Permainan tradisional asal Yogyakarta ini, dimainkan secara berkelompok. Kelompok yang satu menjaga 'pintu' yang digambarkan memalui garis lurus dan melintang, sedangkan kelompok lainnya berusaha untuk melewati setiap penjaga 'pintu' hingga mencapai sisi satunya.
Di permainin ini, terdapat banyak manfaat, para pemain akan dapat melatih kerjasama antar anggota kelompok. Tidak hanya itu, anak-anak akan dilatih ketangkasan dan ketepatan dalam mengambil keputusan.
Permainan ini identik dimainkan oleh anak perempuan. Cara permaniannya juga sangat mudah dengan melompati kotak-kotak yang tergambar di tanah. Di permainan ini, anak-anak dilarang menginjak garis yang sudah tergambar, jika ada pemain yang melarang aturan tersebut, akan dinyatakan gugur dalam gilirannya.
Dipermainan ini juga tidak jauh berbeda dengan permainan Gerobak Sodor. Permainan yang biasa dimainkan oleh anak laki-laki, juga membagi anggota menjadi 2 kelompok. Biasanya, anak-anak secara insiatif memanfaatkan pohon dan tiang listrik sebagai bentengnya. Terdapat jarak antar banteng kelompok A dan kelompok B, kira-kira 5-10 meter.
Aturan kunci dari permainan ini adalah menjaga menteng agar tidak disentuh oleh kelompok lain.
Dipermainan ini, anak-anak dilatih untuk kerjasama antar anggota kelompok. Tidak hanya itu, mereka juga dilatih motorik anak-anak, karena seluruh anggota harus bisa berlomba dan berusaha untuk menyentuh benteng lawannya.
Permainan tradisional ini tergolong sedehana dan murah ini dapat memberikan pelajaran pada anak bahwa persaingan adalah hal yang tidak bisa dihindari.