Di saat mata perlahan terbuka
Terpampang nyata dua malaikat
Sembilan bulan derita sang ibuÂ
Seumur hidup beban pundak sang ayah
Rentetan ombak datang menerpa
Ribuan cibiran tak kau hiraukan
Pikiran yang menjajahÂ
Rasa sakit yang tak terlukiskanÂ
Tak terlintas kata menyerahÂ
Tak terbendung keringat yang bercucuran
Setetes asi menggumpal daging
Setetes keringat adalah hidupku
Air mata laksana apiÂ
Kalimatnya ialah doaÂ
Keriput yang mulai nampakÂ
Badan yang kian membungkukÂ
Namun perjuangan tak pernah usai
Nasihat yang tak pernah luputÂ
Seorang satria tanpa kuda ialah seorang ayah
Seorang bidadari tak bersayap iyalah ibu kita
Sang waktu jawablah doa mereka
Sang ilahi berkahi langkahkuÂ
Ayah ibu restuilah tapakakan kakiku
Di segenap hidupku bersemayam doamu