[caption id="attachment_349837" align="alignnone" width="900" caption="Budi Gunawan dan Timedya Panjaitan"][/caption]
Calon Kapolri Komjen Budi Gunawan (BG) bisa dipastikan gagal menjadi orang nomor satu di kepolisian.
Pihak Istana melalui Seskab, Andi Widjojanto sudah mengisyaratkan Presiden Jokowi tidak akan melantik Budi Gunawan.
Selain itu, Ketua Tim Independen, Buya Syafi'i Ma'arif pun mengatakan, Jokowi tidak akan melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri karena status tersangka. Posisi status tersangka sangat bertentangan dalam penegakan hukum di Indonesia.
Setelah BG gagal jadi Kapolri, kabar yang beredar, mantan ajudan Presiden Megawati itu akan mengeluarkan dokumen kecurangan yang dilakukan tim sukses Jokowi dan Jokowi sendiri.
Terlebih lagi, saat Pilpres pernah didapati adanya pertemuan antara politikus PDIP Trimedya Panjaitan dengan Budi Gunawan. Pertemuan ini menguatkan adanya peran polri dalam kemenangan Jokowi.
Trimedya sendiri mengakui, Budi Gunawan terlibat dalam penyusunan untuk visi dan misi di bawah kepemimpinan Jokowi.
BG mempunyai data kecurangan Jokowi dikuatkan oleh pengamat intelijen, Umar Abduh yang mengatakan, ajudan Megawati itu punya data kecurangan yang dilakukan Jokowi termasuk mengubah perolehan suara di basis-basis TPS pendukung Prabowo.
Lanjut Umar, tim Jokowi sudah memetakan untuk memenangkan, Pilpres harus menguasai Jawa Timur terlebih lagi wilayah itu basis Prabowo sangat kuat. Tim Jokowi menyadari mengalahkan Prabowo di Jabar sangat sulit karena basis massa pendukung mantan Danjen Kopassus itu kuat.
Lanjut Umar, manipulasi yang tidak kelihatan hanya dilakukan di wilayah Matrawam Jawa Timur seperti Nganjuk, Ngawi, Madiun, Blitar. Untuk Jawa Barat, kawasan Majalengka. Data-data kecurangan itu ada di tangan BG.
BG yang mempunyai data kecurangan Jokowi masih bersikeras tidak mau mundur bahkan dipanggil KPK pun tidak mau.