Mohon tunggu...
Liese Alfha
Liese Alfha Mohon Tunggu... Dokter - ❤

Bermanfaat bagi sesama Menjadi yang terbaik untuk keluarga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi │Di Bawah Ampera

31 Juli 2018   08:24 Diperbarui: 31 Juli 2018   08:46 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja mulai temaram di langit-langit sumatera. Di bawah jembatan nan gagah membelah Musi, kisahnya baru akan dimulai

Tepat setelah bubaran hiruk pikuk jual beli tanah abangnya kota ini, gadis kecil itu menyusuri tiap-tiap tumpukan sisa sayur mayur di tiap sudutnya. Tak perlu dipilah, asal masih laik digenggam, ia karungkan. Bagi dunia sebutannya mulung, baginya menyambung hidup

Tak perlu banyak, cukup baginya dan bagi yang sepuh di rumah. Ayah entah kemana, ibu sudah dipanggil sang pencipta sewaktu melahirkannya.

Usianya baru menginjak usia sekolah dasar, namun beban yang ditanggung tak mampu membuatnya merengek manja seperti anak seusianya. Bebannya adalah hidup hari ini, besok semoga ada belas kasih.

Dilewatinya malam seorang diri, tanpa takut. Gigil yang menemani. Tak kan pulang bila belum dapat yang bisa dijual, cukup beli beras makan berdua, bahagia sudah.

Namun pantang baginya mencuri, meski lirikan mata mencurigai. Dia diajarkan budi pekerti sejak dini, biar susah masih punya harga diri.

Tak seperti orang-orang berdasi, ngakunya berpendidikan tinggi, namun pekerjaanya ya mencuri.

Tak malukah mereka yang mengaku politisi, menjual janji lima tahun sekali, pada gadis kecil ini?!

Urat malu mungkin sudah ditebas tepat kursi dimenangkan, yang diperdulikan nasib perut sendiri, juga kroni.

Sudah menuju larut malam, gadis kecil beranjak pulang.

Pundi-pundinya cukup buat menatap hari esok, tak perlu kenyang, sekedar mampu tegak menantang takdir hari-hari esok, ia tersenyum.

kompasiana.com
kompasiana.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun