Mohon tunggu...
Darryl Valdano
Darryl Valdano Mohon Tunggu... -

Terpanggil untuk menyuarakan fakta. Tidak berkoar demi harta, bukan juga demi kepentingan golongan semata. Hanyalah kumpulan suara yang resah akan masa depan Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Kaya Karena Utang, Kaya Karena Ga Bayar Gaji Buruh

8 Juli 2014   14:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:02 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah bukan berita baru beredarnya isu-isu status kekayaan para kandidat capres dan cawapres, dan adanya situs social media yang dinamis membuat para pembaca susah membedakan mana yang fiksi dan mana yang fakta. Setelah pengumuman laporan harta kekayaan pribadi dan penggunaan dana kampanye, banyak asumsi yang mulai muncul dengan melihat jumlah digit yang tertera pada layar di KPU. Dari mana uang sebanyak itu bisa diperoleh kedua pasangan kandidat?

Apabila di lihat dari angka-angka yang beredar, pertanyaan utama disorot kepada jumlah harta Prabowo Subianto, sebagai capres ‘terkaya’ dari deretan kandidat dalam pemilihan presiden tahun ini. Total jumlah harta ke empat kandidat capres dan cawapres apabila digabung pun tidak setara dengan jumlah harta dan aset Prabowo, sejumlah Rp 1,6 triliun. Yang janggal di pikiran adalah bagaimana seorang mantan perwira bisa melipat gandakan jumlah asetnya 160 kali dari laporan kekayaannya pada tahun 2003 lalu sebesar Rp 10,2 miliar.

Sengaja saya terterakan dua tanda kutip diluar kata terkaya, karena rumor yang berkeliaran tentang jumlah utang dia tidaklah sebanding dengan hasil audit harta dari KPU.

PT Kertas Nusantara, atau kadang akrab disebut PT Kiani Kertas, milik Prabowo awalnya dibeli  dari pengusaha yang dekat dengan Suharto seharga Rp 1,8 triliun. Pabrik yang terletak di Mangkajang, Kalimantan Timur itu terlibat utang sampai Rp 14,31 triliun. Itu pada tahun 2011, dimana para kreditor perusahaan cukup berbaik hati untuk perpanjang masa pembayaran utang. Seakan-akan masalah utang belum diselesaikan, perusahaan pabrik kertas itu dilanda masalah kembali, kali ini mengenai para karyawan PT Kertasa Nusantara. Para karyawan ini mengaku belum digaji selama lima bulan dari tanggal 20 Januari 2014. Perumahan karyawan yang di huni mereka pun dimatikan akses listrik dan airnya, mengganggu aktifitas anggota keluarga. Dokumen-dokumen tanda bukti utang Prabowo pun mulai terekspos, termasuk data mengenasi dia menolak membayar bunga utang. Utang itu disepakati untuk dibayar 20 tahun dari tahun perjanjian yakni tahun 2031. Apakah para pembaca yakin untuk mengizinkan seseorang yang terlibat utang sebegitu banyak menjadi Presiden lima tahun kedepan?

Mari sejenak berfikir logis, tidak bias, dan berbasis fakta. Lupakan juga sejenak kasus-kasus HAM, atau kehidupan pribadi, atau ‘mafia-mafia’ yang ada dibelakang. Hanya dengan melontarkan fakta-fakta finansial Prabowo, sudah cukup untuk membuktikan bahwa dia bukanlah capres yang ideal untuk Indonesia. Akan tetapi, keputusan memilih sepenuhnya ada di pihak pembaca, tapi sebelum terbuai dengan karisma ketegasan dan figur pemimpin, pikirkan nasib rakyat Indonesia dibawah seseorang dengan jejak kegagalan dalam manajemen keuangannya. Satu perusahaan saja bisa di tenggelam dalam hutang sebanyak itu, bagaimana satu negara? Apa anda siap menjadi ‘barang gadaian’ untuk utang-utang Prabowo?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun