Wacana restorasi ekologis untuk Teluk Jakarta yang diajukan oleh kalangan yang tidak setuju dengan reklamasi, lebih merupakan solusi yang bersifat lokal. Solusi ini tidak menyentuh kepada aspek lain yang lebih besar daripada sekadar permasalahan di Teluk Jakarta.
Teluk Jakarta adalah kawasan strategis, tak hanya untuk ibukota tetapi juga secara nasional. Jika semata-mata hanya direstorasi secara ekologis saja, Teluk Jakarta tidak akan memberikan manfaat yang lebih banyak kepada ibukota.
Sekadar restorasi tidak akan mengurangi atau mengimbangi laju peningkatan kepadatan penduduk yang diperkirakan telah mencapai 18.800 penduduk per kilometer persegi. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, sementara luas wilayah yang tetap, dapat dipastikan bahwa Jakarta akan semakin padat. Sebaliknya, dengan reklamasi yang ramah lingkungan akan ada penambahan daratan baru, di samping restorasi ekologis yang juga menjadi salah satu manfaatnya.
Sekadar restorasi Teluk Jakarta juga tidak dapat memberi manfaat yang lebih banyak untuk mengatasi permasalahan ibukota yang kompleks. Sementara, sesuai tujuannya, reklamasi bisa meningkatkan kualitas wilayah utara Jakarta, bahkan bisa melebihi kualitas wilayah lainnya di ibukota jika nantinya konsep waterfront city terwujud di pantai utara Jakarta.
Dengan dayatarik peningkatan kualitas yang seperti ini, bisa mendorong redistribusi sebaran populasi ke utara dari wilayah-wilayah  tertentu yang tidak sesuai peruntukannya. Misalnya, konsentrasi penduduk di wilayah selatan yang seharusnya menjadi daerah resapan air tidak bertambah atau bisa berkurang karena ada lokasi alternatif yang tidak kalah menarik.
Reklamasi tidak mungkin akan dipilih para petinggi republik ini saat itu jika tidak akan memberikan maslahat yang lebih besar daripada mudaratnya. Reklamasi adalah kebutuhan bagi ibukota. Di manca negara, reklamasi terbukti telah ikut memberikan kontribusi yang positif dalam perkembangan kota dan bahkan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H