Mohon tunggu...
Dunia Tanpa Suara
Dunia Tanpa Suara Mohon Tunggu... Lainnya - Non Government Organisation

Kelompok Praktikum Kelembagaan di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Rungu Wicara Pasuruan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fakta Penting Tentang Penyandang Disabilitas Rungu Wicara di Indonesia

11 September 2024   19:00 Diperbarui: 11 September 2024   19:05 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit : Dunia Tanpa Suara https://www.canva.com/p/caldwelljonesreynaldo/

Malang, 11 September 2024 --- Penyandang disabilitas rungu wicara di Indonesia merupakan kelompok yang sering kali menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Meski telah banyak upaya untuk meningkatkan inklusi dan aksesibilitas, masih banyak aspek yang perlu perhatian lebih lanjut. Berikut adalah beberapa fakta penting terkait penyandang disabilitas rungu wicara di Indonesia:

  1. Prevalensi dan Statistik
    Menurut data dari Kementerian Sosial Republik Indonesia, sekitar 1% dari total populasi Indonesia mengalami gangguan pendengaran. Dari angka tersebut, diperkirakan ada lebih dari 2 juta orang yang mengalami disabilitas rungu wicara, baik yang memiliki gangguan pendengaran sebagian maupun total.

  2. Akses Pendidikan
    Pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas rungu wicara masih menjadi tantangan besar. Meskipun ada sejumlah sekolah khusus dan program inklusi, banyak anak dengan gangguan pendengaran yang kesulitan mengakses pendidikan berkualitas. Kurangnya guru yang terlatih dalam bahasa isyarat dan keterbatasan fasilitas menjadi masalah utama.

  3. Bahasa Isyarat
    Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) adalah bahasa yang digunakan oleh komunitas penyandang disabilitas rungu wicara di Indonesia. Namun, penggunaannya masih belum sepenuhnya dipahami di masyarakat umum. Promosi dan pendidikan tentang bahasa isyarat menjadi kunci untuk meningkatkan komunikasi dan inklusi sosial.

  4. Keterbatasan dalam Dunia Kerja
    Penyandang disabilitas rungu wicara sering kali menghadapi hambatan dalam memasuki pasar kerja. Diskriminasi dan kurangnya pemahaman tentang kemampuan mereka di tempat kerja sering menjadi penghalang. Program pelatihan keterampilan dan peningkatan kesadaran di kalangan pengusaha diharapkan dapat membantu mengurangi kesenjangan ini.

  5. Dukungan Teknologi
    Teknologi assistive, seperti alat bantu dengar dan aplikasi penterjemah bahasa isyarat, telah membantu banyak penyandang disabilitas rungu wicara dalam berkomunikasi. Namun, akses terhadap teknologi ini masih terbatas, terutama di daerah-daerah terpencil. Pemerintah dan lembaga swasta diharapkan dapat meningkatkan distribusi dan dukungan untuk teknologi ini.

  6. Advokasi dan Kesadaran Publik
    Organisasi-organisasi non-pemerintah (NGO) dan kelompok advokasi terus bekerja untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai hak-hak penyandang disabilitas rungu wicara. Kampanye dan pelatihan untuk meningkatkan empati dan pemahaman di kalangan masyarakat umum sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.

Meskipun tantangan masih ada, berbagai inisiatif dan kemajuan telah dibuat untuk mendukung penyandang disabilitas rungu wicara di Indonesia. Dengan terus bekerja sama dan meningkatkan kesadaran, diharapkan kesetaraan dan aksesibilitas bagi semua individu dapat terwujud secara lebih optimal.

Temukan lebih banyak informasi tentang teman tuna rungu wicara di :

Instagram : https://www.instagram.com/duniatanpasuara_
Tiktok : https://www.tiktok.com/@duniatanpasuara_

Untuk informasi kerjasama teman-teman dapat menghubungi email kami di
praktikum10.rsbrwpasuruan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun