Mohon tunggu...
bambang triatmojo
bambang triatmojo Mohon Tunggu... -

memotret arsitektur, mencicipi kuliner dan menerbitkan buku

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dominasi Soto dalam Pasar Bringharjo

10 Oktober 2012   09:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:59 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biar kata di pintu depan pasar Bringharjo kita dicegat rentetan pecel bakmi yang bergumpal melimpah dengan aneka lauk yang menggoda lidah, tetap saja tak mengalahkan dominasi soto dalam skala besar percaturan selera makan warga pasar ini dibanding jenis makanan lain .

Mengapa demikian, bolehlah diperkirakan bahwa :

1.soto merupakan makanan siap saji dengan kuah yang panas segar

2.soto bergelimang lauk yang mengitari, dari rempelo ati sampai tahu isi

3.soto tersebar di hampir setiap sudut pasar

4.biasanya berjodoh teh panas biar skalian tuntas mandi keringatnya.

Dimulai dari sisi utara pasar, gang sempit dengan dominasi penjual barang antik, jual/beli emas dan perkakas yang kadang-kadang juga di jalan itu menjadi setting foto pre wedding karena keunikannya, soto pak Mul, soto pojok, soto jepit, soto sumuk, soto senggol demikian biasa disebut, menawarkan kesegaran di ujung gang masuk dengan luasan seukuran angkot maka boleh disebut juga “soto geser”, jadi jangan harap bisa berlama-lama membicarakan daster atau kemeja batik yang tak jadi dibeli karena fokus ya untuk segera melahap soto, harap maklum antrian bisa mengular dan si penjual bisa dengan sangat hormat meminta anda untuk bergeser berbagi dengan pelanggan lain.

[caption id="attachment_217344" align="aligncenter" width="300" caption="suasana soto "][/caption]

Beranjak menyusuri gang tadi ke arah timur sekitar 100 meter hingga kita menemukan selapangan tempat parkir motor di bawah jembatan lantai 2 pasar, kita akan menemukan soto pak Muh di pojokan paling utara dalam los berbagai jenis jualan menu makanan. Di tempat pak Muh sempat ada hal yang unik, yaitu iklan jual beli tanah dan rumah yang ditempel di sekujur dinding warungnya dengan tulis tangan di hvs ataupun kertas buram, tapi kini tak lagi ditemukan jejaknya. Sotonya sendiri berkuah kuning dengan irisan daging sapi bercampur tetelan, di samping itu dia juga menjual gado-gado dan gudeg, dan untungnya bisa laku ketiganya, mungkin filosofinya, sambil mendayung 2,3 pulau terlampaui.

[caption id="attachment_217346" align="aligncenter" width="300" caption="soto pak Muh"]

13498598262050038824
13498598262050038824
[/caption]

Nah yang ketiga ini adalah soto pithes atau soto mbok galak, disebut demikian karena sambalnya berupa ulegan Lombok matang langsung dalam mangkok, tinggal mengira-ira seberapa tahan lidah agar tak komat-kamit berlebihan. Warung yang telah berumur 50 tahun ini menyajikan soto yang relatif bening dengan irisan daging sapi, kuah bening panasnya dan ulegan Lombok seakan kunci dari kesegaran dari warung soto ini, anggap saja bonus untuk mencarinya, karena lewat google map pun belum tentu anda ketemu, lebih bijak tanyakan saja pada warga pasar, niscaya mereka menunjukkan jalan yang benar, tentang penjualnya ibu Sutri seorang nenek 80 tahun yang ingin tetap cantik dihadapan anda, mungkin sedikit berlebihan apalagi dengan perhiasannya yang kemilau, tetapi yakinlah hal terbaik darinya adalah sotonya.

[caption id="attachment_217347" align="aligncenter" width="300" caption="Mbah Surati soto pithes"]

13498598941748939806
13498598941748939806
[/caption]

Menginjak di lantai 2 pasar Bringharjo, mari sejenak melupakan soto, kita akan menyusur di bagian selatannya untuk menyantap gado-gado bu Hadi, gado-gado dan lotek yang sudah melegenda hingga 2 generasi, dipungkasi dengan es kopyor yang sungguh segar alangkah nikmatnya untuk santap siang, namun sayang kini warung ini hanya ditunggu oleh karyawan dari penerus bu Hadi hingga rasanya tak senonjok dahulu. Nah sekiranya ingin tambahan protein dengan dagin sapi, tak usah jauh-jauh melangkah dari warung gado-gado bu Hadi, di depannya ada warung empal bu Warno, kini selain menyediakan empal goreng dalam cacahan lembut yang bisa dibawa pulang ataupun oleh-oleh juga tersedia nasi empal yang nyamleng, apalagi dicocol dengan sambel petisnya, rasanya pas serasi.

[caption id="attachment_217348" align="aligncenter" width="300" caption="nasi empal bu Warno"]

1349859978108483550
1349859978108483550
[/caption]

Sebelum beranjak pulang, bolehlah kaki melangkah ke warung sate kambing bu Sumirat, warung yang dulunya berada di lantai bawah dan menjadi teman para awak bus Baker bersantap siang saat terminal bus masih berada di samping pasar era 80an. Rasanya nyamleng, apalagi tongseng dagingnya yang berkuah kental bertabur irisan cabai, aroma dan rasanya seakan melekat erat dalam ingatan.

[caption id="attachment_217349" align="aligncenter" width="300" caption="tongseng sate bu Sumirat"]

1349860036103085301
1349860036103085301
[/caption]

Perihal menu-menu tersebut hanya sebagian kecil dari keluasan pasar Bringharjo, tentunya masih melimpah ragam kuliner yang ada, jadi tak usah khawatir saat berbelanja di sini, karena sumber gizi setia menanti untuk disambangi.

Tulisan dan foto ini dapat dilihat juga di http://jajanjogja.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun