Mohon tunggu...
Liese Alfha
Liese Alfha Mohon Tunggu... Dokter - ❤

Bermanfaat bagi sesama Menjadi yang terbaik untuk keluarga

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Dumbo", Kepercayaan dan Keluarga

29 Maret 2019   23:41 Diperbarui: 29 Maret 2019   23:59 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film ini baru saja tayang tanggal 27 kemarin. Kami memutuskan menontonnya hari ini. Mengambil jadwal pukul 16.50, kami keluar rumah setengah jam sebelumnya. Mall selemparan kolor sini juga. Eh!

Tidak ada ekspektasi apa-apa selain mengajak anak-anak refreshing setelah lama tidak mengajak mereka keluar. Maka berangkatlah kami, saya dan anak-anak, berharap film ini mampu menghibur.

 

Sok asik banget gayanya (dokpri)
Sok asik banget gayanya (dokpri)

Spoiler alert.

Film ini diangkat dari buku cerita anak yang terbit tahun 1938 dan animasi berjudul sama pada tahun 1941. Maka tidak heran bila setting film diambil pada tahun 1900an.

Diawal, anak-anak sudah mulai bertanya tentang sirkus karena memang film ini berkisah tentang kehidupan dan serba-serbi dunia sirkus. Wakar sih karena mereka belum pernah sekalipun saya ajak nonton sirkus. Dua kali pernah diadakan di Palembang, dua kali pula saya sedang di luar kota, sepanjang ingatan saya.

Kisah dibuka dengan kota-kota yang Max Medici dan kawan-kawan lewati sebagai sebuah kelompok sirkus Medici Bros Circus. Lalu dua orang anak yang besar dalam arena sirkus, Milly dan Joe, mendapati ayah mereka yang pulang perang dalam keadaan tangan kirinya harus teramputasi. Besar di tangan seorang ibu, yang lebih dulu meninggalkan mereka, menjadikan kedekatan emosional ayah dan dua orang anak ini tidak begitu baik.

Holt, sang ayah, tidak mampu membangun rasa saling percaya diantara mereka bertiga. Holt tidak tahu bagaimana kehidupan Milly dan Joe selama Holt tinggalkan. Milly seorang anak pintar dan pemerhati dianggap tidak punya tempat oleh Holt yang dulu dikenal sebagai penunggang kuda sirkus handal. Holt mau anak-anaknya menjadi pemain sirkus seperti orangtua mereka.

Konflik awal bermula saat Jumbo melahirkan seorang bayi gajah yang lahir dengan keunikan, kedua daun telinganya lebar. Keunikan yang tidak bisa diterima oleh siapapun kecuali Milly dan Joe.

Milly dan Joe akhirnya melihat Dumbo bisa terbang karena telinganya berfungsi seperti sayap. Ayah mereka tidak percaya. Milly, terutama, lalu semakin menjadi antipati kepada ayahnya. Walau kemudian Dumbo terbukti mampu terbang dan menjadi komoditi berharga bagi sirkus Medici Bros yang hampir bangkrut.

Nasib berubah. Ketika seorang pengusaha hiburan terbesar Dreamland, Vandevere, mendatangi mereka demi Dumbo bisa dijadikan bagian dari Dreamland. Max Medici sebagai pemilik Medici Bros tergiur dengan perjanjian yang menarik bagi masa depan Medici Bros dan awak pertunjukan didalamnya.

Masalah terjadi ketika Dumbo yang memang dipisahkan dengan Jumbo akhirnya bisa bertemu di Dreamland.

Konflik selanjutnya "agak mengerikan" bagi anak-anak saya. Beberapa kali mereka meminta pulang karena adegan kekerasannya. Untunglah masih bisa dibujuk. Kan sayang sekali kalau tidak sampai menyelesaikan.

Yang menarik bagi saya pribadi dalam film ini adalah kepercayaan dan keluarga.

Hubungan jenis apapun bila tidak dilandasi rasa saling percaya, maka tidak akan berjalan dengan baik. Holt dan Milly contohnya. 

Beberapa kali Milly berharap, seandainya ibunya masih ada. Harapan ini muncul karena Holt tidak mempercayai apa yang Milly dan Joe yakini dan bisa lakukan. Ketika Holt mulai percaya, kesuksesan Milly dan Joe melatih Dumbo menjadi jawabannya.

Kepercayaan ketika "Ratu Surga", Collete, tampil bersama Dumbo. Dia percaya bahwa Dumbo akan bisa terbang. Dia percaya bahwa di bawah Holt akan memasang jaring untuknya, meski pada akhirnya pemilik Dreamland, Vandevere, malah menghancurkannyaa. Tapi karena kepercayaan itu Collete menjadi sekutu mereka.

Collete juga yang akhirnya mengajarkan Holt bahwa anak-anak hanya butuh dipercayai.

Max yang dipaksa memecat semua pemain sirkusnya oleh Vandevere merasa dikhianati. Karena Vandevere berjanji ketika dia membawa semua awak pertunjukan ke Dreamland, masa depan mereka akan terjamin.

Kepercayaan yang dikhianati tentu akan menghasilkan "balas dendam" yang menyakitkan. Dreamland hancur karena keserakahan Vandevere. Niatnya membunuh Jumbo adalah titik balik dari semua tindakan jahat yang dilakukannya.

Kepercayaan juga yang akhirnya meyakini seekor gajah kecil, Dumbo, bahwa bukan bulu yang membuat Dumbo bisa terbang, tapi karena Dumbo sendiri, karena kemampuan yang dia punya.

Di akhir juga ada momen dimana Max Medici kembali membuka sirkusnya. Dengan prinsip-prinsip yang tidak akan mengekang hewan. Dan yang lebih menyentuh, Medici Bros diubah menjadi Medici Family.

Max tahu, sirkus yang dia bangun adalah sirkus yang besar karena orang-orang didalamnya. Selama ini Max berlindung dibalik kata "Bros" yang berarti saudara. Padahal Max hidup seorang diri. Max tidak sadar, dia tidak sendiri. Pekerja sirkusnya adalah keluarganya.

Hal ini menyadarkan kita bahwa keluarga adalah mereka yang tidak meninggalkan kita dalam keadaan apapun. Keluarga adalah tempat pertama kita kembali.

Lantas, bagaimana nasib Jumbo dan Dumbo? Apakah mereka kembali ke sirkus? Jawabannya akan kalian temui di bioskop-bioskop kesayangan Anda. Ayo, sebelum turun layar, ajak anak-anak dan keluarga menikmati setiap adegan dalam film ini. 

Informasi film:

Judul: Dumbo

Durasi: 112 menit

Sutradara: Tim Burton

Produksi: Walt Disney

Skor dari saya: 7.5/10

dok. Kompal
dok. Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun