"Bahasa isyarat adalah anugerah paling mulia yang Tuhan berikan kepada para tuna rungu" (George Veditz)
Bahasa isyarat merupakan sistem komunikasi yang menggunakan gerakan tangan, wajah, dan tubuh dalam menyampaikan pesan. Bahasa isyarat juga dikenal sebagai alat komunikasi utama yang digunakan 0leh teman-teman tuna rungu wicara. Hal itu juga yang menjadikan ciri khas utama dari bahasa isyarat dimana ia merupakan identitas budaya dari teman-teman tuna rungu wicara.Â
Seperti budaya bahasa pada umumnya, setiap negara juga memiliki bahasa isyaratnya masing-masing seperti Amerika dengan amerika sign language (ASL) atau British Sign Language (BSL) yang dimiliki oleh inggris. Begitupun dengan indonesia yang memiliki bahasa isyaratnya sendiri yaitu Bahasa Isyarat Indonesia yang dikenal dengan BISINDO dan Sistem bahasa isyarat indonesia atau SIBI. Keduanya ialah bahasa isyarat yang diterapkan di Indonesia sebagai sistem komunikasi yang digunakan oleh teman-teman tuna rungu wicara.Â
Tapi tahukah kalian kalau sebenarnya Bisindo dan Sibi memiliki perbedaan? kira-kira apa sih yang membedakan keduanya? Mari mengenali perbedaannya bersama kami!
Latar BelakangÂ
Bisindo pertama kali diperkenalkan oleh Rochmad Widjaja pada tahun 1954, Rochmad Widjaja merupakan seorang pendidik yang memiliki kepedulian kepada penyandang disabilitas tuna rungu. Dalam proses pengimplementasiannya BISINDO banyak mengambil referensi dari ASL dan BSL karena pada masa itu bahasa isyarat yang ada di luar negeri sudah jauh lebih berkembang dibandingkan diindonesia. Selain itu adaptasi dari BISINDO juga banyak mengembangkan gestur dalam komunikasi yang dilakukan oleh teman-teman tuli pada masa itu.Â
Sedangkan SIBI pertama kali diperkenalkan pada tahun 1974 lebih tepatnya 20 tahun setelah BISINDO oleh Suhardi, sama dengan Rochmad Widjaja, Suhardi juga merupakan seorang pendidik yang memiliki visi untuk mengembangkan sistem komunikasi yang lebih sistematis dan lebih terstruktur. Dalam adaptasinya SIBI mengadaptasi dari bahasa isyarat Internasional.Â
SistemÂ
Bisindo menggunakan sistem Fingerspelling (membentuk huruf dengan jari) dan Signs (isyarat) yang lebih sederhana, sementara SIBI menggunakan sistem Fingerspelling yang lebih kompleks dan Signs yang lebih mirip dengan bahasa isyarat internasional.Â
PenggunaÂ
Bisindo lebih banyak digunakan oleh masyarakat indonesia secara umum, sedangkan SIBI digunakan lebih sering digunakan oleh komunitas-komunitas ataupun sekolah luar biasa pada saat proses pembelajaran. Dan itulah salah satu faktor yang menyebabkan SIBI lebih dikenal sebagai bahasa formal dan BISINDO dikenal sebagai bahasa gaul.Â
Secara umum bahasa isyarat BISINDO lebih mudah dipelajari karena gesturnya yang hampir mirip dengan body language pada umumnya sedangkan SIBI karena lebih kompleks dan diadaptasi dari bahasa isyarat internasional.Â
Perlu diingat bahwa kedua sistem komunikasi ini memiliki peran penting bagi teman-teman tuli. Faktor pemilihan dalam penggunaan bahasa isyarat tersebut seringkali dipengaruhi geografis, preferensi pribadi, dan kebutuhan komunikasi.Â
Itulah beberapa perbedaan yang bisa kalian ketahui terkait bahasa isyarat BISINDO dan SIBI, semoga dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi teman-teman semua!
Temukan lebih banyak informasi tentang teman tuna rungu wicara di :
Instagram : https://www.instagram.com/duniatanpasuara_
Tiktok : https://www.tiktok.com/@duniatanpasuara_
Untuk informasi kerjasama teman-teman dapat menghubungi email kami
praktikum10.rsbrwpasuruan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H