Mohon tunggu...
Rini Durini
Rini Durini Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga dengan anak 3 yang ingin menjalankan islam secara kaffah(menyeluruh)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Untuk Derita Rohingya, Khilafah Solusinya

8 Juli 2015   07:50 Diperbarui: 8 Juli 2015   08:06 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisakah Anda bayangkan bagaimana perasaan anak-anak itu melihat jenazah orang terkasihnya dilempar bak seonggok bangkai ke lautan,kini anak-anak itu tidak hanya yatim piatu tetapi juga tidak punya rumah,tidak punya negara bahkan mungkin tak punya masa depan.

UNCHR melansir, saat ini ada sekitar 4000 – 6000 orang Mynmar dan Bangladesh yang masih terkatung-katung dilautan dan hampir 40% diantaranya anak-anak dan wanita.Sebelumnya tak terhitung lagi yang mati di lautan karena kelaparan,penyakit,dibunuh atau terjun ke laut.

Konflik di Mynmar terjadi sejak 2012 lalu.Para penganut Budha brutal melalukan pembantaian sistemis terhadap etnis Muslim yang didikung pemerintah bengis Mynmar.kaum perempuan dan anak-anak terus menerus hisup dalam ketakutan.Seluruh desa dibakar,perempuan dan anak-anak dibacok dan tubuhnya dibakar dan sebagian diperkosa secara brutal.Puluhan ribu perempuan dan anak-anak terusir dari rumah mereka sendiri.Tidak diakui sebagai warga negara.Rezim Mynmar mencabut hak kesehatan,pendidikan,kebebasan dan menolak tenaga kerja laki-laki dari kalangan mereka.Mereka ditempatkan di kamp-kamp pengungsi yang jauh dari kata layak.Dengan kondisi seperti itu akhirnya mereka tidak tahan kaum Rohingya berbondong-bondong lari mencari suaka,dengan usaha mencari suaka pun merek tidak gratis belasan juta harus mereka keluarkan samapai harta yang tersisapun mereka korbankan.

Namun tanah harapan itu tak kunjung mereka dapatkan,berbagai negara menolak mentah –mentah,seolah bumi ini haram untuk mereka.

Dunia yang menyaksikan dengan jelas semua kondisi mengerikan ini, bungkam.Hak azasi dan kemanusiaan hanya omong kosong.Negeri-negeri Muslim pun sama,kalau bukan karena terlanjur diselamatkan nelayan-nelayan Aceh,mungkin para pengungsi itu masih terombang ambing tanpa negara di lautan lepas,mati putus asa.

Untuk itu tragedi kemanusiaan yang paling mengerikan yang dialami Rohingya ini membutuhkan solusi segera dan permanen.

Pertanyaanya,Apakah tetap berasas Sekuler atau Islam?

Terbukti,negara sekuler dengan sekat nasionalismenya,tak peduli pada kaum Rohingya.Mereka hanya dianggap beban ekonomi dibanding saudara seiman.Memberikan solusipun hanya parsial,sebatas sisi kemanusiaannya diberi bantuan di pengungsian agar bertahan hidup.Namun bagaimana nasib mereka kedepannya,sama sekali samar.

Untuk dalam hal ini satu-satunya Institusi yang akan memeluk hangat dan mengayomi kaum Rohingya hanyalah sistem Islam yaitu Khilafah.

Khilafah yang nerupakan Islam sepenuhnya akan menyelamatkan perempuan dan anak-anak Rohingya,memberikan mereka tempat yang aman untuk hidup bermartabat.Khilafah akan menetapkan mereka sebagai warga negara penuh,memberikan perlindungan dan tempat yang aman yang berhak mereka dapatkan.

Hanya Khilafah berdasarkan metode kenabian saja yang akan memobilisasi tentaranya untuk memerangi orang-orang yang berani menindaskaum Rohingya.

Nabi bersabda:

“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lainnya,(dia) tidak menzaliminya dan juga tidak mengabaikannnya......”

Karena muslim Rohingya seharusnya adalah bagian dari umat terbaik (khoiru ummah). Bukan umat terhina dan terlunta-lunta. Sudah seharusnya muslimah dan anak-anak Rohingya mendapat perlakuan terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun