Mohon tunggu...
Durjono Wisonggeni
Durjono Wisonggeni Mohon Tunggu... -

Melawan Durjono

Selanjutnya

Tutup

Politik

Muhammadiyah dan NU Akui Syiah, Hanya Aktivis PKS yang Tolak

5 November 2015   13:21 Diperbarui: 5 November 2015   16:10 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jonru (Islamtoleran)"][/caption]Muhammadiyah sudah menyatakan tidak akan menolak keberadaan syiah di Indonesia. Syiah sebagai khazanah di dunia Islam.

Sekretaris PP MUhammadiyah, Abdul Mu'thi mengatakan ajaran Syiah tidak sesat dan meminta MUI tidak mengeluarkan fatwa sesat terhadap Syiah.

Hal yang sama juga diutarakan PBNU melalui ketua umumnya Prof KH Said Aqil Siradj bahwa tidak ada yang salah dengan syiah.

Ia pun mewaspadai adanya gerakan wahabi yang ingin menghancurkan NKRI melalui isu adu domba antara Suni-Syiah di Indonesia.

Kiai Said pun meminta umat Islam harus belajar dari Timur Tengah di mana konflik Sunni-Syiah mengakibatkan rakyat yang terluka.

Bukan hanya itu, konflik berdarah-darah itu juga terjadi pada jaman dulu. Biarkan sejarah mencatatnya dan generasi sekarang tidak usah mengikuti pertentangan Sunni-Syiah.

Pernyataan cukup moderat juga diutarakan Imam Besar FPI Habib Rizieq mengingatkan adanya upaya pihak-pihak tertentu yang membenturkan sunni-syiah. Di pihak syiah dimasuki kelompok radikal begitu juga di sunni. Ini yang harus diwaspadai.

NU lebih jelas langsung memberikan pertolongan kepada warga Syiah yang diusir di Sampang.

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memilih untuk merangkul warga Syiah di Sampang, Bondowoso, dan Jember, karena mereka umumnya warga yang tidak tahu tentang Syiah, sehingga tidak perlu dimusuhi.

"NU sudah memutuskan bahwa Syiah itu sesat secara akidah, tapi NU memilih cara yang santun, dialogis, humanis, dan tidak melihat warga Syiah sebagai musuh, justru kami rangkul," kata Katib Syuriah PWNU Jatim KH Syafrudin Syarif di Surabaya, Kamis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun