Mohon tunggu...
durroh nafisah
durroh nafisah Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia - Universitas Airlangga

Mahasiswi Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia di Universitas Airlangga Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Industri Mode (Fashion) Pasca Pandemi Covid-19

16 Juni 2023   17:00 Diperbarui: 16 Juni 2023   17:03 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2020 merupakan tahun yang bersejarah sekaligus tahun yang sulit bagi kehidupan sebagian besar masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia, dengan adanya pandemi Covid-19. Pandemi ini secara otomatis berdampak pada berbagai sektor kehidupan, terutama bidang ekonomi (Cholsy dkk, 2020). 

Adanya pandemi Coronoa Virus Disease 2019 ini menyebabkan terjadinya penurunan ekonomi yang drastis di Dunia. Virus Corona pertama kali ditemukan di China dan kemudian menyebar dengan cepat ke penjuru Dunia, juga di Indonesia.

Kasus pertama terkait Covid-19 di Indonesia terjadi di Pulau Jawa tepatnya di daerah Depok Jawa Barat yang terjadi pada tanggal 02 Maret 2020. Semakin cepat kasus menyebar keseluruh Indonesia yang menyebabkan Pemerintah Indonesia memberlakukan sistem Lockdown yang dimana seluruh kegiatan manusia di batasi dan tidak diperbolehkan untuk keluar dari tempat tinggal masing-masing. 

Adanya sistem lockdown ini membuat beberapa sektor seperti ekonomi menurun sangat cepat, tidak sedikit juga karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja dikarenakan minimnya pendapatan karena tidak adanya customer. Pekerjaan dilakukan secara online, sektor Pendidikan juga memberlakukan sistem online untuk pembelajaran, begitu juga dengan sektor lainnya yang dituntut serba online.

Dampak pandemi Covid-19 membuat berbagai sektor industri mencari cara untuk bertahan termasuk dari bisnis fashion. Efek dari pandemi Covid-19 juga terjadi pada industri desain dan mode. 

Banyaknya industri desain dan mode di Indonesia terbukti dari banyaknya offline store terkait fashion terutama. Dampak dari adanya pandemi Covid-19 di dunia salah satunya adanya pembatasan sosial yang mengakibatkan tidak sedikitnya indutri mode yang pailit (Elle, 2020). 

Pembatasan sosial yang juga menurunkan pengunjung yang datang langsung untuk berbelanja. Namun efek lainnya yaitu setiap industri mode diminta untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang dimana menjadi salah satu alat di saat pandemi covid dalam menjalankan kehidupan. 

Contohnya yaitu berbelanja online menjadi marak dilakukan oleh setiap orang dikarenakan adanya pembatasan dalam keluar dari rumah. Penjualan pakaian dan produk-produk mode lainnya secara fisik cenderung menurun selama pandemi.  

Namun, penjualan daring dilaporkan mengalami peningkatan. Teknologi digital baru dan platform ritel telah memicu belanja online (McKinsey dalam Brydges, dkk 2020).

Tantangan lain yang muncul dari adanya pandemi ini adalah bagaimana industri yang bertahan memberikan inovasi dengan menangani permintaan customer (Law, 2020). Selain tantangan dan kesulitan, pandemi juga membawa sejumlah peluang baru, diantaranya berupa produksi masker wajah yang modis dan pengembangan industri mode yang lebih berkelanjutan, termasuk di antaranya platform penyewaan pakaian (Philipkoski, 2020).

Perbedaan yang terlihat juga dengan adanya peragaan busana yang dilakukan oleh beberapa industri mode, adanya pandemi mengakibatkan tidak adanya lagi terkait pergaan busana dikarenakan pembatasan sosial. Dampak lain adanya pandemi juga berubahnya teknologi untuk pemasaran yang lebih banyak menggunakan beberapa sosial media untuk menggapai customer.

Hal diatas dirasakan oleh salah satu bisnis owner yang diwawancarai untuk artikel ini yaitu bisnis owner yang bergerak di bidang fashion untuk acara yang besar seperti pernikahan, tunangan dan acara acara formal yang mengharuskan memakai dress atau gown. 

Bernama El Galeri yang didirikan olehLaili Djalil dan berdiri sejak 2014 dan pada tahun 2018 memiliki offline store di Kota Malang. Secara keseluruhan, bisnis yang dijalankan dengan sistem online. Maka dari itu, pada saat pandemi Covid melanda Indonesia, tidak merasa kesulitan untuk mempelajari lebih banyak terkait online market. 

Hal yang dirasakan pada industri mode yang menjadi narasumber yaitu terkait proses produksi yang berkurang dikarenakan minimnya minat dan berkurangnya acara yang mengharuskan memakai gown atau dress karena adanya social distancing. Hanya saja industri mode ini memperluas jaringan market seperti menggunakan marketplace dan juga sosial media lain untuk mempromosikan barang yang dijual.

Tidak adanya penurunan yang drastis pada pendapatan beberapa industri dikarenakan beberapa industri mode terutama yang menjadi narasumber pada artikel ini mengatakan bahwa adanya perputaran atau membuat inovasi terkait barang yang di tampilkan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dikarenakan sedikitnya acara yang menggunakan dress atau gown untuk acara pernikahan, owner berinovasi dalam penurunan harga seperti diskon dan membuat beberapa dress yang tidak terlalu mewah dan bisa dipakai di segala acara.

 Selain itu, dalam pemasaran, owner memberikan inovasi seperti membuat masker yang pada saat pandemi memang diperlukan oleh masyarakat. Inovasi yang dilakukan ini guna untuk menstabilkan industri agar tetap bertahan saat pandemi.

Dampak yang dirasakan oleh industri mode selanjutnya yaitu sistem teknologi yang semakin canggih dan juga pemasaran melalui media online. Sebelum adanya pandemi Covid ini, kebanyakan industri mode memasarkan tidak langsung terjun lebih banyak terhadap teknologi atau seperti penjualan online. 

Berkembangnya teknologi digital juga memudahkan setiap industri mode dan desain dalam memasarkan produk yang ditawarkan. Pembatasan sosial menyebabkan banyak toko tutup, baik itu total selama pandemi maupun pengurangan jam operasional. Hal ini mendorong masyarakat untuk beralih ke sistem belanja daring. Selain itu, kewajiban untuk tinggal di rumah juga menjadi faktor pendorong kenaikan transaksi daring.

Berbelanja secara daring semakin banyak dilakukan oleh masyarakat dikarenakan lebih mudah dan tidak perlu datang untuk meluangkan waktu dalam berbelanja. 

Sampai sekarang di tahun 2023 tidak sedikit akun akun sosial media yang memanfaatkan adanya berjualan secara daring atau online. Masyarakat yang sebelumnya masih sangat bebas dalam hal berbelanja secara offline melihat produk secara fisik, kemudian dihadapkan oleh pandemi yang mengharuskan stay at home membuat masyarakat sudah terbiasa untuk berbelanja secara online.

Selain adanya tantangan dan peluang bagi industri mode setelah adanya pandemi covid ini, pengurangan karyawan menjadi salah satu faktor yang cukup menjadi hal penting disini dikarenakan menurunnya omset dari belanja secara fisik yang dapat mengakibatkan menurunnya penjualan dan tidak dapat pemasukan untuk perusahaan atau industri. 

Namun pada industri mode yang pada artikel ini menjadi narasumber, tidak memberlakukan adanya pengurangan karyawan hanya saja tidak menambah atau merekrut karyawan baru dikarenakan masih minimnya omset dan perubahan sistem pemasaran. Hal yang dilakukan sebuah industri mode untuk bertahan saat pandemi sampai berakhirnya pandemi ini merupakan sebuah inovasi yang kreatif dan bergerak cepat untuk tidak tertinggal.

Narasumber juga menyadari bahwa setelah pandemi Covid-19 berakhir, banyak pesaing-pesaing baru yang dimana mengharuskan untuk indutsri mode tetap bergerak cepat dan menghasilkan inovasi-inovasi untuk perkembangan perusahaan. 

Secara keseluruhan dapat disimpulkan terkait dampak yang dialami industri mode pasca pandemi ini diantaranya teknologi yang semakin canggih yang dimanfaatkan untuk bagian dari pemasaran, adanya tantangan yang muncul dikarenakan banyaknya industri mode yang baru bermunculan dan juga COVID-19 mendorong orang untuk tinggal dan bekerja dari rumah dan tidak berganti-ganti baju dalam sehari. Kondisi ini dapat membuat orang berpikir ulang saat akan berbelanja pakaian baru. 

Dewan Mode Inggris bersama Dewan Desainer Amerika dalam sebuah forum menyatakan bahwa pandemi membuka peluang untuk p erombakan industri secara mendasar dan mengarah pada industri mode yang benar-benar baru dan lebih lambat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun