Mohon tunggu...
Duwi Dianggoro
Duwi Dianggoro Mohon Tunggu... -

Traveling tanpa batas, tipiskan alas sepatu....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

The Triangle of Gili- Gili air

31 Desember 2014   21:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:05 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entahlah, Apalagi yang akan saya gambarkan tentang betapa kita punya kekayaan alam yang luar biasa di negeri ini.

Tentang pulau-pulau yang mungkin belum semuanya sempat tergambar di Peta Nusantara.

Indonesia, tentang apa yang kita miliki disini. Dan engga akan pernah lelah kita terus menerus menelusuri seberapa banyak kekayaan yang kita miliki di negeri ini. Dan engga akan pernah terhitung.

Ombak awal November sebenarnya sudah dimulai, namun fast boat yang saya naiki tetap cepat menhantam setiap gelombang yang menyapa deck kapal.

Padang Bai-Gili air menempuh waktu sekitar 1,5 Jam.

Saya jejakkan kaki pertama saya di dusun Gili air desa Gili Indah Lombok.

Pasir putih yang menjadi sapaan awal perjalananku di pulau ini. Serasa menjadi Turis di sini, terlalu banyak WNA.

check in hotel dan mulai penelusuran, mencari hal yang tak biasa di tempat asal kita, dan itu adalah tujuan traveling, terutama my traveling. :D

Hari pertama di pulau bependuduk sekitar 1562 orang, saya gunakan untuk bersepeda dengan biaya sewa waktu itu 30 ribu per sepeda, karena dapat rekomendasi juga dari hotel. Sebenernya ada satu lagi alat transportasi disini selain sepede, namanya Cidomo lebih kerennya orang bule menyebutnya Horsecart, Semacam kombinasi kereta kuda dengan roda mobil, mirip sekali dokar, bedanya mending kalian sendiri yang mendiskripsikan

[caption id="attachment_362495" align="alignnone" width="300" caption="Cidomo, kerennya Horse cart"][/caption]

Oke waktunya Lost in Gili air. Sebenernya ga perlu takut nyasar, karena pulau ini tak terlalu besar, dan akses jalannya juga tak terlalu sulit, hanya saja mungkin sedikit tenaga ekstra saat kita mengayuh sepeda di jalan berpasir yang menyedot ban sepedamu seperti Lumpur hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun