Aku membenarkannya sambil terus mengunyah pisang goreng keju buatan ibu.
"Berbaktilah apapun kondisinya. Jadi ladang amal bagimu kelak" lanjut ayah berpesan.
"Eh eh, lagi ngomongin ibu ya, pasti" kata ibu membawa pisang goreng tanpa tepung kesukaan ayah.
"Andi mana, bu?" Tanya ayah mengalihkan.
"Tau tuh, tadi pergi sama temannya" jawab ibu sambil memperbesar volume tv karena lagu dangdut kesukaannya sedang dimainkan.
####
Hari ini, Andi berulah lagi. Teman-temannya memang selalu membawa pengaruh buruk. Datang debt collector menagih hutang puluhan juta. Dipakai judi katanya.
"Jual saja Bu, ya, rumah ini. Ibu bisa tinggal sama Yuni. Aku kan juga berhak atas warisan rumah ini." Bujuk Andi kemudian.
Ibu hanya diam saja. Masuk ke kamar. Tak lama keluar dengan bibir merah merona.
"Yuni, ada-ada saja Andi itu, hahaha. Masa peninggalan ayahmu satu-satunya mau dijual." Ibu terbahak lagi.
"Ah, gak mau lah. Yuni lah ya yang pinjamin Andi duit buat bayar hutang." Dilumatnya bakwan buatanku. Habis dimulut langsung berdiri. Pamit.