Mohon tunggu...
Durjono Wisonggeni
Durjono Wisonggeni Mohon Tunggu... -

Melawan Durjono

Selanjutnya

Tutup

Politik

PDIP Nilai Jokowi Anak Pengkhianat, Terjungkal di Tangan Mega?

3 Februari 2015   22:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:53 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422950612629410549

[caption id="attachment_349176" align="aligncenter" width="600" caption="Megawati dan Jokowi (Tribunnews)"][/caption]

Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) sangat kesal dengan sikap Jokowi yang dianggap anak pengkhianat karena gagal 'mengamankan" Budi Gunawan menjadi Kapolri.

Besar kemungkinan, Presiden Jokowi tidak melantik Budi Gunawan menjadi Kapolri karena statusnya tersangka terkait rekening gendut.

Beredar kabar di kalangan PDIP sikap Jokowi itu karena merasa didukung rakyat secara besar. Selain itu, media pun mendukung Jokowi dan menyalahkan PDIP dan Megawati. Baca di sini

Dari situasi ini, elit menilai Jokowi merasa di atas angin dan bisa melakukan perlawanan terhadap PDIP dan Megawati.

Mungkin Jokowi lupa, bahwa ia bisa menjadi Walikota Solo selama dua periode itu melalui PDIP. Tanpa PDIP Jokowi tidak menjadi Walikota Solo.

Selain itu, tanpa PDIP, Jokowi tidak bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta. Padahal saat itu, PDIP punya calon Adang Ruchiyatna. Atas keputusan PDIP dan Megawati, partai berlambang Banteng Moncong Putih mengajukan Jokowi menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Dan ternyata menang.

Saat Pilpres, Jokowi pun melalui kendaraan politik PDIP sehingga bisa menjadi nomor satu di Indonesia. Keputusan PDIP mengajukan Jokowi karena sikap kenegarawanan Megawati yang tidak menyerahkan calon ke Puan Maharani maupun lainnya.

Ternyata kebaikan PDIP dan Megawati itu dibalas dengan sikap Jokowi yang tidak bisa 'mengamankan" Komjen Budi Gunawan. Megawati sangat berharap mantan ajudannya sewaktu jadi presiden itu menjadi Kapolri.

Fakta membuktikan Mega itu sifatnya keras, jika ada pengkhianatam maka tidak akan diterima, SBY saja tidak diajak bicara.

Mega pun tidak melindungi orang-orang terdekatnya bila terkena kasus korupsi seperti Panda Nababan dan Emir Moeis.

Dibandingkan dengan Jokowi, kedua politikus PDIP sangat dekat dengan Mega. Bersama-sama berjuang melawan rezim Soeharto. Jokowi waktu era Orde Baru hanya menjadi pengusaha mebel yang tidak terkena hantaman penguasa waktu itu.

Dari sinilah kemungkinan, Jokowi bisa terjungkal di tangan Megawati karena tidak bisa mengamankan Komjen Budi Gunawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun