Mohon tunggu...
Duri Dyah Purwaningsih
Duri Dyah Purwaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru matematika

Hidup hanya sekali maka gunakan untuk belajar, berusaha dan bahagia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modul 2.1.a.9 Guru Penggerak Angkatan 4 (Pembelajaran Deferensial)

25 Februari 2022   05:55 Diperbarui: 25 Februari 2022   05:56 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran Deferensial

Setiap anak yang dilahirkan memiliki keunikan yang berbeda, dimana setiap keunikan memiliki karakter yang berbeda pula yang tidak dapat dipaksakan keinginannya oleh siapapun termasuk oleh seorang guru. Dari keunikan yang berbeda ini pendidik harus mampu mengakomodirnya dalam mematakannya.

Pembelajaran Deferensial merupakan usaha untuk menyesuaikan secara sistematis dalam mengakomodir kebutuhan siswa yang beragama baik didalam kelas maupun dilingkungan sekolah. Pembelajaran berdiferensiasi juga merupakan pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengankebutuhannya sesuai kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. Didalam pembelajaran ini juga memberi kesempatan murid untuk mempelajari nilai-nilai kehidupan diantaranya: perbedaan Menghargai, kekuatan diri, kesempatan dan setara, serta kemerdekaan belajar. 

Dan dalam pemenuhan kebutuhan ini pendidik dapat dilakukan dengan melalui 3 strategi untuk memperoleh tujuan dari pembelajaran diantaranya, deferensiasi konten, deferensiasi proses dan deferensiasi produk.

  1. Deferensial Konten, apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid

  2. Deferensial Proses, bagaimana murid memahami atau memaknai informasi atau materi yang dipelajari .

  3. Deferensial Produk, berupa tagihan atau hasil yang diharapkan dari murid setelah proses pembelajaran, baik berupa hasil tes, presentasi atau diskusi, pertunjukkan, pidato, diagram dan lainnya yang mencerminkan pemahaman murid dari tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran

Keterkaiatan dengan Merdeka Belajar ( Filosofi Ki Hajar Dewantara)

khd-6218048e870064192d3810a2.jpg
khd-6218048e870064192d3810a2.jpg

Setiap anak yang dilahirkan di dunia memiliki kodratnya yang beragam, baik kodrat alam ( keterkaitan dengan lingkungan sekitar atau dimana dia dilahirkan, dibesarkan) dan kodrat jaman. Prinsip pendidikan adalah melakukan suatu perubahan menjadi lebih baik tanpa ada paksaan. Seperti yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan berpusat kepada anak, dimana seorang pendidik bertugas sebagai penuntun, menuntun garis samar-samar dalam diri seorang anak menjadi tebal sesuai dengan kodrat anak . Dasar filosofi pendidikan yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara tertera dalam prinsip Triloginya,

  • Ing Ngarso Sung Tulodho ( didepan Guru Sebagai tauladan)
  • Ing Madya Manung Karsa ( di tengah Guru Sebagai Penuntun)
  • Tut Wuri Handayani ( dibelakang Guru sebagai Pendorong / Pemotivasi)

Pendidikan yang berpusat pada anak ini dapat terwujud dengan menerapkan dengan pembelajaran yang berdeferensial. Dimana pembelajaran deferensial ini disesuaikan dengan kebutuhan anak dalam belajar. kebutuhan anak dalam belajar dapat dilakukan dengan memetakan dengan menggunakan sistem BAGJA baik kesiapan belajar, Minat Belajar dan profil belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun