Mohon tunggu...
Duryati El Baihaqi
Duryati El Baihaqi Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika

Hai... Saya Duryati, Guru Fisika di SMAN 110 Jakarta-Utara, suka jalan-jalan dan makan. I'm Loveable and easy going person, so very easy to make me happy Just ask me going out and eat some comfort food. Not have to fancy place or expensive food. Diajak Makan pecel lele di pinggir jalan senang, diajak makan steak resto mahal suka juga. See... I;m easy kan??

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran dan Aktivitas Seorang Guru Penggerak

8 Juni 2023   17:05 Diperbarui: 9 Juni 2023   11:55 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai guru penggerak, kita menyadari sepenuhnya pada peran kita sebagai katalisator transformasi pendidikan Indonesia yang berasaskan pada pengembangan profil pelajar pancasila dengan nilai-nilai guru penggerak yang mandiri, inovatif, kolaboratif, berpihak pada murid dan reflektif.

Kita memilih menjadi guru penggerak karena rasa peduli  pada nasib bangsa kita. Memahami bahwa Masa depan bangsa tergantung pada kualitas generasi muda, dan generasi muda yang berkualitas dibentuk dari pendidikan yang berkualitas, dan ujung tombak pendidikan adalah kita para guru.

Demi menjalankan peran sebagai guru penggerak  beberapa hal yang harus kita lakukan, yaitu :

1. Menggerakan Komunitas Belajar.

Dalam rangka menggerakan komunitas belajar, yang dapat kita lakukan adalah memberdayakan komunitas pembelajar dan MGMP.

Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru : Penggunaan CBT sebagai media asesmen 
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru : Penggunaan CBT sebagai media asesmen 

Bagaimana memberdayakan Komunitas Belajar maupun MGMP ? Tentunya tergantung posisi kita di sekolah. Sebagai Guru, aktivitas yang paling sederhana adalah menjadi Anggota aktif yang membantu program-program kerja MGMP maupun Komunitas Belajar. Menjadi Pengurus merupakan langkah yang lebih progresif. Kita dapat memberdayakan Komunitas Belajar dan MGMP  dengan mengajukan  (membuat) dan melakukan Program / Kegiatan yang tentunya bertujuan untuk Menebalkan kompetensi kita sebagai pendidik.  Menggunakan Komunitas Belajar dan MGMP baik tingkat sekolah maupun tingkat yang lebih tinggi sebagaimana fungsinya yaitu menjadi wadah untuk meningkatkan kemampuan kompetensi guru dengan saling bertukar pendapat dan berbagi ilmu dan pengalaman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas.

Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru : Pembelajaran Berdiferensiasi
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru : Pembelajaran Berdiferensiasi

Jika kita berada dalam lingkup Manajemen sekolah, misalnya sebagai Wakil Kepala sekolah  Langkah-langkah  yang perlu dilakukan untuk memberdayakan komunitas pembelajar maupun MGMP adalah: 

Melakukan Evaluasi, Identifikasi kebutuhan Komunitas dan MGMP, Mendampingi perencanaan Program kegiatan, Mendukung dan Memonitoring Pelaksanaan Program kegiatan dan Melakukan tindak Lanjut dari hasil evaluasi kegiatan. 

2. Menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain terkait perkembangan pembelajaran di sekolah.

 Dalam hal ini, melakukan Penelitian Tindakan kelas yang dimana rekan kita akan dapat melakukan observasi terhadap aksi yang kita lakukan dalam pembelajaran, dan sebaliknya. Berkolaborasi dengan teman guru, baik dengan sesama guru mata pelajaran maupun lintas pelajaran, seperti berkolaborasi pelajaran Fisika kelas X dan Kimia; Materi Global Warming dengan  Kimia Hijau. Kita bisa memberikan alternatif Projek membuat sabun ramah lingkungan, atau Kolaborasi Fisika dengan Biologi kelas XI : Fluida dinamis dengan Projek Grase Trap, dsb.

37900349-10204967292498772-753330000928702464-n-64819a9308a8b55af8398e44.jpg
37900349-10204967292498772-753330000928702464-n-64819a9308a8b55af8398e44.jpg

Diantara beberapa Praktik baik yang dilakukan dalam pembelajaran adalah : lebih bervariatif dalam memberikan tugas kepada siswa.

Pekerjaan Rumah perlu diberikan kepada siswa, dengan memberikan tugas kepada siswa kita sebagai guru secara langsung Membangun rasa tanggung jawab dan disiplin, Mengasah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah sendiri (mengasah jiwa mandiri), Melatih kemampuan mengatur waktu, Memberi siswa kesempatan untuk berlatih dan meningkatkan keterampilan mereka, Meningkatkan kebiasaan belajar yang baik, Mendorong komunikasi antara guru dan siswa, Membangun persaingan yang sehat diantara siswa, dan juga mengurangi waktu mereka bermain gadget.

