Penulis pun diajak kawan yang ikut komunitas itu sebuah pertemuan di sebuah kafe di Hotel kawasan Jakarta Utara.
Tak bisa sembarang bisa ikut kumpul di kafe tersebut. Masuk ataupun hanya ngobrol dengan komunitas swinger sangat terbatas.
Berkat bantuan kawan, penulis bisa mendengar cerita yang bisa dituliskan di Kompasiana.
Sekitar jam 18.00, malam minggu, beberapa wanita dengan bau harum menyengat dan pakaian cukup seksi. Ada yang pakai hotpant, ada juga yang pakai longdress dengan belahan dada rendah.
Saat mereka bertemu, seperti cipika-cipiki. Penulis pun diperkenalkan oleh komunitas swinger sebagai anggota baru. Mereka akan menolak jika mengakui sebagai wartawan ataupun penulis. Terpaksa penulis menerima cipika-cipiki dari beberapa perempuan.
Mereka pun ada yang pesan kopi, ada juga bir, maupun red wine. Pembicaraan pun seputar kegiatan malam ini.
Penulis terkejut, ternyata mereka mau mengadakan sebuah pesta di hotel tersebut. Mereka sengaja mampir di kafe dekat lobby hotel dulu.
Sebut saja, Desi. perempuan berwajah oriental sekitar umur 35 tahun ini mengatakan, sudah memesan beberapa kamar untuk kegiatan komunitas ini.
Tak lama berselang, temannya sebut saja, Leli mulai membicarakan hal-hal "nakal". Kata Leli, "Saya mau cari pasangan yang ganteng ya."
Beberapa yang berada di ruangan itu pun tertawa. Mereka saling sahut. Seorang pria dengan wajah tampan bertubuh kekar. "Aku sama kamu malam ini. Ntar direkam ya".
Bahkan di dalam satu ranjang, mereka pun bisa gonta-ganti untuk berhubungan badan. Yang tidak masuk akal, ada pasangan suami-istri yang melihat dengan kepalanya sendirinya pasangannya itu berhubungan badan dengan pasangan lain.