Kalian pasti pernah dong ketemu emak-emak naik motor matik dengan lampu sen kiri tapi berbelok ke kanan dan pastinya ngeselin bangetkan? Jelas!
Fenomena tersebut memang sering ditemui di jalan raya, baik di kota kecil atau besar. Kadang suka terlintas di benak liar penulis, "Apakah emak-emak tersebut merupakan penemu motor matik? Jadi bisa seanaknya aja?"
Dari banyak kasus, kita sering menemukan fenomena emak-emak seperti itu. Bahkan, jika terjadi kecelakaan karena fenomena tersebut, 'biasanya' justru emak-emak lah yang lebih galak untuk marah-marahnya. Tapi tidak dipungkiri juga, masih banyak emak-emak mengendarai motor dengan baik dan benar.
Nah! Berdasarkan benak liar penulis, penulis penasaran untuk menemukan kisah perkembangan motor matik di Indonesia. Namun, sebelum masuk ke pembahasa, kita lihat dulu data penjualan motor matik di Indonesia.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), motor terlaris didominasi oleh motor jenis skuter matik (skutik). Dilansir dari oto.detik.com, total penjualan sepeda motor di Indonesia periode Januari-Juni 2018 yang tercatat sebanyak 3.002.753 unit, dengan rincian 83,93% skutik, sisanya motor bebek dan sport.
Tidak bisa dipungkiri, desain yang simple dan mudah untuk dikendarai 'tinggal gas', menyebabkan masyarakat lebih memilih motor matik dibandingkan motor bebek atau sport.
Ternyata, motor matik pertama kali dibentuk adalah motor Vespa oleh Corradino D'Ascaino yang merupakan insinyur di bidang penerbangan.
Bahkan, kesuksesan tersebut tersebar hingga Indonesia. Vespa Corsa 125 menjadi pelopor skutik pertama di Indonesia yang meluncur pada 1984 dengan transmisi otomatis yang dibuat oleh PT Dan Motor Indonesia (DMII).