Mohon tunggu...
Cak Durasim
Cak Durasim Mohon Tunggu... profesional -

" bekupon omahe doro, melu nipon, tambah sengsoro "

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gatul (Gagal Tulis)

2 November 2011   02:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:10 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah berbulan-bulan saya tidak menulis di kompasiana ini. Banyak masalah sliweran dalam kepala, tapi ketika mau diketik mendadak buyar. Tapi setidaknya saya menahan diri untuk tidak membuat tulisan yang ngawur dan amburadul. Kasihan yang baca, juga eman-eman dengan storage di server kompasiana ini. Mubazir... mubazir (persis omongane Opahnya Ipin Upin). Dulu mungkin orang banyak menahan diri untuk menulis, karena mungkin medianya gak ada, dan penulis masih dianggap eksklusif, karena menyangkut bakat dan talenta. Padahal banyak sebenarnya yang menulis, namun karena gak ada koneksi dengan media, ujung-ujungnya selalu gagal muat. Tulisan ada, jadi gak gagal tulis (gatul), cuma gak dimuat jadi gak terpublikasikan. Lha kalo sekarang, gak ada itu seleksi. Tulisan anak TK yang lagi belajar membaca juga bisa masuk ke blog. Atau dipublikasikan di note di fesbuk. Seleksinya ya seleksi alam. Kalo pas lagi untung (gathuk sama adm.) bisa dimasukkan highlight, jadi makin banyak yang lihat. Semakin banyak yang lihat makin merangsang ingin tahu yang lain, jadi makin berlipat. Kalo pas lagi untung banget (artinya banyak banget peminatnya), malah bisa dipublikasikan ke buku cetak. Jadi sekarang semua orang bisa menulis (kalo itu mah dari dulu), dan bisa dilihat banyak orang alias terpublikasikan (nah ini yang baru). Hambatan publikasi kini nggak terlalu terasa. Efeknya... semua merasa bisa nulis, atau punya bakat nulis. Contohnya di kompasiana ini, tulisan-tulisan baru bermunculan bagai bunga dimusim semi atau batuk di musim hujan. Sebentar saja sudah ketumpuk tulisan lain. Yang bikin kesal itu banyak tulisan yang gak jelas isinya (alias tulisan gatul, gagal tulis), yang membuat tulisan kita yang sangat bagus (menurut kita sendiri) akhirnya ketumpuk, kependam dan hilang dari peredaran. Jadi masalahnya sekarang bukan gagal muat, namun gagal tulis, alias gatul. Bicara mengenai gatul, saya jadi teringat mengenai Ikan Gatul, yaitu ikan kecil di got-got dulu. Saking banyaknya sampai ditangkapi untuk dibuat mainan, sampai banyak yang mati juga gak peduli. Baru sekarang memandangi got-got sudah tidak ada lagi namanya Ikan Gatul itu, baru merasa kehilangan. Biar saja, ikan gatul itu mainnya cuma di got-got, nggak ada yang di sungai besar, atau di laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun