Pernah membayangkan bagaimana kondisi perumahan dan pemukiman tempat kita tinggal jika tidak ada petugas pemungut sampah? Sampah pasti menumpuk di depan rumah. Jika tak ingin terganggu dengan bau sampah maka harus siap-siap membuang sampah di Tempat Pembuangan Akhir dengan bau sampah menusuk dada. Pernah mengalami satu atau dua hari petugas pemungut sampah tidak dapat menunaikan tugasnya entah karena menderita sakit, gerobak sampahnya rusak atau izin tidak masuk kerja karena satu dan lain hal? Pasti merasa terganggu dengan gunungan sampah di depan rumah. Namun pernahkah memberikan perhatian lebih kepada mereka, mengenal mereka lebih dekat dan bagaimana kehidupan sehari-hari harus dijalani?
Bapak setengah baya ini dikenal dengan nama panggilan Pak Mat, beliau adalah tukang sampah di perumahan kami, sebuah kawasan di pinggiran Sidoarjo. Awalnya saat perumahan belum seramai sekarang Pak Mat menunaikan tugasnya sendirian, mendorong gerobak yang penuh sampah hingga ke TPA di dekat perumahan dan membakarnya. Ketika warga baru mulai berdatangan dan Pak Mat semakin berkurang tenaganya karena pengaruh usia tugasnya dibantu oleh menantu lelakinya.Â
Penghasilan Pak Mat sebagai tukang sampah tidak dapat disebut memadai. Tiap bulan ia hanya menerima upah beberapa ratus ribu rupiah. Nominal seminim itu mungkin hanya cukup untuk makan. Sebagai pendatang di Sidoarjo, Pak Mat yang berasal dari Kediri ini tinggal di sudut Tempat Pembuangan Akhir beratap asbes sebagai sosoran, menempel pada dinding TPA dan bertutup kelambu tanpa listrik demi menghemat biaya tempat tinggal. Awalnya ia tinggal bersama anak gadisnya yang kemudian menikah dan tinggal di kamar petak-petak sewaan di seberang sungai yang jika air sungai meluap harus siap-siap kebanjiran. Istrinya telah lama meninggal karena sakit, mungkin disebabkan oleh tempat tinggal yang kurang layak untuk menikmati hidup sehat. Pak Mat bertahan tinggal di sudut TPA agar tidak perlu mengeluarkan uang sewa. Bayangkan, setiap hari harus bergulat dengan aroma sampah, dengan fasilitas seadanya. Sudut kecil lain di TPA dimanfaatkannya sebagai kamar mandi.
Terbersit dalam hati untuk bisa membantu Pak Mat meningkatkan taraf hidupnya, minimal agar dia bisa menyewa satu kamar di rumah petak yang disewa sang anak dan menantunya. Dia juga perlu membeli perangkat pertukangan agar lebih banyak order yang bisa ia terima. Semakin banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dapat membantu penghasilannya setiap bulan. Apa daya kondisi finansial kami tidak memungkinkan, suami saya adalah korban PHK yang sempat menganggur berbulan-bulan. Penghasilan saya sebagai penulis lepas juga tidak terlalu besar. Bantuan kami selama ini mungkin hanya cukup untuk membeli sebungkus nasi setiap hari.
Ketika menonton iklan televisi tentang program #BekasJadiBerkah dari OLX hati saya terketuk. Saya sangat mengapresiasi gerakan #BekasJadiBerkah. Event yang inspiratif ini membuka kesempatan membantu sesama dengan memanfaatkan barang-barang yang mungkin kurang bermanfaat, namun berkat membagikan hasil penjualannya kepada yang membutuhkan, berkahnya terasa bagi kehidupan.
Mungkin saya belum punya cukup uang untuk membantu Pak Mat mendapat tempat tinggal lebih layak, atau sekedar membeli keperluan berlebaran tetapi saya memiliki beberapa barang bekas yang masih layak dijual. Maka tak tanggung-tanggung saya memasang tiga iklan #BekasJadiBerkah yang menawarkan Handphone Huawei, Nokia C5 dan seperangkat panci bekas hadiah lomba yang masih kinclong.
Dengan ID nama saya dan tiga ID Iklan yaitu 126101923 untuk Huawei Ascend, 126816493 untuk Nokia C5 dan ID 127530328 untuk Panci Oxone jadilah saya sering dihubungi calon pembeli barang-barang tersebut.Â
Huawei Ascend Y300 kondisi 95% mulus, dijual karena butuh fulus. Baterai masih garang, gadgetnya bikin senang. Sudah install BBM dan banyak game. Biar bekas asal berkah, sebagian penjualan Huawei bersejarah ini untuk sedekah. Saya ikut kegiatan #BekasJadiBerkah dengan memasang iklan ini
Dan
Nokia C5 Bersejarah. Kondisi 85% Cocok untuk yang susah pakai touchscreen. Kamera 3,2 Mega Pixel, Depan belakang gadget sehat, terawat. Ga pernah dalam masalah gawatÂ
Saya ikut kegiatan #BekasJadiBerkah dengan memasang iklan ini
Demi mendapatkan rupiah lebih besar untuk membantu Pak Mat saya nekad mengikuti even #BekasJadiBerkah saat sahur padahal waktu sahur adalah waktu paling rempong bagi ibu rumah tangga macam saya, tak cukup hanya itu saya juga berpartisipasi dalam memperebutkan uang THR sebesar 5 juta rupiah untuk 20 orang di even Tantangan Uang Mudik, sayang saya (dan Pak Mat) kurang beruntung. Mudah-mudahan ada keberuntungan Pak Mat melalui jalan rezeki lain serta iklan OLX yang saya pasang, nominalnya mungkin tidak seberapa jika barang ini terjual tetapi saya yakin Tuhan akan membuka jalan bagi mereka yang berusaha keras mewujudkan impian melalui langkah kebaikan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H