Jika dicerna makin jauh, bagaimana tidak sempurna Manusia itu?
Manusia bisa bersosialisasi dengan makluk lainya (yang halus dan juga kasar). Tapi saya heran dengan manusia yang memiliki akal terlihat seperti tak berakal. Banyak sekali kejadian-kejadian disekitar yang diluar pikirian yang sadar.
Mulai dari, bapak menghamili putri kandungnya, anak membunuh orang tuanya, dan sifat-sifat buruk lainnya.
Seekor pejantan kudanil menghamili anaknya bahkan emaknya itu wajar, anak elang membunuh lalu memakan saudaranya itu juga wajar. Sebab mereka tak memiliki akal dan pikiran. Tapi kalau manusia berbuat itu (keburukan;red) bukankah sudah tak berakal dan kurang ajar?
Kembali ke topik. Jadi, dari itu semua kita itu harus pandai bersyukur dengan semua pemberianNYA. Jika kita pandai, udah deh. Semelarat-mlaratnya kita. Kita akan merasa senang dan tenang. Tapi bukan tanpa usaha dan do'a juga. Untuk meraih kebahagian dan kesuksesan itu ya harus berusaha (ikhtiar), bekerja (memeras keringat), dan berdo'a. Biar semua selaras dengan apa yang menjadi cita-cita dan harapan.
Kalo ngendikane Mbah Slamet Jenggot perlu Senamfals. Biar semangat kenalin dahulu namamu.
"Keinginan adalah sebuah penderitaan." yupp...jika kita memiliki keinginan ya harus menderita dahulu. Gak ada yang ujug-ujug, semua butuh proses.
"yang pandai bersyukur akan makmur.yang pandai ngeluh akan tumbuh, tumbuh penyakit hati."
semua sudah di gariskan oleh Sang Pencipta, jalani perintahNYA dan jauhi laranganNYA. Dan jangan lupa bersholawat.
LOVE IN PEACE OUT BY DURRONNEZIANA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H