Melihat situasi pandemi dan kesenjangan sosial di Indonesia sekarang ini, dapat dilakukan upaya untuk membantu mengurangi angka kesenjangan sosial yang ada di Indonesia, salah satunya yaitu pemberdayaan keluarga kaum dhuafa. Keluarga dhuafa adalah golongan manusia yang senantiasa hidup dalam zona kemiskinan, ketertindasan, ketidakberdayaan, kelemahan dan penderitaan yang terus menerus. Contohnya fakir miskin, anak terlantar, orang cacat dan anak-anak yatim. Oleh karena itu mereka sangat memenuhi kriteria untuk diberdayakan guna mengurangi kesenjangan sosial di Negara kita ini.
Sesungguhnya Allah berfirman : "Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros" (Qs Al Isra 17:26).
Di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka ada salah satu mata kuliah yang mengajarkan kami sebagai umat muslim untuk saling berbagi yaitu mata kuliah "Kemuhammadiyahan" yang setiap tahunnya melaksanakan kegiatan (Pemberdayaan Kaum Dhuafa). Kelompok kami yang terdiri dari 3 orang yakni Devi Shintia Wulandari (2102015035), Siva Ga Rahma (2102015039), dan Vinka Findayani (2102015063). Kami ingin membantu meringankan kebutuhan hidup saudara kami yang sangat membutuhkan uluran tangan dari kami.
Mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka melakukan Kegiatan Pemberdayaan ini selama 4 bulan mulai dari berbagai proses yaitu survey target Pemberdayaan, fundraising dan  yang terakhir penyaluran bantuan. Lokasi yang di targetkan di rumah Bapak Saipudin yang beralamat di Jalan lembah sari, Rt 04/09, kel. Kalisari, kec. Pasar rebo, Jakarta timur.
Bapak Saipudin yang telah berumur 50 tahun. Beliau hidup sendirian dirumahnya. Bergantung hidup dengan mengais rezeki dari jual rongsokan, jual ikan cupang, dan ternak ayam hidup bapak Saipudin sangat kekurangan. Apalagi pendapatan yang di dapat oleh bapak Saipudin tidak menentu. Beliau dikarenakan perekonomian yang memprihatinkan karena beliau bekerja serabutan dan beliau juga tinggal dengan seorang diri. Sekitar bulan Juni 2022, rumah beliau dibedah dari Bazis dengan mengajukannya selama 5 tahun. Kondisi rumahnya sebelum dibedah sebagian dindingnya terbuat dari kayu (bilik).
Hari Rabu pada tanggal 11 Januari 2023, kami memulai penyaluran pemberdayaan kepada Bapak Saipudin, mulai dari pukul 15.00-16.00.Â
kami melakukan kegiatan ini dengan tulus dan ikhlas. Setelah mendapatkan target sasaran yang tepat, kami melakukan penggalangan dana di lingkungan sekitar dan di sosial media dengan membuat pamflet. Dana terkumpul, kemudian dana tersebut kami belanjakan sembako untuk kebutuhan sehar-hari beliau. Dana yang terkumpul sebesar Rp 1.200.000.Â
Semoga kegiatan ini dapat terus dilakukan karena mampu memberikan manfaat bagi kita semua, bila semua orang yang mampu tergerak hatinya untuk melakukan kegiatan ini. Dengan ini, perekonomian masyarakat Indonesia akan lebih sejahtera dibanding sebelum adanya kegiatan ini.