Mohon tunggu...
Dwi Aprilytanti Handayani
Dwi Aprilytanti Handayani Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Jawa Timur

Alumni Danone Digital Academy 2021. Ibu rumah tangga anak 2, penulis konten freelance, blogger, merintis usaha kecil-kecilan, hobi menulis dan membaca Bisa dihubungi untuk kerjasama di bidang kepenulisan di dwi.aprily@yahoo.co.id atau dwi.aprily@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bangga Dong Jadi Anak Singkong

21 Februari 2020   11:37 Diperbarui: 21 Februari 2020   11:43 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Singkong

Aku suka Jaipong, kau suka disko..oo.oo

“Aku suka singkong, kau suka keju”

Lirik lagu jadul yang dibawakan Arie Wibowo ini mewakili perasaan saya yang lebih suka makanan lokal daripada olahan makanan dari manca negara.

Lidah saya mungkin lidah ndheso, khas rakyat jelata. Saya lebih suka menikmati singkong rebus atau goreng daripada pizza. Pisang goreng terasa jauh lebih nikmat daripada hamburger segede apa pun juga.

Di era globalisasi, hampir semua sendi kehidupan go internasional. Makanan khas suatu negara bisa dinikmati dengan mudah di negara lainnya. Mode fashion satu negara, bisa saja dengan cepat menjadi trend setter fashion dunia. Ingin mencicipi Spaghetti atau Pizza kini tak perlu jauh-jauh pergi ke Italia, karena restoran yang menyajikan makanan khas Italia bisa ditemukan di berbagai kota. Bahkan makanan khas Turki dan Semenanjung Arabia seperti Kebab bisa dibeli di konter-konter kaki lima.

Lalu kapan makanan khas Indonesia bisa mendunia?

Mungkin jika kita mulai merawat, memperkenalkan dan menjaga kelestariannya dengan penuh cinta.

Indonesia adalah negeri yang kaya sumber daya alam dan panorama. Hampir setiap daerah memiliki nilai kearifan lokal yang khas dan luar biasa, baik nilai-nilai kehidupan, keunikan budaya, keelokan panorama maupun olahan kuliner yang penuh cita rasa. Seperti singkong, makanan favorit saya.

Singkong. sumber: kompas
Singkong. sumber: kompas

Sayang di zaman sekarang kue tradisional, terutama olahan singkong kalah popular dengan makanan ala manca negara.

Padahal singkong memiliki banyak kelebihan, antara lain:

1. Kandungan zat gizi yang terdapat di dalamnya

Singkong adalah bahan pangan yang mengandung gizi dan nutrisi. Kandungan nutrisi utama singkong adalah karbohidrat. 98 % kandungan singkong adalah karbohidrat. Maka sebenarnya singkong bisa dipilih sebagai bahan makan pokok selain beras atau nasi. Tidak perlu buru-buru impor beras jika masih banyak pilihan sumber karbohidrat di negeri  ini. Hayo ngaku siapa yang masih punya anggapan "belum makan kalau nggak makan nasi" 

Selain karbohidrat, singkong juga mengandung protein, lemak, zat besi, Niasin, Kalsium dan vitamin C.

Tabel berikut ini menjelaskan besarnya kandungan zat gizi dan nutrisi dalam 100 gram singkong:

 

2. Gluten Free

Singkong merupakan bahan makanan yang gluten free, grain free dan nut free. Sehingga bagi penderita alergi terhadap gandum dan kacang-kacangan tetapi membutuhkan Zat Besi serta Niasin, bisa menggantinya dengan mengonsumsi singkong. Sedangkan gluten free sangat dibutuhkan oleh para penderita gangguan kesehatan tertentu seperti misalnya penderita autis yang dianjurkan mengonsumsi makanan gluten free untuk mengurangi perilaku hiperaktif. 

Makanan yang mengandung gluten bagi sebagian besar orang bukanlah ancaman, tetapi bagi penderita autis kandungan gluten bisa menyebabkan aliran darah ke otak bersifat racun dan menimbulkan efek psikotropika, yaitu menyebabkan penderita autis merasa kebal, semakin sulit berkonsentrasi, cuek dan sering tertawa sendiri.

3. Mudah didapatkan dan murah

Singkong tergolong bahan makanan yang murah. Rata-rata harga singkong di seluruh Indonesia berada di bawah lima ribu rupiah per kilogram. Tanaman singkong juga cenderung mudah perawatannya dan mudah tumbuh. 

Biasanya para petani menanam singkong di pematang sawah atau memanfaatkan lahan kosong. Daun singkong juga lezat diolah sebagai sayur, sehingga singkong adalah tanaman yang menguntungkan.

dok. Afin Yulia
dok. Afin Yulia
4. Besar manfaatnya

Singkong memiliki berbagai manfaat, antara lain:

  • Bahan alternatif sumber karbohidrat. Singkong merupakan bahan makanan pokok sumber karbohidrat yang kandungan glukosanya relatif rendah dibandingkan kandungan glukosa pada beras putih.

 


  1. Vitamin C dan Niasin yang terkandung di dalamnya membantu menjaga dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
  2. Membantu menjaga kesehatan sistim pencernaan karena tinggi serat. Serat ini sangat bermanfaat bagi kehidupan bakteri baik di dalam sistim pencernaan sehingga mengurangi gangguan pencernaan dan berdampak positif bagi metabolisme tubuh secara keseluruhan. 

5. Bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan

  • Singkong dapat diolah menjadi tepung tapioka. Tepung tapioka merupakan salah satu bahan pembuat berbagai makanan ringan seperti kerupuk, cireng, kue-kue tradisional dan olahan cookies, bakery dan cake. 
  • Keripik singkong adalah salah satu camilan yang digemari masyarakat. Apalagi kini keripik singkong dikemas dalam kemasan menarik dan dibubuhi berbagai bumbu penyedap rasa serta dijual di berbagai minimarket dan supermarket di seluruh Indonesia.
  • Selain berbagai olahan dari tepung tapioka dan keripik, singkong dalam bentuk "basah" bisa diolah menjadi berbagai makanan tradisional, yaitu:

a. Sawut

 

Sawut adalah singkong yang diparut, dibubuhi gula merah dan gula pasir kemudian dikukus dan ditaburi kelapa parut yang telah dibubuhi garam dan dikukus

b. Cenil

Cenil
Cenil
Cenil adalah hasil olahan tepung tapioka (kanji) dan campuran tepung terigu. Adonan ini kemudian diuleni hingga dapat dibentuk dan direbus dalam air mendidih. Untuk menikmatinya ditambahkan saus yang terbuat dari campuran gula merah, gula pasir dan air untuk kemudian dipanaskan sehingga berbentuk saus. Tak lupa ditambahkan topping kelapa parut yang telah dikukus. Hmmm kenyal dan legit rasanya.

c. Tiwul

Tiwul
Tiwul

Cara membuat tiwul agak ribet dibandingkan jajan pasar lain. Singkong dipukul-pukul lalu dikeringkan, dihaluskan hingga berbentuk tepung atau butiran. Diperciki air dan diuleni hingga berbentuk seperti pasir, tambahkan gula merah sisir, kukus dengan dialasi daun pisang. Tambahkan parutan kelapa yang telah dikukus sebelumnya sebagai topping.

d. Timus atau pilus

Makanan tradisional ini bisa dibuat dari singkong atau ubi jalar. Singkong atau ubi kukus dihaluskan, kemudian ditambahkan tepung tapioka lalu dibentuk seperti kepalan atau bentuk oval, bagian dalamnya ditambahkan gula merah cair. Goreng hingga kecoklatan.

Pilus/Timus
Pilus/Timus

e. Gethuk

Cara membuatnya cukup mudah tapi butuh waktu cukup lama. Singkong yang telah dikupas direndam selama enam jam agar lebih empuk dan mekar. Kemudian dikukus setengah jam, tumbuk selagi masih panas, tambahkan gula merah dan gula pasir, aduk rata kemudian cetak. Seperti khas jajanan tradisional, getuk biasanya dinikmati dengan taburan kelapa kukus di atasnya. 

 

Atau jika ingin sensasi rasa berbeda, bisa dibubuhi saus gula merah

gethuk2-5e4f536e097f365734424132.jpg
gethuk2-5e4f536e097f365734424132.jpg
Hmm mengunggah foto-foto olahan singkong yang tempo hari saya nikmati jadi menerbitkan selera makan. Apalagi kue tradisional seperti ini masih bisa dengan mudah ditemukan di kota tempat saya tinggal. Bahkan di pasar yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari perumahan.

kearifan lokal
kearifan lokal

Jika ingin mencicipi berbagai kue tradisional yang pilihannya lebih lengkap cukup berkendara motor sekitar setengah jam ke arah kota. Maka sampailah di stand jajan pasar yang menyajikan aneka olahan bahan pangan lokal seperti singkong, ubi, beras ketan, kedelai, jagung dan bisa membuat saya kalap mata.

dokpri
dokpri
Apalagi harga jajan olahan singkong ini  murah meriah. Standard harga sebungkus jajan pasar alias kue tradisional di Sidoarjo, Jawa Timur berkisar antara empat ribu hingga lima ribu rupiah. 

Jika ingin mencicipi aneka ragam kue tapi khawatir kekenyangan, pembeli bisa membeli satu paket campuran kue sesuai pilihan dengan porsi yang disesuaikan, harganya? lima ribu rupiah saja. Seperti satu porsi kombinasi kue pilihan saya ini: Cenil, Sawut dan Tiwul.

dokpri
dokpri
Bangga Jadi Anak Singkong

Sebagai negara yang berada di wilayah beriklim tropis, Indonesia kaya dengan tanaman bahan pangan lokal bernutrisi. Singkong adalah satu dari sekian banyak pilihan. Sangat disayangkan jika tanaman yang mudah ditanam dan dirawat ini ternyata harus diimpor juga. Andai produksi beras kita dianggap kurang memadai karena satu dan lain hal, ada baiknya masyarakat mempertimbangkan bahan pangan lokal pengganti. Janganlah kekayaan nutrisi singkong kelak sekadar tersisa sebagai kenangan seperti kita memposisikan mantan. Namun jadikanlah pangan lokal bernutrisi menemani langkah-langkah anak bangsa laksana nada-nada musik nan penuh harmoni.


Artikel ini adalah saya tulis setelah menerima tongkat estafet dari mbak Rahmah Usman . Kemudian saya menyerahkan tongkat estafet kepada Afin Yulia untuk melanjutkan perjuangan TrioDara yang terdiri dari Rahmah, Dwi Aprily dan Afin Yulia dalam event Sambung Menyambung Menjadi Konten

Daftar pustaka :

1. pangannusantara.bkp.pertanian.go.id/

2. lifestyle.kompas.com

3. https://e-journal.unair.ac.id/ 

4. https://www.liputan6.com/health

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun