Mohon tunggu...
Duratul Asfia
Duratul Asfia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bachelor of Psychology

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sistem Sosial dalam Kajian Antropologi

18 Mei 2014   22:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam judulnya saja kita sudah dapat mengetahui bahwa antara sistem sosial dengan antropologi sangat erat hubungannya. Seperti yang kita ketahui bahwasannya antropologi adalah kajian mengenai manusia dengan kebudayaan. Saifuddin A.F (2005, p.141) menjelaskan bahwa antropologi juga dapat dipandang sebagai “sosiologi komparatif” karena merupakan kajian mengenai aneka ragam masyarakat manusia yang berupaya mengembangkan teori-teori umum tentang bagaimana masyarakat bekerja.
Para peneliti antropologi sejak lama tertarik oleh fenomena orang yang sepanjang hayatnya dipengaruhi oleh pemikiran dan tindakan orang lain di sekitarnya dan para tokoh itu kemudian mengembangkan konsep masyarakat sebagai sistem dari bagian-bagian yang saling berkaitan. Dalam hal ini ada dua pendekatan umum untuk menjelaskan bagaimana sistem sosial terbentuk, muncul selama abad ke-18 dan 19. Kedua pendekatan ini disebut interaksionis dan organik. Adam Smith mengusulkan teori interaksionis, yakni bahwa sistem sosial muncul dari interaksi individu-individu yang ingin memenuhi kepentingan mereka. Smith berpendapat bahwa masyarakat dibentuk oleh pembagian kerja. Pembagian kerja tersebut tidak diciptakan oleh kebijakan atau kearifan, melainkan asal-usulnya dari sifat-sifat alamiah manusia “untuk saling mempertukarkan suatu benda”.
Pendekatan kedua adalah pendekatan organik dari Comte, yang mengemukakan pandangan yang berlawanan, bahwasannya manusia secara intrinsic adalah makhluk sosial, dan hubungan-hubungan yang mereka bangun dari jauh dari kontrak-kontrak antara individu-individu yang bebas. Masyarakat memiliki organ-organ, seperti halnya tubuh seekor bintang, di mana fungsi dari suatu bagian ditentukan oleh tempatnya dalam keseluruhan tubuh.
Dari beberapa penjelasan diatas sudah jelas bahwa sistem sosial dengan antropologi memiliki hubungan yang erat. Hal ini tercermin dari dua pendekatan yang telah dijelaskan yaitu pendekatan interaksionis dan organic. Meskipun dari keduanya memiliki perngertian yang berlawanan tetapi jika dihubungkan dengan kajian antropologi memiliki peran penting.
Referensi :
Saiduddin. A.F (2005). Antropologi Kontemporer : Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta : Kencana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun