Mohon tunggu...
Duta Smaradana
Duta Smaradana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Local Bossism dan Pengaruhnya Pada Produksi Kopi

6 Januari 2022   22:55 Diperbarui: 6 Januari 2022   23:19 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di Indonesia, masyarakat yang berkumpul dapat dipastikan menyeruput secangkir kopi sambil berbincang. Dari muda mudi yang nongkrong santai di kafe, hingga bapak-bapak yang meminum kopi agar tidak mengantuk ketika menonton pertandingan bola menjadikan kopi sebagai salah satu sajian yang Indonesia banget. 

Tren kopi sendiri mulai berubah beberapa tahun belakang ketika awalnya kopi hanya menjadi minuman yang dinikmati berubah menjadi sebuah gaya hidup. 

Tak jarang pula masyarakat Indonesia hanya membeli kopi agar tidak ketinggalan tren walaupun sebetulnya mereka tidak suka kopi.

Ayah saya selalu berkata “Kopi itu digiling, bukan digunting!” kepada setiap orang yang ketika bertemu dengannya sedang meminum kopi bungkus. Walaupun terkesan sarkastis, celetukan impulsif beliau menyadarkan saya bahwa sajian kopi menjadi minuman yang dapat dinikmati dari berbagai kalangan masyarakat. 

Jika membutuhkan adrenalin dalam bentuk mudah, kita bisa menyeduh kopi bungkus yang memberikan kita adrenalin ketika kita meminumnya. 

Dengan varian yang banyak serta harganya yang terjangkau menjadikan kopi bungkus menjadi jenis kopi yang dinikmati mayoritas penduduk Indonesia. 

Lain hal ketika para penikmat kopi sejati yang terkadang anti dengan kopi bungkus dan menikmati kopi yang diproses secara perlahan demi mempertahankan cita rasa yang dimilikinya. 

Jika kopi menjadi sajian yang dinikmati masyarakat Indonesia, para petani kopi tidak bisa menikmati hasil dari panen mereka dikarenakan pengaruh local bossism di daerah mereka.

Local bossism secara konseptual merupakan sebuah tokoh yang berkuasa di sebuah lingkungan masyarakat. Local bossism atau biasa juga disebut local strongman sangat amat bergantung pada sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat. 

Dengan kekuatan dan influence yang mereka miliki, memonopoli perekonomian menjadi hal yang mudah dilakukan. Minimnya kontrol sosial yang menjadikan aktor ini melalngang buana di daerah di Indonesia. 

Sudah berbagai cara dilakukan demi mengurangi kekuatan yang ia miliki, namun belum ada cara pakem yang dapat menghentikan kekuatan aktor tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun