Mohon tunggu...
Durjono Wisonggeni
Durjono Wisonggeni Mohon Tunggu... -

Melawan Durjono

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Mirip Komunis, Ini Buktinya

9 November 2015   10:49 Diperbarui: 9 November 2015   11:22 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Massa PKS di GBK (Antara)"][/caption]Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam sistem pengkaderan maupun propaganda mirip komunisme. Mereka mempunyai sistem perekrutan kader sampai tingkatan keluarga.

Dalam menunjang peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) PKS merekrut kader mulai dari tingkatan TK sampai profesional.

Hal yang sama juga dilakukan partai komunis di manapun. Kalau perhatikan perekrutan kader komunis menjelang 1965 pun mulai dari sekolah sampai profesional.

Komunis Indonesia mempunyai media sendiri untuk menghadapi media lawan politiknya. Begitu juga yang dimiliki PKS maupun kadernya. Saat ini, kader PKS memiliki media onlien PKS Piyungan sebagai konter melawan media arus utama. '

Dalam pemberitaan mereka pun sama seperti ala komunisme lebih pada propaganda.

PKS maupun komunis sama-sama mengandalkan tokokh untuk tingkat kepatuhan, selain membangun sebuah sistem.

Dalam pengumpulan massa, hanya PKS dan PKI yang bisa mengumpulkan banyak memenuhi Gelora Bung Karno.

Di saat partai lain terkena isu korupsi, PKS pun langsung bangkit karena kuatnya di bidang pengkaderan. Mereka sudah tertanam ideologi PKS sudah sejak anak-anak melalui TKIT maupun pendidikan yang berafiliasi dengan PKS.

Lihat saja, PKS di bawah Presiden baru, Muhammad Sohibul Iman langsung bergerak dengan sistem dan kader yang ada untuk pemenangan 2014.

Dalam wawancara dengan sebuah media nasional, Sohibul Iman mengatakan, PKS ingin masuk partai kelas menengah. Tentunya target PKS ini tidak main-main berbagai perangkat sudah disiapkan termasuk medsos maupun media lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun