Mohon tunggu...
Duta Aulia
Duta Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekerja.

Mata dua mulut satu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Eksistensi Diri Melalui Stiker di Bagian Belakang Kendaraan

17 Juli 2019   16:17 Diperbarui: 17 Juli 2019   17:10 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acap kali ketika sedang berkendara di jalan raya, kita sering menemui hal-hal yang menarik, lucu, menggemaskan untuk dibahas atau dijadikan sebagai obrolan warung kopi. Bukan tanpa sebab, ketika di jalan, kita akan menemui berbagai macam orang yang berasal dan memiliki karakteristik berbeda-beda.

Tak hanya itu, ketika di jalan raya, kalian juga akan menemui berbagai macam ornamen-ornamen menarik yang digunakan oleh para pengendara, seperti helm berkepala tokoh anime, vespa sampah, dan ornamen lainnya yang digunakan oleh para pengendara.

Namun jika diperhatikan lebih detail, acap kali kita temui stiker yang terdapat di bagian belakang kendaraan. Untuk kendaraan roda dua, biasanya pemilik kendaraan menempelkan stikernya di bagian plat nomor atau spakbor belakang. Tak begitu berbeda dengan roda empat, para pemilik kendaraan bisanya menempelkan stikernya di kaca belakang dan plat nomor belakang.

Menariknya, ternyata ada berbagai alasan para pemilik kendaraan menempelkan stiker di bagian belakang kendaraannya. Sebagai contoh, jika sang pemilik kendaraan bekerja, ada ikatan keluaraga atau pertemanan di suatu instansi penegakan hukum, biasanya sang pemilik kendaraan akan menempelkan stiker yang bertuliskan "Keluarga Besar Penegakan Hukum".

Tak jauh berbeda dengan seseorang yang bekerja atau memiliki relasi di media. Mereka juga acap kali menempelkan stiker dengan nama media-media besar di Indonesia seperti Tra** TV, Kom*** TV, N** TV, Met** TV, Med** Indonesia, dan media lainnya.

Bukan tanpa sebab, ada alasan tersendiri yang menyebabkan fenomena tersebut dapat terjadi. Menurut rumor beredar, banyak masyarakat yang meyakini jika menempel stiker-stiker tersebut di kendarannya akan "bebas dari tilang". Menariknya menurut sebagian orang, langkah tersebut terbukti ampuh dan patut dicoba. Namun sebagian lain berkata langkah tersebut tidak ampuh.

Tak sampai di situ, banyak pula masyarakat yang menempelkan stiker organisasi atau kelompoknya di bagian belakang kendaraannya. Menariknya fenomena menempelkan stiker di bagian belakang kendaran bisa dikatakan merupakan sebuah wujud untuk menunjukan eksistensi dari sang pemilik kendaraan.

Pasalnya ketika orang lain membaca stiker yang ditempel di bagian belakang kendaraan, kemungkinan besar pembaca akan beranggapan bahwa sang pemilik kendaraan bekerja, tergabung, atau memiliki relasi di nama stiker yang ditempelnya.

Menyikapi fenomena tersebut, munculkan sebuah pertanyaan "Jika itu memang untuk menunjukan eksistensi diri, lalu seberapa pentingkah hal tersebut harus dilakukan?"

Dilansir dari Grid.id, ternyata eksistensi erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Pasalnya menurut teori hierarchy of needs yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, tingkat kebutuhan dasar manusia terbagi atas lima point. Mulai dari kebutuhan fisik, keamanan, love belonging, esteem, dan self actualization.

Menurut seorang psikolog, Ayoe Sutomo, mengatakan ketika kebutuhan dasar paling fisik sudah terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan kedua, yaitu keamanan.

Menariknya, pada masyarakat kota, kebanyakan tingkat kebutuhan satu sampai tiga sudah terpenuhi, sehingga kebutuhan selanjutnya adalah kepercayaan diri. Kebutuhan akan kepercayaan diri berkaitan erat dengan reputasi serta personal branding dari setiap orang.

Tak menutup kemungkinan, jika seseorang memiliki reputasi serta personal branding yang baik, maka akan mendatangkan hal-hal positif bagi dirinya. Sebaliknya, jika seseorang tidak membangun reputasi serta personal branding dengan baik, kemungkinan besar akan membawa dampak negatif bagi dirinya.

Atas dasar tersebut, eksistensi serta pembentukan citra diri bisa dikatakan menjadi bagian terpenting untuk dipenuhi agar melengkapi kebutuhan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun