Mohon tunggu...
Liese Alfha
Liese Alfha Mohon Tunggu... Dokter - ❤

Bermanfaat bagi sesama Menjadi yang terbaik untuk keluarga

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Si Doel the Movie dan Kenangan yang Dijual

4 Agustus 2018   06:46 Diperbarui: 4 Agustus 2018   12:39 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa tidak tahu dengan serial Si Doel Anak Sekolahan. Anak 80-90an pastilah memiliki memori tentang drama yang diangkat dari novel Si Doel Anak Betawi.

Dimulai tayang pada tahun 1994 hingga tahun 2006, Si Doel sudah menempati di hati penikmat drama Indonesia.

Cerita yang diangkat sederhana. Perjuangan seorang anak Betawi asli yang ingin sekolah tinggi. Romansa cinta segitiga menjadi bumbu menariknya. Kekonyolan beberapa pelakonnya jadi pemanisnya.

Adalah Mandra sebagai aktor yang selalu menjadi pemanis di setiap episode-episode serial Si Doel, ditampuk menjadi pembuka dalam Si Doel the Movie. Mandra sukses selalu dengan perannya. Menjadi pengocok perut dengan keluguannya. Begitupun di film.

Seperti di serial, Si Doel the Movie mengangkat cerita sederhana. Konflik yang disajikan adalah lanjutan dari serial yang dulu tayang di RCTI kemudian pindah ke Indosiar.

Namun dalam perannya, Rano Karno yang kalau berhadapan dengan wanita selalu mengambil peran menjadi lebih pendiam, tak berkutik, seperti plin plan, harusnya tidak menjadi begitu ketika berhadapan dengan seorang anak yang tak dijumpai selama 15 tahun.

Sebagai penonton, saya mengharapkan reaksi lebih si Doel ketika ketemu si Doel. Agak gemes jadinya. 

Si Doel the Movie menurut saya menjual obat kangen kita terhadap serialnya. Sesederhana itu. Sesederhana adegan-adegan yang dipertontonkan. Mulai dari rumah yang sama di tahun-tahun produksi Si Doel Anak Sekolahan, kemudian di pesawat menuju Amsterdam-Belanda dan di bandara Amsterdam.

Awal-awal film kita akan tertawa dengan tingkah Mandra, yang tetap membujang hingga dia jadi Engkong, adegan pamit dengan oplet yang sudah "diremajakan",  sampai akhir kita akan melihat tangisan Si Doel-si Doel dan Zainab.

Jangan mengharap ada plot yang mengejutkan karena di film ini sepertinya Rano Karno hanya ingin membuka kenangan dan mengobati kangen kita saja. Bila mungkin ingin ada kejutan mungkin akan ditampilkan di Si Doel the Movie kedua?

Akhirnya, terimakasih Rano Karno atas usahanya menghidupkan kembali ingatan masa kecil saya tentang film ini. Lagu "anak betawiiiii ketinggalan zamannnn, katenye...." akan menjadi penggugah memori kita tiap saat.

Bioskop semalem di OPI mall penuh. Kami pun dapat tempat duduk di 2 terbawah. Penontonnya kebanyakan memang yang berusia di atas 30 tahun-an. Banyak yang datang membawa anak-anak. Semoga sesuai ekspektasi. Karena saya datang juga tanpa harapan apa-apa. Saya mau nonton ya karena dulu nonton serial Si Doel Anak Sekolahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun