjakan orderan artikel, saya mengisi waktu dengan membuat bawang goreng dan memasarkannya di tetangga atau teman-teman dunia maya.

Kabar baiknya, bekerja lepas memberikan saya waktu luang yang cukup luas. Saya bisa menemani si kecil yang harus SFH, saya lebih punya banyak waktu untuk memperbaiki bacaan Al Quran, menekuni kelas tahsin hingga terjemah. Saya jadi punya waktu untuk ikut pengajian. Dulu, sebelum berhenti bekerja kantoran, jangankan pengajian, tugas domestik rumah tangga saja masih sering hancur-hancuran karena kurangnya waktu dan keterbatasan tenaga.

Mengapa sebagai perempuan, istri, saya tetap berusaha memiliki penghasilan sendiri? Bagi saya demi kenyamanan saja. Ada penghasilan sendiri memungkinkan saya mengelola keuangan pribadi tanpa khawatir "membebani" suami. "Sudah kewajiban suami kaan menafkahi istri, bener banget, tapi istri juga bisa menambah pahala dengan bersedekah termasuk kepada keluarga dari uang yang dihasilkan dari tangannya sendiri. Meski mungkin nggak banyak, tapi lumayanlah, istilahnya cukup untuk beli bedak.

Perempuan bekerja, perempuan berkarya bagi saya tidak sekadar mengejar materi . Sah sah saja ketika berkarya berharap materi sebagai hasil jerih payah, berkaitan dengan tugas sebagai lapis kedua tonggak finansial bagi keluarga. Namun poin terpenting yang terkandung di balik aktivitas bekerja adalah memanfaatkan secara optimal bakat dan kemampuan sehingga mampu menginspirasi dan menyebabkan perubahan, sebagai salah satu cara bersyukur atas nikmat Tuhan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun