[caption id="attachment_342242" align="aligncenter" width="339" caption="Fitnah yang disebarkan Hafidz Ary (Dok Twitter Hafidz Ary)"][/caption]
Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) suka menyebarkan beberapa fitnah terlebih lagi di saat Pilpres 2014.
Pada Pilpres 2014, PKS menyatakan mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Bahkan setelah dari Jokowi, PKS bergabung dengan Koalisi Prabowo. Petinggi PKS pun mengkritik semua kebijakan Jokowi. Baca di sini.
Sikap PKS yang berseberangan dengan Jokowi diikuti para kader. Para kader yang kebanyakan berada di perkotaan dan melek teknologi ini memanfaatkan media sosial seperti Twitter, Facebook dan Blog untuk menyerang Jokowi.
Sebar Fitnah
Berdasarkan catatan penulis ada beberapa kader PKS yang suka menyebarkan fitnah.
Pertama, Hafidz Ary, merupakan kader PKS. Ia sangat membela PKS. Sewaktu kampanye Pilpres 2014, alumni elektro ITB ini menyebarkan gambar bahwa warga Kauman, Yogyakarta menolak kedatangan Jokowi.
Ternyata gambar yang disebar si Hafidz ini hanya fotoshop dan tidak sesuai dengan kenyataannya.
Kedua, Jonru. Putra medan ini menjadi aktivis PKS. Sejak masuk Islam ia bersentuhan dengan kajian tarbiyah.
Di saat kampanye Pilpres, ia menuding Sudjiatmi Notomiharjo bukan ibu asli Jokowi. Bahkan diberitakan Jonru, Jokowi masih punya keturunan PKI.
Bukan itu saja, Jonru pun pernah men-share bahwa Jokowi itu WNI keturanan. Jelas yang diberitakan Jonru itu semua fitnah dan tidak terbukti.
[caption id="attachment_342243" align="aligncenter" width="256" caption="Kader PKS Estingsih Dwi penyebar fitnah larangan jilbab syari (https://twitter.com/)"]
Ketiga. Estiningsih Dwi. Wanita alumni S2 Psikologi UGM yang juga kader PKS ini menyebarkan bahwa ada larangan jilbab syar'i di BUMN.
Estiningsih harusnya melakukan tabayyun atau melakukan cross cek terlebih dulu sebelum menyebarkan berita di akun Twitter-nya.
Pihak BUMN melalui Humas-nya membantah bahwa ada larangan jilbab syar'i sebagaimana yang disebarkan Estiningsih.
Sekarang masyarakat pun bisa menilai kelakukan kader PKS yang suka menyebarkan fitnah. Padahal partai ini mengakui sebagai partai dakwah yang mengajak kebaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H