Mohon tunggu...
DURRATUL FARRAH NOOR
DURRATUL FARRAH NOOR Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Universitas Palangka Raya

Mahasiswa Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatnya Perekonomian Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasca Covid-19

8 Maret 2023   15:07 Diperbarui: 14 Maret 2023   13:21 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia telah memengaruhi kehidupan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi. Situasi ekonomi di Indonesia tentu saja terpengaruh oleh pandemi yang berlangsung selama dua tahun terakhir. Pandemi telah menimbulkan berbagai penurunan dalam sektor ekonomi akibat pembatasan sosial. Efek yang dapat dirasakan adalah melemahnya konsumsi domestik atau melemahnya daya beli masyarakat pada umumnya. Masyarakat mengalami penurunan daya beli secara signifikan. Dalam hal ini sangat berpengaruh bagi pedagang kaki lima (PKL). Kondisi ekonomi pedagang kaki lima turut mengalami penurunan omzet penjualan karena masyarakat yang lebih memilih melakukan transaksi jual beli daring untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19.

Karena dampak negatif yang dialami dari beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL), Pemerintah telah memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 1,2 juta kepada satu juta pengusaha mikro. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah telah mengalokasikan Rp 1,2 triliun untuk melaksanakan program tersebut. Program bantuan bagi pedagang kaki lima dan warung telah berlangsung sejak 9 September 2021. Sasaran utama program tersebut adalah pedagang kaki lima (PKL) dan pemilik warung kecil di kabupaten/kota yang menjalani PPKM level 4 dan belum pernah mendapatkan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM).

Pemerintah menawarkan bantuan ini sebagai bentuk perlindungan negara kepada masyarakat yang kesulitan perekonomian akibat pandemi. Dampak buruk lainnya adalah banyak perusahaan yang harus tutup operasionalnya karena sulit mendapatkan penghasilan. Pemerintah berkeyakinan bahwa pemberian bantuan berupa bantuan finansial ini akan bermanfaat bagi para pedagang kaki lima dan pemilik warung yang menderita karena masa pandemi. Mulai tahun 2022, pemerintah memutuskan untuk melanjutkan program subsidi bagi pedagang kaki lima dan warung kecil. Pemerintah juga berencana memperluas sasaran penanggulangan penduduk miskin ekstrem (PME) di 212 kabupaten/kota dengan target 1,67 juta jiwa.

Setelah memasuki pandemi mereda, kondisi ekonomi Indonesia makin membaik berkat kebijakan pemerintah. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Indonesia telah meningkat sebesar 5,31% pada tahun 2022, lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,69%. Hal yang sama berlaku untuk Pedagang Kaki Lima (PKL). Berdasarkan hasil observasi, banyak pedagang kaki lima yang menilai pendapatannya lebih stabil setelah masa transisi new normal dibandingkan saat pandemi Covid-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun