Mohon tunggu...
Dunna Izafira
Dunna Izafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - ok

amazing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Depresi terhadap Lansia

21 Januari 2023   21:21 Diperbarui: 21 Januari 2023   21:27 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DEPRESI TERHADAP LANSIA

Manusia melalui masa-masa silih berganti dalam rangkaian perkembangan, mulai dari masa prenatal, anak-anak, remaja, dewasa dan berakhir pada lanjut usia. Setiap episode yang lalu merupakan rangkaian tahapan yang saling berhubungan dan tidak dapat diulang. Hal-hal yang terjadi pada tahap awal perkembangan individu mempengaruhi tahap selanjutnya. Salah satu tahapan yang dilalui oleh seseorang adalah masa tua atau lanjut usia, dimana setiap orang pasti akan mengalami hal tersebut.

Depresi adalah jenis gangguan mood atau emosional dengan komponen psikologis:Anoreksia, konstipasi, kulit lembap, (merasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi turun. Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada dunia emosional (afek, suasana hati). Gejala depresi ini sering dikaitkan dengan gangguan penyesuaian terhadap kehilangan dan tekanan hidup. Hubungan antara stres dan kejadian depresif pada lansia seringkali berupa dukungan sosial, dukungan keluarga, dan dukungan emosional, yang semuanya cukup tersedia bagi lansia untuk digunakan dalam mengatasi stresor. (Bunga Anton DKK, Jurnal, 2014).

Di Indonesia jumlah lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun, bahkan menurut Amalia (2013), jumlah lansia di Indonesia diperkirakan mencapai 30-40 juta pada tahun 2020, menjadikan Indonesia urutan ketiga di dunia. Setelah Cina, India dan Amerika pada populasi lansia. laki-laki dan 20% pada perempuan.Selain itu depresi biasanya umum terjadi pada lansia. Prevalensi kejadian depresi mayor dikomunitas pada orang dewasa yang berumur 65 tahun keatas dikatakan mencapai angka antara 1% sampai 5%, sementara gejala depresi hamper muncul pada 20% lansia. Berdasarkan World Health Organization (WHO).

Sukses menua atau success aging tentunya menjadi impian semua orang memasuki masa tua. Memasuki masa tua yang bahagia berarti bersedia menerima segala perubahan aspek kehidupan sosial, yang merupakan aspek yang mengalami perubahan signifikan seiring bertambahnya usia.

Namun, tidak semua orang bisa menikmati penuaan yang sukses. Lansia menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks sepanjang hidupnya, seperti: Kemiskinan, kegagalan berulang, stres berkepanjangan atau konflik keluarga. Dan keberadaan lansia seringkali dipandang negatif dan dirasakan sebagai beban keluarga. Kondisi hidup yang demikian dapat memicu terjadinya depresi (Kristyaningsih Kemensos, 2011)
prevalensi keseluruhan kejadian depresi pada lansia secara umum bervariasi antara 10-20%, hal ini juga tergantung pada situasi budaya di masing- masing daerah dunia. 

Berbagai kegiatan dan program posyandu lansia sangat bermanfaat bagi kesehatan lansia, salah satunya adalah kesehatan jiwa. Kehadiran Posyandu Sesepuh dapat memungkinkan para sesepuh untuk berbaur dengan para sesepuh dan saling berbagi cerita, yang dapat mengurangi tekanan psikologis yang mereka alami. Anda juga bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan saran dari petugas medis untuk lansia di Posyandu Faktor psikososial dapat mencakup stresor kehidupan seperti:

Kesedihan masalah keuangan, kesepian dan lain-lain. Faktor biologis atau genetik mungkin termasuk jenis kelamin perempuan, defisiensi folat dan vitamin B12, dan penyakit kronis. Karakteristik pribadi adalah mis. Kecanduan, pesimisme, dan harga diri rendah. Sedangkan faktor medis dapat berupa penggunaan ansiolitik, obat penenang, obat antiradang, dll. Selain itu, status sosial ekonomi yang rendah, latar belakang pendidikan, dan status perkawinan merupakan beberapa faktor sosiodemografi yang mempengaruhi terjadinya penyakit tersebut. 

Depresi. Diagnosis depresi dapat ditegakkan dengan menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-V) yang terbagi menjadi depresi mayor dan minor. Kriteria diagnostik DSM-V untuk depresi berat termasuk kesedihan atau anhedonia dengan total lima gejala atau lebih selama periode dua minggu. Depresi lebih jarang terjadi pada orang dewasa yang lebih tua dengan depresi daripada orang dewasa muda yang juga mengalami depresi, di mana gejala kemarahan, kecemasan, dan gejala somatik lebih sering terjadi.

Salah satu masalah kesehatan lansia adalah gangguan jiwa. Gangguan kesehatan mental yang umum terjadi saat ini antara lain depresi, gangguan kognitif, fobia, dan gangguan penggunaan alkohol. Gangguan kesehatan jiwa pada lansia dapat memberikan dampak yang signifikan bagi lansia, diantaranya mempengaruhi kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari, mempengaruhi kemandirian dan kualitas hidup pada lansia. 

Depresi lebih sering terjadi pada orang tua daripada populasi umum. Depresi pada pasien berusia di atas 60 tahun sering disertai dengan gejala nonspesifik atau atipikal. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mengenalinya, sehingga terlambat untuk mengobati depresi tersebut. Selain itu, pasien dan dokter seringkali tidak mengenali depresi pada lansia karena gejalanya seringkali muncul bersamaan dengan gangguan lain, sehingga gejala somatik lebih kuat daripada gejala depresi.

Faktor psikososial dapat meliputi stress kehidupan seperti: kesedihan, masalah finansial, kesepian, dan lain- lain. Faktor biologis atau genetik dapat meliputi: jenis kelamin perempuan, defisiensi folat dan vitamin B12, dan penyakit kronis.Karakteristik personal antara lain: sifat ketergantungan, pesimis, dan rendah diri.Sedangkan faktor medikasi dapat meliputi penggunaan obat-obatan anxiolytics, tranquilizers, anti inflamasi, dan sebagainya.Selain itu status sosioekonomi yang rendah, latar belakang pendidikan yang rendah, status pernikahan, merupakan beberapa faktor sosiodemografi yang turut berperan dalam terjadinya depresi. 

Masalah depresi pada lansia sering dikaitkan dengan masalah psikososial yang dialami lansia. Pada usia ini, fungsi tubuh manusia semakin memburuk akibat penuaan lansia. Penuaan pada lansia dapat mengganggu seluruh fungsi tubuh lansia, sehingga pada umumnya lansia mengalami masalah yang berhubungan dengan penurunan fungsi fisik dan mental. Selain masalah fisik, masalah psikologis juga menjadi bagian penting dari kesehatan lansia, misalnya dukungan keluarga.

Lansia tanpa dukungan keluarga mengetahuinya depresi karena merasa tidak ada anggota keluarga yang peduli padanya. Selain itu, tingkat kemandirian lansia dan kualitas tidur juga berperan penting dalam kesehatan mental lansia. Faktor sistem dukungan keluarga merupakan faktor yang dapat menentukan tingkat stres psikososial lansia, dimana semakin tinggi sistem dukungan keluarga maka semakin rendah stres psikososial yang dialami lansia. Hasil ini juga menunjukkan bahwa perasaan ditinggalkan dapat meningkatkan beban psikososial lansia yang merasa ditinggalkan oleh keluarganya akibat ditempatkan di panti jompo. 

Depresi termasuk mis. faktor biologis, faktor fisik, faktor psikologis dan juga faktor sosial. Faktor sosial yang menyebabkan depresi pada usia lanjut adalah isolasi sosial, kehilangan kerabat dekat, absen dari pekerjaan karena aktivitas sehari-hari dan hilangnya pendapatan. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi timbulnya depresi antara lain kurangnya dukungan sosial, dukungan keluarga, lingkungan, dan akses masyarakat lansia. (Ibrahim 2011).

Depresi pada usia tua lebih sulit dikenali karena penyakit fisik sering membingungkan gambaran depresi yaitu kelelahan dan penurunan berat badan, usia sering menutupi kesedihan dengan aktivitas yang meningkat, dan masalah sosial seringkali membuat depresi menjadi lebih kompleks. Apalagi depresi di usia tua bisa memanifestasikan dirinya dalam bentuk keluhan fisik seperti insomnia, kelemahan umum, kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan dan sakit kepala. (Nyoto 2014)

REFERENSI
Amalia, A. D. 2013.Kesepian dan Isolasi Sosial Yang Dialami Lanjut Usia: Tinjauan dari Sosio Psikologis Usia Lanjut Di Indonesia. Informasi Vol 18, No. 02, tahun 2013
Anton, B, Nursalim, Rauf, S.P. 2014.Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Depresi Pada Lansia Di Panti Sosial Theodore Makassar
Kristyaningsih, D. 2011. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi Pada Lansia. Jurnal Keperawatan -- Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 -- Desember 2011
Njoto, E. N. 2014. Mengenali Depresi pada Usia Lanjut Penggunaan Geriatric Depression Scale (GDS) untuk Menunjang Diagnosis. Dokter umum di RS Jiwa Menur, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia . CDK-217/ vol. 41 no. 6, th. 2014
Ibrahim, A. S. (2011). Gangguan Alam Perasaan. Tangerang: Jelajah Nusa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun