Gegap gempita persoalan Sunni dan Syiah tak pernah berujung kepada Nabi Muhammad itu sendiri. Saya tak paham kenapa mereka yang kolot dengan salah satu paham tersebut tak pernah bertanya, “Nabi Muhammad itu sunni atau syiah?”
Pasalnya sederhana saja. Sebab, perkara tersebut memang berakar dari konflik yang terjadi selepas Nabi menghembuskan nafas terakhir. Bukankah biasa ketika seorang pemimpin mangkat, para pewarisnya ribut? Tetapi kita tentunya takjub ketika mereka yang meributkan persoalan ini sudah membawa kavling surga seolah dirinya adalah hakim dunia akhirat! Apalagi yang meributkannya hidup setelah berabad-abad kemudian. Padahal, sumber islam yang dijaga Allah hanyalah Quran. Entah bid’ah, entah cacat logika.
Hal yang tentunya amat sangat menggelikan. Bagaimana sesuatu yang bukan ajaran nabi dan bukan persoalan yang diselesaikan nabi dipersoalkan dengan demikian arogan. Bagaimana hal tersebut melahirkan anak pertama berupa pengkafiran, anak kedua berupa pemfitnahan, dan anak ketiga berupa perang darah?
Apa yang terjadi dan kenapa umat islam demikian mudah diadu domba?
Harusnya agen-agen kebencian ini malu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H