Mohon tunggu...
Duryati El Baihaqi
Duryati El Baihaqi Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika

Hai... Saya Duryati, Guru Fisika di SMAN 110 Jakarta-Utara, suka jalan-jalan dan makan. I'm Loveable and easy going person, so very easy to make me happy Just ask me going out and eat some comfort food. Not have to fancy place or expensive food. Diajak Makan pecel lele di pinggir jalan senang, diajak makan steak resto mahal suka juga. See... I;m easy kan??

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-Nilai Kebajikan

22 September 2023   13:57 Diperbarui: 26 September 2023   08:21 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam pengambilan keputusan sangat penting memahami apa yang utama, sebagai Pemimpin Pembelajar kita telah memahami misi kita untuk memimpin perubahan paradigma belajar dengan memberikan ruang yang lebih luas untuk para pendidik untuk menebalkan potensi murid-murid kita sekaligus membimbing pendidik untuk merubah paradigma mengajar mereka agar memberi ruang pada murid-murid untuk belajar sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Setelah mempelajari modul 3.1 saya menjadi lebih  memahami dan menganalisis kasus yang termasuk dalam bujukan modal (kondisi benar lawan salah, berhubungan dengan aturan/hukum) dan dilema etika (kondisi benar lawan benar, terkadang menjadi dua sisi benar namun saling bertentangan.

Dalam pengambilan keputusan terdapat 4 paradigma yang dapat digunakan yaitu paradigma individu lawan masyarakat (individual vs community), paradigma rasa keadilan dan rasa kasihan (justice vs mercy), paradigma kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), dan paradigma jangka pendek lawan jangka panjang (short tem vs long term). Paradigma ini digunakan dalam mempertajam analisis mengenai sebuah kasus berdasarkan nilai-nilai yang salingbertentangan.

Selain paradigma, saya juga memahami mengenai 3 prinsip pengambian keputusan yaitu prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end-based thinking), berpikir berbasis peraturan (rulesbased thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (carebased thinking). Prinsip ini digunakan sebagai arah pengambilan keputusan yang akan diambil menuju keputusan yang paling sesuai.

Ketika dalam kegiatan ruang kolaborasi untuk menganalisis sebuah kasus pemahaman saya mengenai dilema etika menjadi lebih tercerahkan, ada kalanya saat dihadapkan pada sebuah kasus dan diharapkan mampu mengambil keputusan yang tepat maka kita sebagai seorang pemimpin pembelajaran tidak ada salahnya untuk melenceng dari peraturan yang ada namun tetap berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. Sehingga 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan saya.

Yang terakhir adalah 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa saja yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, pengujian benar dan salah (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan), pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, membuat keputusan dan tinjau lagi keputusan dan refleksikan.

Hal yang diluar dugaan selama saya mempelajari modul 3.1 adalah sekat tipis yang kadang membingungkan antara bujukan moral dan dilema etika. Pada awal mempelajari modul ini saya merasa terjebak saat sedang menganalisis sebuah kasus terkait dilema etika yang saya identifikasi sebagai kasus bujukan moral. Bahkan selama ini dalam mengambil keputusan saya cenderung hanya mendasarkan pada peraturan yang ada sehingga cenderung kaku dan merasa untuk melenceng atau mendasarinya tidak berdasarkan peraturan itu sangat sulit dilakukan.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah dihadapkan pada masalah yang berhubungan dengan dilema etika. Keputusan yang saya ambil lebih banyak didasarkan pada nilai-nilai yang saya pegang sebagai prinsip hidup, berdaasarkan pada intuisi dengan mengibaratkan saya ada dalam posisi tersebut maupun dengan mengedepankan kepedulian terhadap orang lain.

Selain itu juga ketiika saya merasa binggung dalam mengambil keputusan dengan menganalisis tepat atau tidak untuk dapat menyelesaiakan masalah, saya biasanya meminta baik dari rekan sejawat ataupun keluarga bahkan guru-guru senior yang merupakan panutan saya. Sehingga akan muncul alternatif pemecahan masalah yang terkadang tidak terpikirkan. Walaupun langkah-langkah pengambilan keputusan saya tidak sama dengan yang saya pelajari dari modul 3.1, namun saya rasa ada beberapa langkah yang serupa dan sama dalam penerapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun