Selain Debt to Equity Ratio, ada rasio yang cukup penting dan efektif untuk menganalisa tingkat utang perusahaan. Rasio tesebut adalah Interest Coverage Ratio (ICR) dengan rumus sebagai berikut:
ICR = EBIT (Laba sebelum bunga dan pajak) / Beban Bunga
Dari rumus ini, kita bisa tahu bahwa ICR menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar bunganya. Laba yang digunakan adalah laba sebelum bunga dan pajak, yang bisa didapat dengan cara:
EBIT = Laba Bersih + Beban Pajak + Beban Bunga
Laba yang digunakan adalah laba sebelum bunga dan pajak karena untuk laba bersih sudah terpotong dengan bunga, sehingga kalau kita menggunakan laba bersih untuk menghitung ICR maka kurang pas karena efek dari bunga akan "terasa" dua kali.Â
Sementara itu untuk beban pajak juga dikeluarkan karena beban pajak dan berubah sesuai dengan besaran bunga. Nah dari rumus di atas, kita dapat menyimpulkan semakin tinggi ICR maka akan semakin baik. Logikanya sangat sederhana, bila suatu perusahaan memperoleh EBIT kurang dari bunganya (ICR < 1), maka perusahaan tersebut akan rugi karena membayar bunga.
Sementara itu, bila ICR rendah (kurang dari 2), maka juga kurang bagus karena laba perusahaan banyak keluar untuk membayar bunga dan pajak, sehingga yang tersisa bagi pemegang saham hanya tersisa sedikit. Sekarang coba anda bayangkan bila ada usaha dengan EBIT 600 miliar dan bunga 400 miliar. Berarti dari hasil kerja manajemen dan aktivitas perusahaan yang menghasilkan 600 miliar, 400 miliar di antaranya tersalurkan ke kreditur perusahaan.Â
Padahal manajemen dan perusahaan sudah bekerja keras tapi sebagian besar dari hasil yang didapat justru mengalir ke kreditor. Nah perusahaan dengan ICR yang rendah seperti ini tentu harus memperhatikan pengelolaan utang mereka. Karena dengan ICR kurang dari 2, adanya sedikit fluktuasi di laba kotor bisa membuat laba perusahaan menjadi tipis atau malah rugi.
Contoh Penghitungan
Agar lebih mudah dalam memahami, mari kita coba lihat dengan ilustrasi berikut
Dari contoh di atas, kita bisa menghitung EBIT dengan cara menambahkan laba bersih sebesar 360 miliar dengan beban pajak (140 miliar) dan beban bunga dan keuangan (331 miliar) sehingga didapat angka 831 miliar. Sementara beban bunga dan keuangannya sebesar 331 miliar sehingga ICR perusahaan adalah 2,5 kali.
Dengan ICR 2,5 kali tersebut, laba bersih yang pada akhirnya dapat dibagi ke pemegang saham hanya sedikit lebih besar dibanding beban bunga ke kreditor. Tentu saja sebagai pemegang saham yang menanggung risiko dalam bisnis, maka idealnya tentu laba yang diterima harus jauh lebih besar dibanding bagian yang tersalur ke kreditur.
ICR dengan Operating Profit
Nah sekarang anda sudah cukup paham bagaimana menghitung ICR. Secara umum, ICR dihitung dengan rumus EBIT. Namun sebagai tambahan, anda juga dapat menggunakan Operating Profit/Laba Operasional dan bukan EBIT untuk menghitung ICR.
Apa bedanya Laba Operasi dan EBIT? Sebenarnya hampir sama, karena di laba operasi juga belum dikurangkan dengan bunga dan pajak. Namun bedanya, laba operasi hanya memperhiungkan laba dan beban dari aktivitas operasional. Jadi pendapatan dan beban lain atau yang bersifat sementara (Non recurring), tidak diperhitungkan.
Cara menghitung Laba Operasi adalah dengan mengurangkan laba kotor dengan biaya umum, penjualan, dan administrasi.Â
Tentu saja anda tetap dapat menggunakan EBIT untuk menghitung ICR, namun bila ada pendapatan non recurring yang cukup besar, maka ada baiknya anda menggunakan laba operasional agar lebih konservatif dan mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai ICR perusahaan.
Kesimpulan
Bila DER menggambarkan berapa banyak utang perusahaan, maka ICR menggambarkan efek bunga tersebut terhadap laba perusahaan. Perusahaan dengan DER yang agak tinggi misal 0,8 namun ICR juga tinggi misalnya di kisaran 6-8, maka mungkin masih bisa diterima.Â
Sementara kalau ada perusahaan dengan DER 0,5 saja sudah membuat ICR nya berada di kisaran 3, maka harus memperhitungkan dengan matang penambahan utang perusahaan. Adanya penambahan utang harus diperhtiungkan manfaat dan biayanya, dan baru dapat diambil bila manfaatnya lebih besar. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI