Mohon tunggu...
DUWI RODHOTUL JANNAH
DUWI RODHOTUL JANNAH Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Positif dan Negatif Gaya Hidup yang Individualisme

31 Oktober 2016   11:47 Diperbarui: 12 Juli 2017   12:26 6327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sifat individualis merupakan sifat yang selalu mengutamakan kepribadian dan kebebasan diri sendiri. Hal itu menyebabkan munculnya sifat egois. Pada perkembangan Negara ini, masyarakat sudah ada beberapa bahkan banyak yang memiliki sifat individualis. Gaya hidup masyarakat yang seperti itu dapat menyebabkan hubungan solidaritas manusia dapat hilang.

Karena tidak ada lagi sifat tolong menolong, saling menghargai, dan saling menghormati. Memang tidak selalu sifat individualisme itu bermakna buruk. Tetapi yang lebih dominan tentang keburukannya. Namun dengan individualisme kita dapat belajar mandiri dalam melakukan hal apapun. Tetapi hal itu menentang hakikat sebagai manusia, karena manusia tidak dapat hidup hanya seorang diri, dan manusia pasti membutuhkan orang lain.

Ada dua faktor yang dapat menyebabkan sifat individualisme itu dapat dimiliki oleh seseorang. Pertama, seperti yang kita tahu, bahwa zaman modern perkembangan teknologi saat ini berkembang sangat pesat, seseorang tidak perlu bersusah payah melakukan sesuatu yang diinginkan, sehingga seseorang dapat melakukan sesuatu tanpa memerlukan orang lain.

Kedua, karena diperburuk oleh kondisi ekonomi Negara yang semakin sulit untuk dijangkau untuk mensejahterakan kehidupan bangsa untuk yang lebih baik, sehingga seseorang akan lebih sibuk dengan urusan masing-masing untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Hal itu menyebabkan hilangnya nilai-nilai kesatuan dan kepedulian sesama untuk menciptakan kemakmuran bangsa.

Selalu ada sisi negative dan positifnya bila individualisme ini terus tertanam pada diri manusia. Dari sisi negative, orang yang individualisme cenderung hanya mementingkan keinginan sendiri, tidak memiliki interaksi social yang cukup luas, menganggap bahwa apa yang dilakukan tersebut hal yang paling benar, tidak dapat dijadikan sebagai kerja dalam kelompok atau team. Namun tidak hanya negative yang perlu kita pandang, sifat individualisme ternyata juga mengajari kita untuk mandiri, dan juga untuk lebih percaya diri setiap apa saja yang kita ingin lakukan selama itu dalam kebaikan.

Namun kenyataannya di Negara kita sifat yang seperti ini banyak dimanfaatkan seseorang demi kepentingannya sendiri, tanpa harus melihat orang-orang yang dibawahnya yang masih mendapatkan kesulitan. Lalu, bagaimana Negara Indonesia ini akan terus maju dan damai kalau orang-orangnnya masih menanamkan budaya individualisme.?

Untuk itu, kita sebagai remaja bangsa harusnya lebih respek terhadap hal-hal yang seperti itu, kita bangun kembali rasa solidaritas terhadap sesama, budayakan hidup gotong royong, saling menghargai pendapat orang lain, dan tidak mementingkan keinginan diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun