Mohon tunggu...
Durjono Wisonggeni
Durjono Wisonggeni Mohon Tunggu... -

Melawan Durjono

Selanjutnya

Tutup

Politik

PDIP Dukung Interpelasi, Ada Apa?

13 Desember 2014   18:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:22 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_340973" align="alignnone" width="640" caption="Maruarar Sirait (Dok Kompas)"][/caption]

Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) melalui Marurar Sirat menyatakan menyetujui hak interpelasi.

Selama ini, hak interpelasi diajuakan kelompok yang berseberangan dengan Presiden Jokowi yaitu Koalisi Merah Putih atau KMP.

Adapun motor hak interpelasi itu politikus Partai Golkar, Misbakhun. Ia pun meminta semua anggota DPR tak terkecuali dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mendukung hak interpelasi.

Permintaan Misbakhun itu langsung diterima, Ara--panggilan Maruarar Sirait. Ia mengatakan, setiap anggota DPR mempunyai hak interpelasi karena dijamin undang-undang. Baca di sini

Selain itu, ia pun meminta anggota KIH lainnya menggunakan hak interpelasi karena sebagai penyeimbang pemerintah agar kebijakan Jokowi itu tidak ada yang melenceng.

Kalau bahasanya Ara--anggota DPR siapapun harus meminta keterangan kepada pemerintah dalam menyangkut kebijakan. Ini untuk kebaikan pemerintah agar tidak terseret dalam korupsi.

Bukan hanya Ara, kemungkinan Effendi Simbolon pun menyetujui menggunakan hak interpelasi. Terlebih lagi, Effendi ini sangat kritis terhadap Jokowi.

Motif
Selama ini publik pun mengetahui, Ara adalah politikus PDIP yang gagal menjadi menteri. Secara hubungan pribadi dengan Jokowi, ia tidak masalah, tetapi ia cukup kritis dalam setiap kebijakan.

Sampai sekarang, ketika PDIP menyatakan mendukung kenaikan BBM, putra politikus senior PDIP Sabam Sirait tetap konsisten menolak kenaikan BBM. Walaupun suaranya tak didengar, konsisten Ara patut diperhitungkan.

Hal ini berbeda dengan politikus baru di PDIP yang awalnya dari jalanan seperti Masinton Pasaribu, Adian Napitupulu.

Adian justru tidak mau banyak bicara ketika ditanya kenaikan BBM. Kemungkinan di PDIP ia tidak punya orang kuat jika disisihkan. Sebab menjadi gaji anggota DPR sangat besar.

Sedangkan Ara, petinggi PDIP pun berfikir jika mau menyingkirkan Ara, karena ia punya ayahnya Sabam Sirait dan punya hubungan langsung dengan Megawati.

Effendi punya cerita lagi, Ia nampaknya sakit hati tidak dijadikan menteri Jokowi. Karena tak dijadikan menteri ia pun mulai menyerang Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun