Kabupaten Manggarai  Barat di Provinis NTT, menjadi salah satu sector wisata yang cukup menarik bayak wisatawan. Salah satu diantaranya adalah Labuan Bajo sebagai sebuah tempat wisata yang sudah terkenal sampai keMancan Negara, salah satudaya Tarik darikota Labuan Bajoadalah Taman  Nasional Komodo yang dimiliki.Padatahun 2013 komodo masukkedalam New 7 wonder danpadatahun 2016 terpilihmenjadisalahsatudari 10 tujuanpariwisataprioritas.
Melaluipenetapan Labuan Bajo sebagai salah satu tujuan pariwisata yang sangat banyak diminati, sector wisata digenjot habis-habisan dimana setiap tahun kunjungan para wisatawan semakin banyak, saat ini diprediksiakan terus meningkat tinggi 500 ribu kunjungan sampai tahun 2019. Â Labuan Bajo membawa cukup banyak keuntungan bagi Indonesia, sekitar 20 terliun.
Yang paling mencolok dari pariwisata di Labuan Bajo, Manggrai Barat adalah keeksotikan alamnya dan keberadaan satwa langkah komodo. Luas wilayah sekitar 9,450 km2, sebagian kecil ditempati oleh penduduk sekitar 200 ribu penduduk, sedangkan 80% lainnya masih belum dimanfaatkan sebagai tempat tinggal.
Pada tahun 1986 UNESCO menetapkan komodo sebagai warisan alam dunia. Budaya wisata tidak identik dengan warisan bangsa Indonesia.Meningkatnya kunjungan wisatawan  di Labuan Bajo membuat jumlah  sampah pun ikut meningkat dari tahun ketahun. Dilabuan Bajo sendiri tempat pembuangan sampah belum diatur dalam peraturan daerah, sehingga banyak sekali sampah yang berserakan dijalanan, serta tidak teurus.
Penanganan sampah di Labuan Bajo sendiri masih darurat, karena manajemen yang belum dibenahi dengan baik. Penumpukan sampah bukan hanya didaratana namun juga di lautan, dimana pada akhir tahun 2916 terdapat 1 ton sampah diangkat darilautan yang merupakan sumber daya Tarik bagi wisatawan. Ketidak seimbangan antara manajeman pengelolaan lingkungan khususnya sampah dengan jumlah wisatawan yang masuk menjadi suatu masalah yang sampai saat ini belum bias diatasi oleh pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Kepala Syahandar Labuan Bajo mengatakan bahwa sampah di Labuan Bajo  disebabkan oleh banyaknya kapal yang masuk sehingga menyebabkan sampah dilautan semakin tahun semakin meningkat.  Kabupaten yang sudah mulai menjadi sorotan wisatawan asing ini juga memiliki maslah lain dalam mengatasi sampah diantaranya belum memiliki truck pengangkut sampah.Â
Volume sampah yang berhasil ditangani oleh pemerintah setiap harinya sebanyak 64m₃, sedangkan yang tidak tertangani sabanyak 120,4m₃. tentu saja hal ini sama sekali tidak menyelesaikan permaslaha yang ada. Pro kontra muncul ketika banyak masyrakat yang mulai sadar akan pentingnya kebersihan kota apa lagi cerminan kota Labuan Bajo sendiri dapat menarik banyak pengunjung.
Banyak komunitas yang telah dibentuk untuk mencapai Labuan Bajo sebagai kota yang ramah lingkungan dan juga rama wisatawan. Berbagai cara dilakukan namun sampai saat ini dukungan dari pemerinta daerah Labuan Bajo belum maksimal.
Permasalahan dikota wisata ini bukan hanya persoalan sampah semana namun juga ada persoalan lain yang sangat penting yaitu persoalan sumber air bersih. Permasalahan air yang merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh pemerintah Labuan Bajo. Air merupakan sesuatu yang terhitung mahal yaitu Rp. 130.000 pertengki, masyarakat sendiri tidk pernah tau apakah air yang mereka beli bersih atau tidak, mereka membeli air biasaya hanya untuk kebutuhan mencuci dan mandi, sedangkan untuk masak mereka menggunakan air PAM yang biasanya mengalir dalam seminggu 2-3 kali dalam beberapa jam saja
Kesenjangan antara ramainya wisatawan yang datang dengan permasalahan lingkungan yang masih sangat rumit, tentu saja cukup mempengaruhi cara pandang wisatawan yang datang apalagi dengan penampakan sampah yang cuckup banyak disetiap pinggir jalanan kota Labuan Bajo.
Permaslaahan yang dihadapi disebabkan oleh kurangnya komunikasi yang dijalin antara masyarakat dan pemerintah. Dimana dalam konteks ini masyarakat cendrung pasif dalam pembangunan kota Labuan Bajo sendiri. Konsep komunikasi pembangunan sangat membuka peluang untuk mendorong komunikasi intensif  melalui dialog dengan kelompok-kelompok strategis dalam rangka membangun kemitraan untuk kebijakan public sebelum adanya keputusan. Beberpa kelompok yang terlibat dalam konsep komunikasi oembangunan ini diantaranya LSM, pers dan berbagai elemennya. Agar komunikasi pembangunan berjalan dengan efektif maka diperlukan suatu pusat komunikasi yang menjadi rujukan dari pelaku-pelaku pembangunan berjalan dengan efektif , maka diperlukan suatu pusat komunikasi dari pihak-pihak yang agar bersama-sama mendiskusikan masalah yang akan dipecahkan.
Konsep komunikasi pembangunan belum diterapkan di kota Labuan Bajo, dimana kerja sama antar komunitas belum ada dan cendrung lebih minim adanya dialog didalam komunitas dalam membahas permasalahan yang terjadi. Konsep teori pembangunan sangat penting bagi kemajuan suatu wilayah, dimana konsep ini bisa membantu dan merangkul masyarakat dan elemen-elemen yang ada didalamnya agar ikut terlibat dalam pembangunan kota dan penyelesaian masalah.
Di kota Labuan Bajo permasalahan air dan sampah merupakan masalah serius yang dapat mempengaruhi kunjungan para turis asing maupun mancan negara, asset utama dari kota ini adalah sector pariwisata yang sebaiknya diurus dan dikelola dengan baik. Permasalahan lingkungan yang tidak terselesaikan ini terkadang membuat miris banyak pihak termaksuda para wisatawan mancan negara. Kegiatan bersih-bersih kota bersama memang sering diadakan, namun hal ini tentu tidak cukup untuk mengatasi masalah sampah, ditambah lagi dikota ini minim akan para pekerja pembersih kota.
Kota Labuan Bajo merupakan kota yang sangat kering dan oleh sebab itu keadaan kota yang cukup berdebu dan banyak sampah kadang sangat mengganggu para pengunjung atau wisatawan, dimana keadaan kota yang dekat dengan laut membuat angina yang berhembus sangat kencang dan setiap hari selalu disaksikan debu yang berterbangan, saya kira ini merupakan sebuah pengelolahan lingkungan yang sangat buruk, entah manajeman seperti apa yang sedang dibangun sehingga selama bertahun-tahun kota ini hanya mengalami sedikit perubahan, dimana banyak perubahan ini pun dilakukan oleh pihak swasta.
Pendapatan daerah yang cukup dari wisatwa taman nasional komodo mungkin dirasa kurang cukup untuk menanggulangi kedua permasalahan ini atau ada alasan lain yang bisa dijelaskan oleh pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Pusat kota Labuan bajo memang tergolong kering dan minim mata air, namun untuk beberpa kecamatan sekitar Labuan Bajo memiliki banyak mata air yang sebenarnya bisa membantu memenuhi kebutuhan air didalam kota Labuan Bajo, namun mungkin banyak kendala yang dihadapi dari jarak sumber air bersih dan juga kondisi geografis dimana pengecekan pipa dari pegawai PAM (perusahaan air minum) terkadang terhalang oleh kondisi geografis, sehingga banyak pipa yang rusak dan selalu terlambat diperbaiki sehingga terganggunya kelancaran air menuju kota Labuan bajo sendiri.
Perlunya sosialisasi pembangunan kepada para banyak kalangan dalam sebuah kota secara umum melalu media. Penggunaan media dalam hal ini disesuaikan dengan karakteristik masyarakat atau informan sesuai kepentingan pembangunan sebuah daerah.
Dimana dalam hal ini konsep komunikasi pembangunan menyebarkan pesan melalui seorang informan yang dipercaya oleh kelompok atau khalayak yang dapat mengubah sikap, pendapat, dan perilaku dalam rangka meningkatkan kemajuan seluruh rakyat.
Rangakaian usaha mengkomunikasiakan pembangunan kepada masyarakat Labuan Bajo agar dapat ikut serta dalam memperoleh manfaat. Usaha yang dilakukan mencakup studi, analisis, promosi,evaluasi dan teknologi komunikasi untuk semua sector pembangunan. Dimana peran komunikasi pembangunan sangat penting dalam kemajuan kota Labuan Bajo dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang selama ini dihadapi, dimana peran masyarakat sangat penting dalam memecahkan masalah, komunikasi dari kalangan terbawah sampai yang paling tinggi tentu sangat efektif terhdapa penyelesaiana maslaah yang sedang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
http://florestoday.com/pariwisata/item/72-penanganan-sampah-di-labuan-bajo-masih-darurat
https://indoprogress.com/2016/07/ironi-pembangunan-pariwisata-di-taman-nasional-komodo/
Griffin, Emory A., A First Look at Communication Theory, 5th edition, New York: McGraw-Hill, 2003
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H