Yang menonjol dari Bapak Ubaidillah (Kepala Sekolah SMAN 75) adalah, jelas sekali sikap Low Profile beliau, pembawaan yang Tenang, wajah yang selalu tersenyum, dan cara bicara yang mengalir dengan tenang. Sedangkan dari Bapak Sriyono (Kepala Sekolah SMAN 110) terlihat sekali pembawaan diri yang tegas, pemikir yang cerdas, cara bicara yang cepat dan lugas.
Rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika, diantaranya melakukan komunikasi dan koordinasi yang lebih terjadwal. Mereka mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka dengan semakin "indahnya musik yang mengalun dalam Orkestra yang mereka pimpin", Bapak Ubaidillah bilang : Semakin banyak dan kuat Budaya Positif di sekolah dan hadirnya wellbeing comunity. Sedangkan Bapak Sriyono mengatakan : Semakin Solid Tim dan semakin kuat kekeluargaan dalam komunitas Sekolah.
Bagaimana saya akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan, pada murid-murid, dan pada kolega guru-guru yang lain?
Diakhir wawancara, saya menanyakan sebuah pertanyaan yang sama yang tidak ada dalam daftar, sebuah pertanyaan yang (menurut saya) akan mencerminkan bagaimana seorang pemimpin mengelola sumber daya yaitu: Sebutkan 3 nilai Universal yang menjadi Prioritas Bapak dalam memimpin sekolah? Bapak Sriyono menjawab : Kebersamaan (kekeluargaan), Kemanusiaan dan persahabatan. Sedangkan Bapak Ubaidillah menjawab : Keteladanan, Religiutas dan Kemanusiaan.
Dari hal tersebut, saya merenungkan secara umum nilai kebajikan apa yang kelak akan menjadi prioritas saya dalam memimpin, maka saya akan mengambil : keteladanan, kebersamaan dan religuitas. Sebelum memberi perintah, pastikan saya melakukannya terlebih dahulu, memberi contoh keteladanan. Selanjutnya sentuh hatinya (bicarakan dari hati ke hati, Mengutip perkataan Bapak Ubaidillah, selanjutnya lihatlah dari kacamata agama.
Kapan saya akan menerapkannya? Saya akan mencoba menerapkannya dari sekarang, (sebagai guru, ibu dan wakil kepala sekolah)
Saya berharap, kedepan ketika saya menjadi seorang pemimpin, saya  dapat menjadi pemimpin yang membuat orang-orang yang saya pimpin merasa tergugah untuk bergerak (mampu menggerakan) dengan perasaan nyaman dan mampu menyuburkan dan menguatkan Budaya Positif dan menghadirkan wellbeing comunity.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H