77020802-10206833000780313-3694680461730119680-n-64819aea29f19e415f74f022.jpg
77020802-10206833000780313-3694680461730119680-n-64819aea29f19e415f74f022.jpg

Terjadinya “Burn Out” atau kelelahan mental pada siswa akibat “Banyaknya Tugas Sekolah”  karena kurang kreatif dan diferensial nya guru dalam memberikan tugas pada siswa.

Sebagaimana tugas kita sebagai guru adalah menebalkan potensi atau kekuatan siswa, maka sudah semestinya kita memberikan kebebasan siswa dalam menentukan tugas yang dapat mereka selesaikan sesuai dengan potensi dan kekuatan siswa. 

Dengan Nilai Guru Penggerak yang Berpihak pada Murid, maka sudah semestinya dipraktikan pembelajaran Berdiferensiasi. Dalama proses pembelajaran Berdiferensiasi dimana siswa dapat menentukan bagaimana mereka belajar sesuai dengan kebutuhan mereka, semestinya guru memberikan tugas yang berdiferensiasi. Contoh tugas alternatif yang dapat diberikan siswa :

  • Mengerjakan Projek,

Pengerjaan proyek dalam model pembelajaran memberikan siswa kesempatan untuk dapat memperdalam pengetahuannya melalui kegiatan mengerjakan suatu proyek atau investigasi mendalam.

Projek based Learning akan menebalkan nilai  Mandiri, Inovatif, kolaboratif, dan reflektif pada siswa jika dilakukan tahapannya dengan benar.

40387428-10205095675748273-3472461228951994368-n-64819bb408a8b519e611b7c2.jpg
40387428-10205095675748273-3472461228951994368-n-64819bb408a8b519e611b7c2.jpg

Melakukan Aktivitas Sosial yang berhubungan dengan materi pembelajaran, contohnya Materi Pembelajaran Fisika kelas X :Global Warming, Siswa dapat menjadi relawan memungut sampah di pinggir pantai atau disekitar rumahnya, Membuat (bergabung Bersama) komunitas pembuatan pupuk kompos, atau komunitas Goes To ScHool ( Ke Sekoleh dengan Sepeda) dll.

Sumber Energi, Siswa dapat melakukan kampanye hemat energi, baik dengan membuat poster, banner ataupun hanya sekedar mengkampanyekan lewat lisan melalui media sosial yang mereka miliki. Tugas Aktivitas sosial akan menebalkan nilai Mandiri, Kolaboratif, dan reflektif.

45056390-10205314944189847-3704587018546708480-n-64819c4908a8b52fa1088e12.jpg
45056390-10205314944189847-3704587018546708480-n-64819c4908a8b52fa1088e12.jpg
  • Explorasi dan Observasi

Kegiatan eksplorasi dan observasi ini bisa dilakukan di perpustakaan kota, museum, pasar tradisional, alun-alun kota, pusat perbelanjaan, tempat tinggal mereka, ataupun tempat lainnya. Berikan panduan apa saja yang harus mereka lakukan (daftar tugas dan pertanyaan). Minta mereka membuat laporan dan beri kesempatan mempresentasikan (menceritakan kembali) pengalaman mereka. Tugas Explorasi dan Observasi akan menebalkan nilai Mandiri, dan reflektif.

  • Membuat kreasi mandiri

Tugas Membuat kreasi mandiri akan menebalkan nilai Mandiri, inovativ, dan reflektif.

45014930-10205309925584385-3556060731554136064-n-64819d2d822199739c2e0c34.jpg
45014930-10205309925584385-3556060731554136064-n-64819d2d822199739c2e0c34.jpg
  • Tugas Literasi

Di Kurikulum Merdeka, literasi menjadi fokus utama. Sayangnya, minat siswa dalam membaca masih terbilang rendah. Untuk meningkatkan literasi di kalangan siswa, kita dapat memberikan mereka tugas membaca di rumah sebagai alternatif PR untuk siswa. Tugas membaca tidak hanya meningkatkan literasi, tapi juga dapat menambah wawasan dan memberikan mereka sudut pandang yang baru terhadap suatu hal.

3. Mendorong Jiwa Kepemimpinan Siswa di Sekolah.

Hal terkecil yang dapat dilakukan  sebagai guru untuk mendorong Jiwa kepemimpinan Siswa adalah dengan memilih ketua kelompok Projek, Koordinator Mata Pelajaran Tiap Kelas, Koordinator Mata Pelajaran Angkatan. Sebagai wali kelas kita dapat membimbing dan mendampingi siswa melakukan pemilihan ketua kelas. Sebagai Wakil bidang kurikulum, berkolaborasi bersama wakil bidang kesiswaan mendampingi dan memfasilitasi murid sekolah  memilih ketua OSIS dan MPK.

whatsapp-image-2023-06-08-at-11-46-04-64819e1008a8b570ae0ab9f2.jpeg
whatsapp-image-2023-06-08-at-11-46-04-64819e1008a8b570ae0ab9f2.jpeg

Selain hal-hal tersebut, sebagai guru penggerak yang memiliki moto : Tergerak, Bergerak, dan Menggerakan. Kita juga dapat berupaya menumbuhkan Jiwa kepemimpinan siswa dengan sikap disiplin, bertanggung jawab, rasa empati, menggugah keberanian siswa, menumbuhkan rasa percaya diri (dengan selalu positif dan mempercayai mereka).

4. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Komite sekolah, Perusahaan swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lingkungan sekolah (Rt, RW, Kelurahan, Puskesmas setempat, Dinas-dinas instansti setempat) adalah "Fasilitas-fasilitas" pendidikan yang dimana mereka dapat menjadi "partner" guru dalam memberikan pendidikan yang sangat faktual dan aktual untuk anak-anak didik kita.

Seperti, ketika kita ingin mengajarkan tentang Kewirausahaan, akan lebih aktual dan faktual ketika anak-anak belajar langsung dari para pengusaha dst.

whatsapp-image-2022-11-30-at-10-51-10-64819fec08a8b52f5b5d0db2.jpeg
whatsapp-image-2022-11-30-at-10-51-10-64819fec08a8b52f5b5d0db2.jpeg

5. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well being ekosistem pendidikan di sekolah.

Dalam rangka Mendorong Well being Ekosistem Pendidikan disekolah, sangat penting bagi kita melakukan contoh teladan baik untuk murid kita maupun sesama teman guru. Keluarlah dari pemikiran bahwa belajar harus di ruang kelas. Jadikan Seluruh Lingkungan Sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk Belajar. Gunakan Laboratorium, Perpustakaan, Taman, hutan Sekolah, Masjid sebagai tempat belajar anak didik kita.

Menjadi pendamping bagi rekan guru lain mengenai pengembangan pembelajaran di sekolah, dan membuka ruang diskusi bersama murid atau rekan sejawat dalam penanganan masalah pembelajaran yang dialami adalah aktifitas yang dapat dilakukan untuk menciptakan well being ekosistem pendidikan disekolah.

whatsapp-image-2023-06-08-at-11-40-30-6481a02608a8b53fe3780782.jpeg
whatsapp-image-2023-06-08-at-11-40-30-6481a02608a8b53fe3780782.jpeg

Terapkan apa yang sudah diajarkan, ketika kita mengajarkan tentang cinta lingkungan, krisis energi, Polusi kendaraan, Tanamkan kesadaran bahwa mereka adalah bagian dari Warga Dunia yang bertanggung jawab pada kelestarian Bumi.

Selain aktivitas-aktivitas yang bersifat formal dan melibatkan komunitas sekolah, sebagai guru Penggerak yang memiliki misi utama menanamkan dan melakukan perubahan pendidikan yang menghasilkan Sumber Daya Manusia yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila yang bertaqwa dan berakhlak mulia, mandiri, kreatif, bernalar kritis, berkebinekaan global dan bergotong royong, kita juga seyogyanya melakukan beberapa aktivitas yang  tidak berhubungan dengan pembelajaran siswa secara langsung tetapi mengandung nilai-nilai Guru Penggerak (memberi tauladan), seperti bersepedah ke sekolah, menjadi sukarelawan pengajar bahasa inggris  anak-anak usia wiraga di Komunitas Belajar Lingkungan Sekitar Sekolah, Melanjutkan hubungan baik dengan para alumni dan sebagainya.

  Mengutip perkataan Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara "Orang yang mempunyai kecerdasan budi pekerti itu senantiasa memikir-mikirkan dan merasa-rasakan serta selalu memakai ukuran, timbangan dan dasar-dasar yang pasti dan tetap."

Begitupun kita sebagai Guru Penggerak seharusnya berupaya dengan segenap kemampuan memikir-mikirkan dan merasa-rasakan selalu memakai ukuran, timbangan dan dasar-dasar yang pasti dan tetap.

Sebagai manusia biasa, tentunya kita banyak kekurangan (siapakah manusia yang tidak punya kekurangan?) tetapi, sebagai Guru Penggerak kita harus memiliki niat baik untuk bergerak, dan menggerakan teman-teman Guru lainnya untuk melakukan transformasi pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi emas.

Saya Optimis, jika kita para guru bergerak bersama serentak dengan kebulatan tekad mentransformasi pendidikan, dimulai dengan mentransformasi diri kita sendiri menjadi “versi terbaik” diri kita maka kegemilangan Bangsa di tahun 2045  (Indonesia Emas) akan benar-benar terwujud. Dan berbanggalah jika kelak anak cucu kita dapat bercerita tentang kita, bahwa kita adalah bagian dari pejuang transformasi pendidikan di Indonesia.

whatsapp-image-2023-06-08-at-14-04-47-6481a06b4addee5c84559ad2.jpeg
whatsapp-image-2023-06-08-at-14-04-47-6481a06b4addee5c84559ad2.jpeg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun