Mohon tunggu...
Iklas Arobi
Iklas Arobi Mohon Tunggu... Pelaut - Duta Shampo Lain

Jakarta, 1995

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Petang Sore Atap Rumahku

5 September 2018   16:20 Diperbarui: 5 Januari 2021   17:03 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore ini tidak cerah, tapi semua orang tetap sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Aku memandangi mereka dari atap rumahku dan ditemani 3 ayam peliharaanku Al, El dan Dul. 

Mobil, bajay, dan teman-teman ojek online terlihat sangat sibuk, ditambah para pejalan kaki seperti anak-anak, ibu-ibu rumah tangga yang sedang mengajak main anaknya, dan sebagainya.

Aku dilahirkan untuk tidak menyukai keramaian, maka dari itu ketika pagi atau sore aku jarang sekali menampakan diri di hadapan mereka. Aku senang menyendiri. 

Aku bersyukur mempunyai rumah tepat di pinggir jalan, dengan begitu aku bisa bebas memandangi orang-orang dari atap rumahku. 

Dari atap rumahku, aku bisa melihat orang-orang sangat bersemangat menjalankan aktivitasnya, dari atap Rumahku tak jarang aku melihat hal-hal yang tidak aku inginkan seperti melihat mantan sedang mesra berboncengan dengan pacar barunya, melihat mantan sedang menimang bayinya, dan melihat mantan dengan aktivitas lainnya, lari-larian contohnya. 

Hari itu aku ditertawai 3 ayam peliharaan ku Al, El dan Dul. Aku ditertawai karena aku baru saja melihat salah satu mantan pacarku saat aku masih dibangku SMP, sebut saja namanya Bala-bala. Salah satu penyesalan dalam hidupku adalah ketika aku telah mensia-siakan Bala-bala saat itu. 

Bala-bala yang kala itu terlihat agak tomboy dan hobi olahraga Taekwondo, kini terlihat anggun dengan busana hijab nya. Saat itu aku ingin turun dari atap rumahku, kemudian mengejar Bala-bala. Tapi aku langsung sadar dan menahan diri, aku sadar kini Bala-bala sudah menikah.

Saat itu aku sangat merasa bersalah karena sudah mensia-siakan Bala-bala. Tapi aku sedikit lega, Bala-bala kini sudah menikah dengan seorang ustad muda yang jelas kepribadiannya lebih baik dari aku. Ngomongin Bala-bala, perut aku menjadi lapar, ya sudah aku mau makan dulu ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun